wartaperang - Permasalahan yang berada di dalam angkatan Udara AS khususnya yang menangani rudal nuklir tenyata lebih dalam dan lebar dibanding yang disampaikan secara resmi.
Dalam sebuah dokumen yang tidak dipublikasikan untuk umum dan dimiliki oleh kantor berita AP diketahui bila "burnout" - istilah untuk kondisi yang dialami oleh petugas-petugas ini telah dialami oleh mereka, padahal mereka bertugas untuk mengontrol peluncuran 450 rudal nuklir. Juga terbukti adanya tingkah laku yang menyimpang seperti kekerasan seksual maupun kekerasan lokal yang dilakukan secara umum oleh mereka.
Dalam studi yang diberikan kepada AP, diketahui bila rating hukuman untuk petugas rudal nuklir untuk tahun 2011-2012 dua kali lipat lebih tinggi dari petugas Angkatan Udara biasa. Juga hukuman administrasi seperti surat peringatan terhadap pelanggaran hukum dan penyimpangan lainnya juga tinggi pada tahun-tahun itu.
Indikator terbaru ini menunjukkan sebuah gambaran yang kurang baik di dalam kekuatan ICBM (Rudal Antar Benua Red.), sebuah departmen dari Angkatan Udara yang merupakan warisan kebanggaan namun tidak mempunyai kepastian di masa depan.
Ketika dilakukan penilaian terhadap para petugas dengan perjanjian terjaganya kerahasiaan terhadap jati diri mereka, mereka diberi pilihan skala 1-7 untuk mewakili perasaan "tidak pernah" dan "selalu" atas beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan perasaan mereka di tempat kerja. Pertanyaan itu meliputi pengalaman-pengalaman seperti kelelahan, tidak adanya harapan atau hopelessness, atau perasaan seperti terpenjara. Dan ternyata rata-rata penilaian itu ada pada level 4.4, dimana nilai diatas 4 adalah termasuk dalam range "burnout".
Para petugas sudah masa bodoh dengan tugas yang ada, yang penting bagi mereka adalah mereka jangan sampai kena masalah.
Pada masa kini, petugas ICBM telah berkurang separuhnya dibanding ketika perang dingin. Namun dengan kondisi terkini ancaman nuklir sepertinya bukan lagi tantangan bagi keamanan AS dibandingkan dengan ancaman di masa kini yaitu teroris dan cyberwar. Belum lagi publik lebih memperhatikan drone sebagai senjata abad 21.
Menurut salah seorang petugas yang telah bertugas selama 4 tahun bernama Andrew Neal, moral mereka sekarang dalam kondisi paling rendah. "Kami mengetahui betapa pentingnya kami, tapi pada saat bersamaan kami pikir misi ini tidak terlalu kritis", demikian katanya sambil menambahkan bila perang nuklir adalah tidak ada. "Jadi kami ini terus latihan untuk perang nuklir secara all-out, tapi kita tau itu tidak akan pernah terjadi".
Setiap jam dan setiap hari, 90 petugas peluncuran bertugas di dalam kantor komando bawah tanah yang mengontrol rudal Minuteman 3. di dalam setiap kapsul ada 2 petugas yang bertanggung jawab atas 10 rudal dimana masing-masing rudal berada di dalam silonya masing-masing dan dipersenjatai dengan satu atau lebih kepala nuklir yagn siap meluncur dalam hitungan menit.
Mereka menunggu sebuah perintah peluncuran dari presiden yang tidak pernah datang selama 50 tahun sejarah ICBM AS. Tugas ini sangat melelahkan dengan durasi jam kerja yang panjang dan kesempatan terbatas untuk peningkatan karir. Belum lagi dengan lokasi hidup yang terpencil di bagian utara AS.
sumber: alarabiya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar