Manila - Sultan Sulu Jamalul Kiram III yang sebelumnya telah menyerukan gencatan senjata di Sabah dan kemudian ditolak oleh Malaysia, hari Kamis kemarin kembali menegaskan gencatan senjatanya. Namun PM Malaysia Najib Razak mengatakan bila pasukan bersenjata ini harus meletakan senjata mereka dan menyerah tanpa syarat.
Pasukan keamanan Malaysia mengatakan bila mereka telah membunuh 52 orang militan Filipina, namun juru bicara kesultanan Sulu kembali menawarakan gencatan senjata.
Dia mengatakan bila mereka bersedia untuk mengatur pelepasan sandera yang terdiri dari 4 orang warga Malaysia - seorang polisi, dua personel militer dan seorang pejabat pemerintah - yang ditahan oleh pasukan mereka bila Malaysia setuju untuk gencatan senjata.
"Tentara Kesultanan tidak mempunyai sandera, namun rakyat yang bangkit di Semporna yang memilikinya, jadi kami akan meminta kepada mereka. Kami akan meminta mereka untuk mengikuti mandat dari PBB", demikian dia menambahkan.
Tentara Malaysia telah melacak kelompok ini diwilayah pesisir yang didominasi oleh pohon sawit setelah banyak dari anggota pasukan ini selamat dari serangan besar-besaran kemarin.
Keluarga Kiram Memikirkan Pindah Warga Negara
Dari Filipina Dayang Fatima Celia Kiram, istri dari Sultan Sulu pada hari Kamis menyatakan bila mereka memikirkan opsi untuk berganti kewarganegaraan karena merasa putus asa dan tidak dihormati oleh pemerintahan Aquino.
Kiram menjadi tamu kehormatan di sebuah acara Rotary Club di selatan Mania hari Kamis ketika dia memberikan pidato tentang Kesultanan Sulu. Dalam presentasinya dia menceritakan bagaimana sejarah dan klaim mereka terhadap Borneo Utara atau Sabah. Dia merasa heran kenapa mayoritas warga Filipina tidak diberikan pendidikan tentang betapa kayanya sejarah Kesultanan Sulu yang telah ada ratusan tahun sebelum penjajah Spanyol datang.
"Tapi saya ingin mengklarifikasi bahwa hal ini (pindah kewarganegaraan) adalah sesuatu yang muncul ke permukaan karena rasa putus asa. Tentu saja kami lebih menyukai untuk tetap menjadi warga Filipina", demikian dia menambahkan.
Disisi lah kekisruhan juga muncul ketika para wartawan Filipina memprotes dengan keras tindakan pemerintah yang mengirimkan agen rahasia melakukan penyusupan ke tempat tinggal keluarga Kiram dengan berpura-pura menjadi wartawan.
Wartawan berlasan bahwa tindakan itu tidak etis dan bisa membahayakan keamanan wartawan yang asli karena mereka bisa dicurigai.
Esmeralda direktur bagian intelejen dari National Bureau of Investigation (NBI) mengkonfirmasi bila 3 agen NBI dikirim untuk pergi ke kediaman Kiram di Taguig City hari Rabu kemarin. Dia mengatakan bila operasi ini resmi dan bertujuan untuk memonitor keadaan keamanan di area tersebut.
Dari Malaysia sendiri tadi pagi telah dilakukan kembali serangan terhadap kampung Tanduo. Pesawat terbang terlihat melakukan bermanuver dan menembakan roket. Najib mengatakan apa yang dilakukan pemerintah demi menjaga kedaulatan pemerintah.
Di wilayah konflik mobil militer Malaysia berputar-putar dan melalui pengeras suara terus menghimbau agar warga tidak menyiarkan kabar burung yang tidak jelas tentang situasi terkini disana.
Sumber: ABS-CBN, youtube
Tidak ada komentar:
Posting Komentar