Perdana Menteri Israel Netanyahu melakukan pembicaraan dengan Presiden Russia Vladimir Putin di kediamannya di laut hitam kemarin. Benjamin Netanyahu datang kesana dalam rangka usahanya yang terakhir untuk mencegah dikirim system persenjataan misil S-300 ke Suriah.
Pembicaraan yang berjalan alot selama 3 jam ini ternyata dialihkan oleh Putin dengan menekan Israel mengenai serangan mereka terhadap wilayah Suriah baru-baru ini. Putin menekankan agar Israel menjauhi Suriah karena tindakan yang dilakukan akan menggoncang kawasan.
Dengan pernyataan ini, publik melihat bila Russia menekankan kepada Israel agar menghindari serangan terhadap Damaskus dan juga secara tidak langsung menyatakan bila Israel tidak dalam posisi yang baik untuk mencegah dijualnya rudal S-300 Russia ke Suriah.
Rudal S-300 yang akan dijual oleh Russia ke Suriah adalah sebuah rudal yang khusus untuk mengincar pesawat terbang dan bisa menangkal rudal dengan jangkauan 200km. Dengan adanya rudal-rudal ini di suriah, Israel mengkhawatirkan bila serangan udaranya mau tidak mau akan menghadapi pertahanan udara yang kokoh dari Suriah.
Eskalasi politik antara Russia dan Israel meningkat drasti, banyak pengamat melihat bila bertemunya kedua pihak ini adalah menunjukkan bentuk saling mengancam yang dilakukan oleh kedua belah pihak.
Dari pihak Russia, dikabarkan bila diplomat Russia telah sengaja membocorkan kepada media bila Russia telah melakukan pengiriman 200 peluncur rudal yang penggunaannya telah diketahui oleh pihak Suriah. Fakta ini merupakan sebuah pernyataan tidak langsung bila Suriah mempunyai kemampuan untuk melumat setiap serangan udara yang akan dilakukan oleh Israel terhadap Suriah.
Dari pihak Israel menurut analis strategis terkenal dari Institut Kanada dan Amerika di Moskow - Viktor Kremenyuk - menyatakan bila kedatangan Benjamin Netanyahu ke Laut Hitam menyatakan bila Israel sanggup untuk menghancurkan rudal S-300 ketika rudal-rudal tersebut dikirimkan dan mulai dirakit.
sumber: debka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar