Selasa, 19 November 2013

Duka Pengungsi Palestina dari Suriah Yang Selamat Dari Kapal Kematian

Setelah selamat dari pemboman di Damaskus dan pertumpahan darah yang mengerikan di laut, bayi Palestina kembar berumur 14 bulan sekarang menjadi bagian dari ratusan orang yang hidup tidak jelas di kantor kepolisian Mesir dengan tidak ada kejelasan di masa depan mereka.

Dari lebih dari 2 juta orang yang melarikan diri dari perang saudara Suriah, tidak ada yang lebih buruk daripada pengungsi Palestina yang tidak memiliki rumah selain di Suriah namun tidak memiliki kewarganegaraan Suriah. Oleh karenanya, mereka telah ditolak oleh Mesir untuk mendapatkan hak-hak mereka sebagai pengungsi meskipun itu hanya sekedar hak aman saja.

PBB menyatakan bila pemerintahan Suriah telah menolak untuk menyetujui mendaftarkan pengungsi Palestina yang berasal dari Suriah sebagai pengungsi dan memberikan mereka kartu kuning yang dapat memberikan hak kepada mereka untuk tinggal. Dan hasilnya adalah ratusan warga sipil Palestina berakhir dalam tahanan kepolisian dan tidak memiliki tempat lain untuk pergi.

Keluarga si kembar dari Suriah ini melarikan diri dari Suriah setelah rumah mereka hampir saja rata karena mortir. Namun ketika mereka tiba di Mesir, mereka ditolak untuk mendapatkan persetujuan untuk kerja dan menerima hak-hak pengungsi. Setelah 5 bulan dengan tidak ada jalan untuk bertahan hidup, mereka mencoba untuk meninggalkan Mesir menuju Italia.

Mereka ditangkap di laut pada tanggal 17 September 2013 oelh angkatan laut Mesir yang menembakkan peluru ke perahu darurat yang penuh muatan, demikian menurut sang ibu kembar. Dia mendekap erat kedua anaknya erat ketika peluru-peluru berterbangan lewat. Setidaknya satu orang terkena tembakan dan perahu itu penuh dengan darah dan pecahan peluru.

Sebelum lengsernya presiden Mursi, Mesir merupakan tujuan yang menjanjikan bari para pengungsi Suriah. Kebijakan presiden Mursi begitu terbuka untuk menerima para pengungsi Suriah meskipun banyak dari mereka berkewarganegaraan Palestina. Namun ketika Mursi lengser, publik menjadi berbalik memusuhi mereka karena beranggapan bila para pengungsi ini adalah para pendukung Mursi.

Dari sekitar 300.000 orang pengungsi Suriah yang melarikan diri ke Mesir diperkirakan antara 5000 sampai 6000 diantara mereka adalah warga Palestina. Mereka dibiarkan untuk tinggal di sekitar kantor kepolisian dan dipaksa untuk segera meninggalkan negara ini ke negara lain atau didorong kembali ke medan perang Suriah.
Yordania dan Turki juga tidak menerima pengungsi dari Palesina yang berasal dari Suriah sedangkan Lebanon hanya memperbolehkan mereka untuk berjalan melalui negara itu selama 48 jam.

sumber: ZA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar