Roma - Menteri Luar Negeri Turki kembali menegaskan tuntutannya kepada negara-negara super power agar bisa memberlakukan zona larangan terbang di atas beberapa bagian wilayah Suriah untuk mencegah semakin banyaknya korban dari kalangan sipil atas konflik yang telah terjadi selama 23-bulan ini. Demikian media Turki melaporkan baru-baru ini.
Ahmet Davutoglu menyatakan kepada para wartawan di atas pesawat yang terbang ke Roma dalam rangka meeting informal anggota NATO dan menlu EU agar negara-negara berkuasa menerapkan larangan perang di beberapa area seperti Homs dan Hama. Dua wilayah ini memang sangat sering terjadi konflik bersenjata sehingga banyak rakyat menjadi korban. Dengan memberlakukan zona larangan perang di atas wilayah ini akan melindungi populasi rakyat sipil dari serangan udara.
Tuntutan dari menlu Turki bukan hal yang baru. Pada bulan September tahun kemarin, beliau juga mengusulkan sebuah zona aman di Suriah. Banyak yang kontra terhadap hal itu mengingat bila tuntutan itu dipenuhi, bila terjadi pelanggaran terhadap zona aman ini akan menyebabkan perang terbuka dengan negara-negara internasional.
Turki dan Suriah adalah dua negara yang saat ini sedang saling menjajagi kekuatan masing-masing. Turki telah berkali-kali mengirimkan jet tempurnya ke wilayah Suriah dan berulang kali melakukan tembakan balasan atas setiap peluru atau mortar nyasar yang masuk ke wilayahnya.
Menlu Turki sangat mengkritisi standar ganda yang diterapkan oleh negara-negara barat dimana mereka terlihat setengah hati untuk turun langsung mencegah pertumpahan darah di Suriah sedangkan di negara-negara lain mereka tidak segan untuk turun langsung.
Saat ini ada sekitar 5000 orang rata-rata warga Suriah yang mengungsi ke negara-negara tetangga, sebuah peningkatan sebesar 36% dibanding Desember 2012 lalu.
Dautoglu juga menuntut agar rezim Suriah diberikan penalti karena menembakan rudal scud ke wilayah penduduk. Menurutnya siapapun pihak yang melakukan kejahatan perang, baik oposisi maupun pemerintah Suriah, harus diberikan sanksi bila melakukan tindakan seperti itu. Dan tidak lupa beliau juga meminta Russia - negara yang selama ini mendukung pemerintahan Suriah - agar meloloskan resolusi yang telah digagas berkali-kali oleh PBB.
Sejak tahun 2011, Russia bersama dengan China telah mengeluarkan veto berkali-kali setiap ada resolusi yang dikeluarkan oleh badan keamanan PBB terhadap Suriah.
Disisi lainnnya, diperbatasan Turki dan Suriah telah terjadi sebuah kecelakaan dimana seorang tentara Turki menembak sampai tewas dengan tidak sengaja teman tentaranya ketika mereka sedang bercanda. Belum diketahui dengan jelas apa penyebab hal itu terjadi dan tentara tersebut telah ditahan.
sumber:TZ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar