Sejumlah kecil senjata kimia telah digunakan setidaknya dua kali di Suriah, tapi Washington terus mencari informasi lebih lanjut untuk memberikan respond yang sesuai, demikian kata seorang pejabat tinggi AS pada Rabu.
"Komunitas intelijen telah setuju dengan berbagai tingkat keyakinan bahwa senjata kimia telah digunakan dalam jumlah kecil setidaknya di dua kasus di Suriah," Wakil Menteri Luar Negeri Wendy Sherman mengatakan kepada anggota parlemen AS.
Sherman tidak mengatakan pihak mana yang diyakini telah menggunakan senjata kimia dalam konflik berdarah di Suriah yang sekarang telah berjalan di tahun ketiga, di mana pemberontak berusaha menggulingkan Presiden Bashar al-Assad.
"Kami memiliki pengalaman buruk dalam sejarah kami, di mana kami telah mengambil tindakan dan ternyata hasil penilaian intelijen telah disalahartikan atau tidak akurat," kata Sherman.
"Jadi saya pikir dia(Obama) sedang berusaha sebijaksana mungkin tentang bagaimana ia merespond hal ini."
Menteri Luar Negeri John Kerry mengatakan pada hari Jumat ada "bukti kuat" bahwa rezim Assad telah menggunakan senjata kimia terhadap pasukan pemberontak.
"Pertarungan ini adalah tentang pilihan mengerikan bahwa rezim Assad telah dibuat tersudut untuk dapat membunuh di mana saja ... untuk menggunakan gas, yang kami percaya ada bukti kuat dalam penggunaannya", demikian kata Kerry dalam sebuah forum online.
Tapi penyelidik dari PBB Carla del Ponte mengatakan awal bulan ini bahwa pemberontak mungkin telah menggunakan gas mematikan saraf sarin.
Para pejabat AS menekankan mereka tidak percaya bahwa pemberontak memiliki senjata seperti itu di gudang senjata mereka.
"Yakinlah bila kita terus mengumpulkan data dan membuat penilaian tambahan," kata Sherman kepada anggota parlemen dalam sidang tentang program nuklir Iran.
sumber: al-arabiya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar