Tampilkan postingan dengan label Saudi Arabia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Saudi Arabia. Tampilkan semua postingan

Kamis, 21 November 2013

Kedubes Saudi Serukan Warganya Meninggalkan Lebanon

Kedutaan Arab Saudi di Beirut telah meminta warga untuk meninggalkan Lebanon karena situasi berbahaya, demikian pernyataan itu dikeluarkan pada hari Kamis, setelah beberapa media mengaitkan ledakan itu dengan kerajaan.

"Kedutaan besar Saudi mengirim pesan teks ke warga di Lebanon menasihati mereka untuk meninggalkan Lebanon, mengingat situasi berbahaya dan kepedulian atas keamanan mereka", demikian menurut duta besar, Awad Assiri, kepada AFP.

Peringatan itu datang dua hari setelah serangan bom bunuh diri kembar menewaskan 24 orang di Beirut dekat kedutaan Iran yang merupakan rival Saudi di kawasan. Kedutaan Iran sendiri terletak di benteng pertahanan Hizbullah yang merupakan sekutu Iran.

Pesan teks yang dikirim ke Saudi di Lebanon berbunyi: "Mengingat situasi keamanan saat ini dan kampanye di media, kedutaan menyarankan warga untuk kembali ke rumah, dan menyarankan hati-hati."

Serangan Selasa di luar kedutaan Iran diikuti dengan kampanye menyengat di beberapa media pro - Hizbullah melawan Arab Saudi, menuduh kerajaan monarki daerah Teluk ini berada di balik ledakan.

"Arab Saudi : kerugian di Suriah dan bunuh diri di Lebanon", demikian headline pada sebuah harian pro Hizbullah al- Akhbar pada hari Rabu.

Pada hari Kamis, al- Akhbar mengatakan Lebanon telah "memasuki era bom bunuh diri," dan menambahkan bahwa para penyerang telah mengarah kepada "takfiri ( ekstrimis Sunni ) yang disponsori oleh kerajaan Saudi dengan jutaan dolar."

Dua puluh lima orang tewas dan hampir 150 orang terluka dalam serangan Selasa terhadap kedubes Iran  yang mendukung Hizbullah dan tulang punggung Presiden Suriah Bashar al - Assad.

Arab Saudi mendukung perjuangan pemberontak untuk menggulingkan Assad.
sumber: alarabiya

Selasa, 19 November 2013

Ulama Saudi Pindah ke Suriah

wartaperang - Pada saat banyak dari donatur dari negara-negara teluk mengirimkan dana kepada pemberontak Suriah dari tahun 2011-2012, namun ada saja tokoh yang baru bergerak pada beberapa waktu terakhir. Salah satunya adalah seorang syekh yang ada dalam artikel besutan Ben Hubbard yang merinci peran Kuwait sebagai pemberi dana dari seluruh teluk. Syekh tersebut adalahw arga Saudi bernama Abdullah bin Muhammed al-Mohisni.

Meskipun pemerintah Saudi telah mencegah sumbangan secara pribadi secara terbuka dikirimkan kepada pemberontak Suriah pada tahun 2012, proyek Mohisni dalam menghimpun dana terus bisa berjalan dikarenakan dua hal. Pertama, Mohisni secara langsung berhubungan dengan pendonor melalui telpon yang terletak di Kuwat dan Qatar dan mengarahkan bagaimana mereka bisa menerima instruksi cara pengiriman dana tersebut. Dan yang kedua adalah Mohisni pindah ke Suriah pada musim gugur tahun 2013 ini dimana para pemberi dana lain hanya pergi ke Suriah pada saat tertentu saja. Aksi inilah yang membuat profil dari Mohisni terangkat. Seorang ulama ternama seperti Suleiman al-Alwan pun secara terbuka memuji Mohisni karena meninggalkan harta dan posisinya sebagai imam dari masjid yang dimiliki oleh bapaknya di Mekah untuk mendukung perjuangan di Suriah.

Mohisni yang pamannya meninggal di Deir Ezzor pada pertempuran di bulan April 2013 bersama pasukan Jabhat al-Nusra sangat terbuka untuk menunjukkan bila dia memberikan donasi terhadap kelompok yang terkait al-Qaeda. Syekh lainnya di daerah teluk juga memberikan donasi secara diam-diam kepada Al-Nusra dan ISIS, namun mereka akan menghindari pengambilan photo secara terbuka yang memperlihatkan mereka bersama kelompok-kelompok tersebut. Mohisni sepertinya tidak khawatir untuk memperlihatkan photo kedekatannya dengan beberapa pimpinan ISIS.

Seperti donatur lainnya, Mohisni juga terlibat dalam beberapa kegiatan kemanusiaan yang legal. Mohisni aktif mendukung Jamia Rahma, sebuah lembaga charity yang berada di Mafraq Yordania yang menyediakan layanan untuk pengungsi Suriah. Beberapa tokoh Salafi juga telah berpartisipasi di dalam lembaga Jamia Rahma termasuk Mohamed Arifi dan Nabil al-Auwadi. Mohisni menyanjung Jamia Rahma karena fokus dalam usaha untuk menasehati para pengungsi.

Kuwait dan Qatar tidak bersedia untuk memutus network aliran dana dari para donatur ke pejuang Suriah dimana Saudi justru sebaliknya berusaha memutus aliran dana dari Saudi ke Suriah tanpa melewati jalur yang digariskan Saudi. Para syekh di negara-negara teluk ini mempunyai pengaruh yang kuat terhadap pergerakan pemberontak di Suriah baik dengan mengirimkan dana maupun dengan pejuang-pejuang kepada kelompok-kelompok jihadist Suriah.

sumber: ZA

Senin, 18 November 2013

Riyadh Membantah Klaim Latihan Perang Bersama Israel

Arab Saudi pada hari Senin membantah laporan oleh surat kabar Inggris bahwa mereka sedang menyusun contingency plan dengan Israel untuk serangan potensial terhadap fasilitas nuklir Iran.

"Sebuah sumber resmi di Kementerian Luar Negeri membantah artikel dari Sunday Times, serta, keberadaan hubungan apapun dengan Israel di tingkat manapun," lapor kantor berita resmi Saudi.

The Sunday Times melaporkan bahwa Riyadh telah setuju untuk mengizinkan Israel untuk menggunakan wilayah udaranya ketika menyerang Iran, termasuk kedua negara bekerja sama atas penggunaan helikopter penyelamat, tanker dan drone.

Surat kabar itu juga mengutip sumber diplomatik anonim yang mengatakan bahwa "orang-orang Saudi sedang marah dan bersedia untuk memberikan Israel semua bantuan yang dibutuhkan."

Baik Arab Saudi dan Israel telah menyatakan kebencian mereka terhadap enam kekuatan dunia yang sedang berusaha meringankan sanksi ekonomi terhadap Iran jika republik Islam tersebut menunda program nuklirnya.

Iran dan kelompok P5 +1 negara memulai babak baru pembicaraan di Jenewa pada Rabu, setelah kedua belah pihak gagal mencapai kesepakatan di tingkat tinggi dalam sebuah negosiasi maraton awal bulan ini.

Seperti Arab Saudi dan Israel, Perancis mengatakan tidak akan mentolerir proliferasi nuklir.

Selama kunjungan Presiden Prancis Francois Hollande ke Israel pada hari Minggu, pemimpin Prancis berjanji untuk menjaga sikap garis keras negaranya dalam pembicaraan nuklir mendatang.

Hollande menyatakan empat tuntutan yang harus ada di dalam kesepakatan dengan Iran untuk berhasil mengekang program nuklirnya.

Namun, Presiden Iran Hassan Rouhani pada Senin memperingatkan terhadap "tuntutan yang berlebihan" oleh kekuatan dunia pada pembicaraan nuklir.

"Pada perundingan Jenewa baru-baru ini berhasil dicapai kemajuan yang baik, tapi semua orang harus menyadari tuntutan yang berlebihan bisa menyulitkan proses menuju kesepakatan yang saling menguntungkan," demikian menurut Rowhani kepada Presiden Rusia Vladimir Putin sesuai kantor berita Dolat dari Iran.

Dia "berterima kasih kepada Rusia untuk posisi di Jenewa" dan menekankan bahwa program nuklir Iran adalah "untuk tujuan damai dan di bawah kontrol" dari badan atom PBB.

sumber: alarabiya

Saudi Arabia dan Prancis Melakukan Latihan Militer Bersama

Saudi Arabia melanjutkan latihan militer yang dilakukan secara bersama-sama dengan Prancis yang telah dimulai pada hari Kamis lalu. Latihan ini menitik beratkan pada peperangan di pegunungan.

Latihan darat dan udara yang diawasi oleh Menhan Saudi Prince Salman bin Abdulaziz dilakukan oleh tentara darat kerajaan Saudi dan partnernya dari Prancis untuk melatih tentara mereka dalam latihan perang di wilayah pegunungan al-Sirwat di sebelah barat daya Saudi Arabiya.

Peperangan di daerah pegunungan terjal dianggap paling menantang karena melancarkan peperang di medan berbukit membutuhkan tingkat ketahanan fisik yang lebih tinggi dan memerlukan teknik tertentu.

Helikopter Black Hawk yang digunakan dalam latihan dipakai untuk melatih tentara mengevakuasi di medan yang berat dalam kasus darurat.

Maj. Gen. Prince Fahad bin Turki Abdulaziz al-Saud, Wakil Komandan Angkatan Darat, Komandan Unit Penerjun dan Pasukan Khusus mengatakan, "Pelatihan dengan Prancis telah terkonsentrasi direncanakan."

Dia menekankan bahwa "akan ada latihan lainnya dengan Yordania dan Amerika Serikat."

Sementara itu, perwira Prancis Christian Vadim memuji tentara Saudi untuk bakat mereka.

Dia mengatakan, "mereka berbakat dan tahu bagaimana menggunakan persenjataan mereka. Mereka juga sangat tertarik untuk belajar dari tentara Prancis."

Latihan mendatang akan mentransfer pelatihan Perancis - Arab dari pegunungan Shamrakh di Arab Saudi ke pegunungan Alpen Prancis, tentara Saudi akan tahu lebih banyak tentang daerah pegunungan lainnya, dan memberikan pengalaman kepada kedua belah pihak pada latihan peperangan tersebut.

sumber: alarabiya

Jumat, 15 November 2013

Pengamat Ahli: Sekitar 600 Pejuang Saudi Berada di Suriah

Diperkirakan sekitar 600 orang warga Saudi telah bergabung dengan kelompok yang berafiliasi dengan Al-Qaeda di Suriah berperang melawan rezim presiden Bashar al-Assad, demikian menurut seorang ahli dalam pergerakan Islam kepada al-Arabiya dalam sebuah program mingguan hari Jumat.

Faris bin Hizam mengatakan banyak warga Saudi yang bertempur ada dalam kelompok Islamic State of Iraq and Sham (ISIS) dan Al-Nusra Front.

Namun kelompok pejuang dari Saudi sangat kecil dibandingkan dengan pejuang-pejuang dari negara-negara asing lainnya yang berjuang di Suriah, demikian katanya.

Tidak seperti Afganistan dan Irak dimana al-Qaeda mempunyai pengaruh kuat disana, saat ini ada peningkatan kewaspadaan diantara warga Saudi tentang bahayanya bila berada di al-Qaeda dan kepercayaan yang meluas bila revolusi Suriah tidak memerlukan pejuang, namun memerlukan dukungan biaya.

Faris juga menambahkan bila pengamanan dari Saudi Arabia yang ketat telah berhasil mengekang Al-Qaeda, tidak seperti Libya dan Tunisia yang gagal untuk melakukannya setelah revolusi.

al-Nusra Front telah melakukan beberapa kali serangan mematikan terhadap rezim Suriah, termasuk diantaranya bom bunuh diri. Pengamat dari Saudi ini mengatakan bila tidak ada warga Saudi diantara 10 pemimpin utama di kelompok al-Qaeda Suriah. Mereka bergabung ke kelompok ini hanya untuk mengambil bagian di bom bunuh diri dan operasi sipil, demikian katanya.

Faris menyatakan bila al-Qaeda cenderung untuk memperbanyak jumlah anggota Saudi untuk kelompoknya di Suriah, Pakistan, Yaman dan Irak sebagai cara untuk mengundang lebih banyak sukarelawan dan bantuan finansial dari donaturnya.

sumber: alarabiya

Selasa, 12 November 2013

Saudi Arabia Memberikan Bantuan 300juta Dollar Untuk Pemerintahan Oposisi Suriah

Arab Saudi memutuskan untuk mendukung Pemerintah transisi dari Koalisi nasional dengan dana sebesar $ 300 Juta.

Tokoh-tokoh utama dari koalisi nasional Suriah telah memilih sembilan nominasi dari kursi pemerintahan sementara yang dipimpin oleh PM Ahmad Tomeh kemarin di Istanbul. Di antara mereka, Eyad Qudsi sebagai Wakil Perdana Menteri, dan Asaad Moustafa Pertahanan.

Dalam pembicaraannya kepada Skynews Arab, Khalid Nasser, anggota dalam koalisi nasional, mengatakan pemerintah yang baru diberikan janji dukungan dan dana oleh negara-negara sahabat.

Amhad Tomeh, PM Interim, mengomentari pemungutan suara itu dengan mengatakan,"Itu adalah hari sejarah Suriah".

Pemerintahan transisi dari oposisi Suriah memang terbentuk dari hasil think thank koalisi nasional, namun belum bisa diketahui dengan jelas mengingat koalisi nasional kurang mendapatkan dukungan dari pejuang-pejuang Islam radikal yang saat ini banyak menguasai wilayah Suriah.

sumber: ZA

Minggu, 10 November 2013

Putin Menelpon Raja Saudi Membicarakan Isu Regional dan Internasional

Raja Saudi Abdullah telah menerima sebuah panggilan telpon dari Presiden Russia Vladimir Putin untuk membicarakan isu regional dan internasional terkini, demikian Saudi Press Agency(SPA) melaporkan pada hari Minggu.

"Dalam pembicaraan lewat telpon tersebut, mereka mereview hugungan bilateral antara kedua negara sehubungan dengan perkembangan terakhir di kawasan regional dan internasional", demikian SPA melaporkan.

Sementara itu AFP juga mencuplik pernyataan dari Kremlin yang menyatakan bila kedua pemimpin telah menunjukkan saling ketertarikan untuk meneruskan kerjasama mereka dan menjaga komunikasi pada level-level tertentu yang bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan dunia.

Pada bulan Oktober Saudi Arabia telah menolak untuk duduk dalam dewan keamanan PBB. Riyadh memutuskan hal tersebut setelah Dewan Keamanan PBB dianggap tidak berhasil untuk menyelesaikan permasalahan Israel-Palestina, ketidak mampuan untuk mengatasi 32 bulan konflik Suriah dan membentuk kawasan bebas nuklir di wilayah Timur Tengah.

Kefrustasian Saudi Arabia terutama di tujukan kepada Rusia dan Cina dimana kebijakan mereka mendukung rezim Presiden Bashar al-Assad.

Riyadh mendukung pemberontak yang akan menumbangkan rezim Assad dan mencurigai bila Tehran sedang mengembangkan bom Atom.

sumber: alarabiya

Kamis, 07 November 2013

Pakistan Menolak, Penjualan Senjata Nuklir ke Saudi Arabia Tidak Berdasar

Kementrian Luar Negeri Pakistan pada hari Kamis menolak spekulasi dan laporan tak berdasar dari BBC yang menyatakan bila Islamabad telah setuju untuk menjual senjata nuklir kepada Saudi Arabia.

"Pakistan adalah negara bersenjata nuklir dengan komando dan kontrol struktur yang kuat dan kontrol ekspor yang komprehensif", demikian pernyataan resmi dari Pakistan kepada BBC.

BBC sebelumnya telah mencuplik seorang "tokoh senior dari pengambil keputusan NATO" yang mengatakan bila Pakistan telah memproduksi bom nuklir untuk Saudi Arabia dan siap untuk dikirim.

Klaim ini juga didukung oleh mantan pimpinan intelejen militer Israel Amos Yadlin yang mengatakan dalam sebuah konferensi di Swedia bulan lalu bahwa "Saudi tidak akan menunggu satu bulan. Mereka telah membayar untuk bom tersebut, mereka akan pergi ke Pakistan dan membawa apa yang perlu mereka bawa", demikian menurut BBC.

Gary Samore, mantan penasehat presiden Barrack Obama juga menyatakan bila Saudi Arabia kemungkinan besar telah mencapai sebuah kesepahaman dengan Pakistan untuk mendapatkan senjata nuklir bila diperlukan.

Kedutaan besar Saudi di London mengatakan kepada BBC bila kerajaan berkewajiban untuk mengikuti Non-Proliferation Treaty dan telah bekerja untuk mewujudkan sebuah timur tengah yang bebas nuklir.

Namun juga dikatakan "kegagalan untuk mewujudkan timur tengah yang bebas nuklir adalah salah satu alasan kenapa kerajaan Saudi Arabia menolak tawaran untuk duduk di kursi Dewan Keamanan PBB".

Selasa, 21 Mei 2013

Saudi Arabia Menangkap 10 Tersangka Jaringan Mata-mata Iran


Pemerintah Saudi telah menahan 10 tersangka lainnya dalam jaringan mata-mata Iran yang diduga dilakukan pada bulan Maret, seorang juru bicara Kementerian Dalam Negeri mengatakan pada hari Selasa.

"Penyelidikan awal yang dilakukan oleh otoritas menyebabkan penahanan 10 orang lain yang terlibat dalam kegiatan mata-mata", saluran televisi berita pemerintah Al-Ekhbariya melaporkan, mengutip Kementerian Dalam Negeri.

Para tersangka termasuk delapan warga Saudi, seorang Lebanon dan Turki, katanya.

Pada tanggal 19 Maret, Kementerian Dalam Negeri mengatakan pemerintah telah menangkap 16 warga Saudi, seorang Iran dan Lebanon di empat wilayah termasuk provinsi bagian timur.

Sementara Iran telah membantah terlibat dalam jaringan mata-mata yang dituduhkan, juru bicara Kementerian Dalam Negeri Saudi, Mansour al-Turki, mengatakan pada April bahwa penyelidikan awal telah mengungkapkan keterlibatan langsung dari mereka yang ditangkap dengan intelijen Iran.

Sementara itu, Turki mengatakan bahwa pria Lebanon yang ditahan pada bulan Maret telah dilepaskan. Semua warga Saudi yang ditangkap pada bulan Maret adalah anggota minoritas Muslim Syiah.

sumber: al-arabiya