Setelah FD-2000, versi ekspor dari sistem rudal pertahanan udara HQ-9 China mengalahkan minat terhadap sistem rudal pertahanan udara Patriot (AS) dan S-300 (Rusia), Thailand kemungkinan akan menjadi pasar senjata berikutnya untuk sistem rudal dan persenjataan lainnya dari China, Duowei News yang berbasis di AS melaporkan.
Saat Pameran Pertahanan dan Keamanan 2013 yang berlangsung di IMPACT Exhibition and Convention Center di Bangkok mulai 4 November hingga Kamis, kepada Angkatan Darat Thailand, China menampilkan sistem rudal pertahanan udara FD-2000 dan sistem-sistem senjata canggih lainnya seperti Sistem Pertahanan Udara jarak pendek FL-3000N dan FK-1000 (pendek-menengah) yang dirancang oleh China Precision Machinery Import-Export Corporation yang berbasis di Beijing.
Seorang sumber dari China Precision Machinery Import-Export Corporation mengatakan kepada Duowei News bahwa Thailand tidak hanya tertarik untuk membeli FD-2000 China, namun juga tertarik untuk membeli FL-3000N untuk Angkatan Lautnya, yang merupakan versi ekspor dari sistem pertahanan udara HQ-10 China (kloning dari sistem pertahanan udara S-300PMU Rusia) yang dirancang untuk mendeteksi, melacak, dan menghancurkan rudal balistik, rudal jelajah, dan pesawat (terbang rendah) yang masuk.
Saat ini, FL-3000N dilengkapkan Angkatan Laut China pada kapal induk pertamanya Liaoning dan Frigat Kawal Rudal Tipe 056. Jika FL-3000N berhasil diekspor China ke Thailand, artinya jangkauan serangan Angkatan Laut Thailand akan menjadi 150 kilometer.
Selain menawarkan sistem rudal untuk Angkatan Laut dan Angkatan Darat Thailand, China melalui Poly Technologies juga menawarkan Kendaraan Lapis Baja Angkut Personel CS-VP3.
Perwakilan dari Poly Technologies mengatakan kepada Duowei News bahwa kendaraan lapis baja angkut personel sangat penting bagi Angkatan Darat Thailand untuk operasi anti-teroris di wilayah Patani di Thailand Selatan. Sejak diproduksi tahun 2012, CS-VP3 telah memenangkan dua kontrak dari dua negara Afrika. China juga telah sepakat untuk bersama-sama mengembangkan MLRS DTI-1 untuk Angkatan Darat Thailand yang berdasarkan MLRS WS-1.
Terlepas kenyataan bahwa Turki mungkin akan terhalang oleh Amerika Serikat untuk membeli sistem rudal pertahanan udara FD-2000 China, Duowei News menyatakan bahwa kepercayaan negara-negara berkembang terhadap sistem senjata China telah meningkat.
Thailand sendiri telah menjadi salah satu pengguna senjata China melalui pembelian empat kapal frigat kawal rudal Tipe 053HT pada tahun 1988. Dan sekarang, Thailand memiliki potensi untuk menjadi pasar luar negeri senjata China setelah Pakistan.
Saat Pameran Pertahanan dan Keamanan 2013 yang berlangsung di IMPACT Exhibition and Convention Center di Bangkok mulai 4 November hingga Kamis, kepada Angkatan Darat Thailand, China menampilkan sistem rudal pertahanan udara FD-2000 dan sistem-sistem senjata canggih lainnya seperti Sistem Pertahanan Udara jarak pendek FL-3000N dan FK-1000 (pendek-menengah) yang dirancang oleh China Precision Machinery Import-Export Corporation yang berbasis di Beijing.
Seorang sumber dari China Precision Machinery Import-Export Corporation mengatakan kepada Duowei News bahwa Thailand tidak hanya tertarik untuk membeli FD-2000 China, namun juga tertarik untuk membeli FL-3000N untuk Angkatan Lautnya, yang merupakan versi ekspor dari sistem pertahanan udara HQ-10 China (kloning dari sistem pertahanan udara S-300PMU Rusia) yang dirancang untuk mendeteksi, melacak, dan menghancurkan rudal balistik, rudal jelajah, dan pesawat (terbang rendah) yang masuk.
Saat ini, FL-3000N dilengkapkan Angkatan Laut China pada kapal induk pertamanya Liaoning dan Frigat Kawal Rudal Tipe 056. Jika FL-3000N berhasil diekspor China ke Thailand, artinya jangkauan serangan Angkatan Laut Thailand akan menjadi 150 kilometer.
Selain menawarkan sistem rudal untuk Angkatan Laut dan Angkatan Darat Thailand, China melalui Poly Technologies juga menawarkan Kendaraan Lapis Baja Angkut Personel CS-VP3.
Perwakilan dari Poly Technologies mengatakan kepada Duowei News bahwa kendaraan lapis baja angkut personel sangat penting bagi Angkatan Darat Thailand untuk operasi anti-teroris di wilayah Patani di Thailand Selatan. Sejak diproduksi tahun 2012, CS-VP3 telah memenangkan dua kontrak dari dua negara Afrika. China juga telah sepakat untuk bersama-sama mengembangkan MLRS DTI-1 untuk Angkatan Darat Thailand yang berdasarkan MLRS WS-1.
Terlepas kenyataan bahwa Turki mungkin akan terhalang oleh Amerika Serikat untuk membeli sistem rudal pertahanan udara FD-2000 China, Duowei News menyatakan bahwa kepercayaan negara-negara berkembang terhadap sistem senjata China telah meningkat.
Thailand sendiri telah menjadi salah satu pengguna senjata China melalui pembelian empat kapal frigat kawal rudal Tipe 053HT pada tahun 1988. Dan sekarang, Thailand memiliki potensi untuk menjadi pasar luar negeri senjata China setelah Pakistan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar