Iran membuat kemajuan yang signifikan dalam memperluas program nuklirnya, termasuk membuka potensi baru untuk mengembangkan bom, demikian menurut laporan Badan Atom PBB Rabu ini.
Update kuartalan terbaru Badan Energi Atom Internasional mengatakan Teheran telah mempercepat instalasi peralatan canggih pengayaan uranium di pabrik Natanz.
Hal ini juga ditambah dengan kemajuan lebih lanjut di reaktor sedang dibangun di Arak Iran tengah, dimana negara-negara Barat takut jika Iran bisa mendapatkan plutonium jika bahan bakar diolah kembali.
Departemen Luar Negeri AS mengatakan, laporan itu merupakan "hal yang disayangkan" menandai satu dekade Iran memperluas kegiatan nuklirnya melakukan "pelanggaran terang-terangan dari kewajiban internasionalnya." Sebuah panel Kongres AS mendukung sanksi lebih keras terhadap Iran.
Uranium dan plutonium keduanya bisa digunakan dalam senjata nuklir. Korea Utara menggunakan plutonium dalam dua tes pada tahun 2006 dan 2009, sedangkan uranium digunakan dalam bom atom "Little Boy" yang dijatuhkan oleh AS di Hiroshima, Jepang pada tahun 1945.
Laporan IAEA terbaru yang dilihat oleh AFP mengatakan Iran telah memasang hampir 700 IR-2m sentrifugal dan / atau casing centrifuge kosong di Natanz, dibandingkan dengan hanya 180an pada bulan Februari. Semua tidak beroperasi pada waktu itu.
Iran mengatakan pihaknya bermaksud untuk menginstal sekitar 3.000 sentrifugal baru di Natanz - di mana sekitar 13.500 dari model lama telah terinstall sehingga memungkinkan untuk mempercepat pengayaan uranium.
Dewan Keamanan PBB telah melewati banyak resolusi menyerukan Iran untuk menghentikan semua pengayaan dan kegiatan air berat semacam itu dalam pengembangan di Arak. PBB telah menerapkan 4 sanksi secara bertahap.
Tahun lalu AS dan Uni Eropa memberikan tambahan sanksi sepihak menargetkan ekspor minyak Iran dan sistem keuangannya yang mulai menyebabkan masalah nyata bagi perekonomian negara Teluk ini.
Israel, satu-satunya negara di Timur Tengah yang bersenjata nuklir yang tidak mau mendeklarasikan diri sebagai negara nuklir, telah menolak untuk mengesampingkan aksi militer terhadap Iran karena mendapat dukungan dari Presiden AS Barack Obama. Iran sendiri mengatakan bahwa nuklirnya untuk kegiatan damai.
Upaya-upaya diplomatik untuk menyelesaikan kebuntuan telah gagal membuat kemajuan nyata. Dan kejadian paling baru adalah pembicaraan enam-negara dengan Iran di Kazakhstan pada April.
Meskipun ada perkembangan di Natanz, laporan IAEA mencatat bahwa Iran belum mulai mengoperasikan peralatan baru di fasilitas Fordo yang dibangun di bawah gunung dekat kota suci Qom.
Fordo memberikan perhatian lebih kepada masyarakat internasional karena digunakan untuk memperkaya uranium sampai kemurnian 20 persen dan Natanz paling besar sebanyak lima persen. Secara teknis mendekati tingkat 90 persen yang diperlukan untuk bom.
Laporan IAEA menunjukkan bahwa Iran telah menghasilkan sekitar 324 kilo (714 pon) 20-persen uranium yang diperkaya, 44 kilo lebih dari tiga bulan yang lalu. Namun dari total uranium itu, 140,8 kilo telah dialihkan untuk bahan bakar produksi, naik dari sebelumnya 111 kilo.
Para ahli mengatakan sekitar 240-250 kilo diperlukan untuk satu bom.
Pada reaktor riset untuk pembangunan di Arak, Iran mengatakan akan mulai beroperasi pada kuartal ketiga 2014. IAEA mengatakan bahwa bejana reaktor besar pabrik telah sampai disana namun belum diinstal.
Hal yang sama juga terjadi pada sejumlah komponen utama lainnya, tambahnya.
Iran belum memberikan IAEA informasi terbaru yang "sangat diperlukan" untuk desain reaktor IR-40 di Arak sejak 2006, IAEA menambahkan.
"Hal ini penting karena reaktor dapat digunakan untuk memproduksi senjata plutonium yang cukup untuk satu senjata setahun," kata Mark Fitzpatrick, analis di Institut Internasional untuk Studi Strategis, AFP.
IAEA juga menekan Iran untuk memberikan akses ke dokumen, situs, dan ilmuwan yang terlibat dalam penelitian untuk melihat bila penelitian itu untuk mengembangkan persenjataan nuklir.
Di Kongres AS hari Rabu, Komite Urusan Luar Negeri DPR meloloskan pakta Pencegahan Nuklir Iran, yang akan memperpanjang sanksi terhadap Iran untuk sektor otomotif, pertambangan dan cadangan mata uang asing.
Undang-undang baru itu bila berhasil melewati DPR dan Senat dan ditandatangani oleh Presiden Barack Obama, akan menyebabkan pengurangan sebesar satu juta barel per hari selama tahun depan yang akan memberikan embargo lebih lanjut pada ekspor minyak mentah Iran.
sumber: al-arabiya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar