Kuching - Dalam perkembangna terakhir, kemarin ketua Komite Dewan Islam MNLF Habib Hashim Mudjahab mengatakan bila ribuan warga dari kepulauan Basilan, Sulu, Zamboanga dan Tawi-tawi telah berlayar ke Sabah untuk membantu tentara Kesultanan Sulu. Demikian dilaporkan Philippine Daily kemarin.
"Kami tidak lagi bisa menahan warga kami. Kami sangat terluka dan banyak dari warga kami meskipun bukan tentara pergi ke Sabah untuk membantu Sultan".
Mudjahab mengatakan paling tidak 10 ribu warga dari pulau-pulau ini telah berlayar untuk memantu pengikut Sultan Jamalul Kiram III yang sekarang tertahan di pesisir desa Kampong Tanduo sejak semalam. Dia mengatakan bila bala bantuan berlayar dalam kelompok kecil sehingga mereka bisa masuk ke perairan Sabah tanpa diketahui.
Beberapa dari tentara MNLF telah ikut bersama Tentara Kesultanan Sulu untuk membantu mereka. "Saya telah mengatakan kepada mereka untuk menahan diri dan menghindari emosi karena terpengaruh oleh situasi. Tapi presiden kami Noynoy (Benigno III Red.) terus mengeluarkan pernyataan yang banyak membantu Malaysia yang menyebabkan rakyat kami semakin gelisah. Presiden harus tahu untuk Tausugs, apabila dipojokan ke dinding, melawan untuk tujua, kematian adalah kemenangan", demikian katanya, kemudian dia menambahkan, "Ini tentang kebanggaan dan kehormatan dan rakyat kita siap untuk berkorban".
Ajil Jaffar 50 tahun seorang pekerja perkebunan di kota Kinabalu mengatakan dia pun ingin pergi ke Sabah. "Saya ingin menolong mereka. Suatu kehormatan untuk bersama Sultan sehingga pelanggaran ini bisa berhenti".
Seorang warga Tawi-Tawi yang tidak mau disebutkan namanya juga menambahkan bila Kesultanan Sulu ada sebagai representasi dari warisan yang kaya. "Mereka adalah warga paling awal Filipina. Kesultanan Sulu telah ada sebelum Filipina ada", demikian katanya.
Philippine Star melaporkan bila polisi Filipina telah berhasil mencegah 70 orang pendukung kesultanan Sulu untuk meninggalkan Mindanao. Namun salah seorang warga mengatakan, "Kami sudah terbiasa untuk menyusup menembus penjagaan militer, menyusup ke Sabah adalah hal mudah", demikian menurut warga yang lain.
Disisi lain ketua dari MNLF Nur Misuari memperingatkan Malaysia untuk tidak membunuh para pengikut Sultan Sulu di Lahad Datu karena bila hal itu dilakukan berarti Malaysia mendeklarasikan perang terhadap rakyat dan MNLF.
Namun Misuari juga menyangkal tuduhan bila dia dibalik gerakan yang dilakukan oleh Sultan Sulu di Sabah.
"Itu adalah tuduhan liar. Saya sama sekali tidak memerintahkan siapapun untuk melakukan hal ini. Saya tidak dapat, anda tahu, merebut peran Sultan", demikan katanya pada wartawan di Manila.
sumber: theborneopost, freemalaysiatoday, themalaysianinsider, NST
Tidak ada komentar:
Posting Komentar