Situasi keamanan sekarang dalam keadaan kritis karena puluhan ribu warga berebut untuk melarikan diri dari kota Tacloban yang hancur dan ratusan ribu orang terdampar tanpa makanan, air atau tempat penampungan di Filipina tengah.
Konvoi bala bantuan ayng berusaha untuk membawa bantuan kepada korban badai Haiyan mendapatkan serangan baik dari pemberontak komunis maupun dari warga yang selamat dari badai tersebut.
Rombongan bala bantuan yang mendapatkan kawalan dari tentara Filipina terlibat baku tembak dengan pemberontak komunis NPA, sayap militer dari Partai Komunis Filipina.
Kekacauan dan pelanggaran yang terjadi terhadap hukum dan ketertiban di daerah yang terkena badai menghambat operasi bantuan dari program pangan PBB dan digambarkan sebagai "mimpi buruk logistik".
Sebuah rombongan juga mendapatkan serangan pagi ini ketika mereka mencoba untuk menyebrangi jembatan San Juanico yang menghubungkan kota Tacloban yang hancur dengan provinsi tetangga Samar, dan akhirnya mereka terpaksa harus kembali.
Tadi malam 2 anggota pemberontak juga terbunuh diluar Matnog, sebuah dermaga di selatan pulau Luzon setelah mereka berusaha untuk membajak convoi palang merah untuk Samar.
Di daerah yang bernama Alangalang disebelah barat Tacloban, 8 orang tewas ketika tertimpa dinding yang roboh setelah ribuan warga yang putus asa berusaha untuk menjarah gudang beras pemerintah. Lebih dari 100.000 karung beras dijarah menurut juru bicara otoritas pangan nasional, REx Estoperez.
Saat ini listrik dan komunikasi masih mati di banyak wilayah, 700 ribu orang tidak mempunyai tempat tinggal dan ribuan dalam kondisi kelaparan. Otoritas Filipina Leila de Lima menolak penerapan darurat militer ditempat-tempat seperti Tacloban dan Guiuan, namun dengan sedikitnya bala bantuan yang masuk karena adanya serangan, kemungkinan dia akan terpaksa untuk menerapkannya.
sumber: telegraph
Tidak ada komentar:
Posting Komentar