Senin, 18 November 2013

Riyadh Membantah Klaim Latihan Perang Bersama Israel

Arab Saudi pada hari Senin membantah laporan oleh surat kabar Inggris bahwa mereka sedang menyusun contingency plan dengan Israel untuk serangan potensial terhadap fasilitas nuklir Iran.

"Sebuah sumber resmi di Kementerian Luar Negeri membantah artikel dari Sunday Times, serta, keberadaan hubungan apapun dengan Israel di tingkat manapun," lapor kantor berita resmi Saudi.

The Sunday Times melaporkan bahwa Riyadh telah setuju untuk mengizinkan Israel untuk menggunakan wilayah udaranya ketika menyerang Iran, termasuk kedua negara bekerja sama atas penggunaan helikopter penyelamat, tanker dan drone.

Surat kabar itu juga mengutip sumber diplomatik anonim yang mengatakan bahwa "orang-orang Saudi sedang marah dan bersedia untuk memberikan Israel semua bantuan yang dibutuhkan."

Baik Arab Saudi dan Israel telah menyatakan kebencian mereka terhadap enam kekuatan dunia yang sedang berusaha meringankan sanksi ekonomi terhadap Iran jika republik Islam tersebut menunda program nuklirnya.

Iran dan kelompok P5 +1 negara memulai babak baru pembicaraan di Jenewa pada Rabu, setelah kedua belah pihak gagal mencapai kesepakatan di tingkat tinggi dalam sebuah negosiasi maraton awal bulan ini.

Seperti Arab Saudi dan Israel, Perancis mengatakan tidak akan mentolerir proliferasi nuklir.

Selama kunjungan Presiden Prancis Francois Hollande ke Israel pada hari Minggu, pemimpin Prancis berjanji untuk menjaga sikap garis keras negaranya dalam pembicaraan nuklir mendatang.

Hollande menyatakan empat tuntutan yang harus ada di dalam kesepakatan dengan Iran untuk berhasil mengekang program nuklirnya.

Namun, Presiden Iran Hassan Rouhani pada Senin memperingatkan terhadap "tuntutan yang berlebihan" oleh kekuatan dunia pada pembicaraan nuklir.

"Pada perundingan Jenewa baru-baru ini berhasil dicapai kemajuan yang baik, tapi semua orang harus menyadari tuntutan yang berlebihan bisa menyulitkan proses menuju kesepakatan yang saling menguntungkan," demikian menurut Rowhani kepada Presiden Rusia Vladimir Putin sesuai kantor berita Dolat dari Iran.

Dia "berterima kasih kepada Rusia untuk posisi di Jenewa" dan menekankan bahwa program nuklir Iran adalah "untuk tujuan damai dan di bawah kontrol" dari badan atom PBB.

sumber: alarabiya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar