Selasa, 21 Mei 2013
Kapal Taiwan Tidak Di Perairan Filipina
Taiwan merilis sebuah rekaman satelit dari rute perahu nelayan yang ditembak oleh penjaga pantai Filipina kemarin dan dengan tegas menolak tuduhan Manila bahwa kapal tersebut telah menerobos perairan Filipina.
Pembunuhan anggota kru Hung Shih-cheng, 65, memicu kemarahan di Taiwan dan menimbulkan serangkaian sanksi ekonomi terhadap Filipina.
Badan Perikanan Taiwan mengatakan perekam data perjalanan dari perahu nelayan menunjukkan bila perahu itu bukan di perairan Filipina ketika ditembaki pada tanggal 9 Mei.
"Catatan satelit menunjukkan bahwa Guang Ta Hsin 28 telah memancing dalam zona ekonomi eksklusif Taiwan" kata wakil kepolisian Tsay Tzu-yaw.
Catatan satelit memperlihatkan kapal itu diposisikan pada 122 derajat dan 55 menit timur dan 19 derajat dan 59 menit utara ketika diserang pada 10:12. Zona ekonomi yang diklaim oleh kedua belah pihak tumpang tindih.
"Sejak pemerintah Filipina berulang kali menuduh bahwa perahu nelayan telah menerobos ke perairan mereka, maka mengapa tidak merilis untuk publik rekaman video yang mereka klaim telah diambil dari penjaga pantai?" Tsay menambahkan.
Filipina mengatakan akan membuat "upaya terkoordinasi" dengan Taiwan untuk melihat ke dalam insiden tersebut.
Penjaga pantainya mengklaim bahwa kapal nelayan menerobos perairan Filipina dan mencoba untuk menabrak kapal mereka dengan ram (ujung kapal nelayan yang diberi pelapis besi), hal ini memaksa mereka untuk melepaskan tembakan.
Pemimpin Taiwan Ma Ying-jeou menyebut insiden itu sebagai "pembunuhan berdarah dingin" setelah penyelidikan awal menunjukkan perahu memiliki lebih dari 50 lubang peluru dan tidak ada tanda-tanda ram.
Menteri Kehakiman Filipina Leila de Lima mengatakan pada Senin bahwa tim investigasi akan terbang ke Taiwan untuk memeriksa perahu nelayan dan korban untuk wawancara.
De Lima mengatakan para peneliti Taiwan akan diberikan akses ke bukti mereka, termasuk pernyataan dari penjaga pantai.
Presiden Filipina Benigno Aquino telah secara pribadi meminta maaf atas insiden itu tetapi Taiwan menolak permintaan maafnya dan mengumumkan sanksi.
Ini termasuk larangan mempekerjakan pekerja Filipina yang baru, memanggil diplomat Taiwan di Filipina dan pementasan latihan peperangan angkatan laut di perairan Filipina utara.
Taipei telah berulang kali mendesak Manila untuk mengeluarkan permintaan maaf resmi pemerintah, memberikan kompensasi kepada keluarga nelayan dan mengadili si pembunuh.
sumber: sina
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar