Menlu Taiwan David Lin berbicara dengan utusan Filipina Antonio Basilio di Taipei dalam konferensi pers 15-Mei-2013. |
Setelah pemerintahan Taiwan memberikan ultimatum kepada Filipina hari sebelumnya atas tewasnya seorang nelayan Taiwan karena tembakan tentara penjaga perbatasan Filipina kemarin, hari ini pemerintahan Taiwan menyatakan bila Filipina telah meminta maaf dan menyatakan bela sungkawa yang sebesar-besarnya terhadap korban dan bersedia memberikan dukungan finansial untuk keluarga yang ditinggal.
Insiden ini bermula ketika sebuah kapal nelayan Taiwan dianggap telah melanggar kedaulatan Filipina dan diberondong oleh tembakan senjata penjaga perbatasan Filipina. Satu orang tewas dan kapal tersebut rusak terkena hantaman peluru.
Menyikapi hal ini, pemerintahahan Taiwan memberikan ultimatum kepada Filipina untuk meminta maaf secara terbuka dan memberikan konpensasi kepada kelurga korban dalam waktu 72 jam, bila tidak maka Taiwan akan menutup pintu atas masuknya tenaga kerja dari Filipina ke Taiwan dan akan melakukan latihan perang di dekat perbatasan Filipina yang tentunya akan menaikan ketegangan kawasan.
Beberapa hari ini para nelayan Taiwan juga terus melakukan protest dengan membakar bendera-bendera Filipina. Pemerintahan Filipina sepertinya tidak mau mengambil resiko sehingga akhirnya memenuhi permintaan dari pemerintahan Taiwan. Kedua belah pihak juga menyetujui untuk membentuk tim investigasi bersama untuk menyelidiki insiden ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar