Pemburuan negara untuk menerima tanahnya menjadi tempat memusnahkan senjata kimia Suriah masih berlanjut setelah Belgia akhirnya menyatakan penolakannya atas permintaan ini.
Rencana dunia Internasional untuk memusnahkan senjata kimia Suriah mengalami jalan buntu setelah tidak ada negara yang setuju agar tanahnya dipakai untuk memusnahkan senjata kimia ini. Albania, Norwegia, Belgia dan Prancis telah didekati namun ke-empat negara ini ternyata menyatakan penolakannya.
Pieter De Crem, Menhan Belgia menyatakan bila negaranya telah dicoba untuk dihubungi sehubungan dengan pengalaman negara ini dalam memusnahkan senjata kimia pada saat perang dunia pertama.
Seorang konsultan yang menangani perlucutan senjata kimia - Ralph Trapp - menyatakan saat ini tinggal sedikit negara kandidat yang saat ini bisa untuk melaksanakan pemusnahan senjata kimia ini yang totalnya sebanyak 1.300 ton.
"Banyak negara terbiasa untuk memusnahkan senjata kimia tipe lama, namun memusnahkan gas syaraf jenis baru seperti sarin memerlukan proses yang berbeda", demikian katanya.
Amerika dan Rusia dapat melakukan pekerjaan tersebut, namun hukum AS melarang untuk mengimport senjata kimia untuk pemusnah massal. Sedangkan Rusia mengatakan bila fasilitas yang dimiliki mereka saat ini sedang penuh untuk melakukan pemusnahan senjata kimia milik mereka sendiri.
Menurut Trapp kemungkinan besar akhirnya Rusia sendiri yang akan melakukannya karena negara inilah yang menjadi sekutu terdekat Suriah. Norwegia sendiri telah menyatakan kesediaan mereka untuk mengangkut senjata kimia tersebut menuju tempat yang belum diketahui.
Badan yang melarang penggunaan senjata kimia (OPCW) telah menyetujui sebuah rencana ambisius mengenai pemusnahan senjata massal Suriah. Tanggal 31 Desember semua senjata kimia itu diberi batas waktu untuk segera meninggalkan Suriah, dan semua senjata telah selesai dimusnahkan pada tanggal 30 Juni.
sumber: telegraph
Tidak ada komentar:
Posting Komentar