Sabtu, 09 Maret 2013

Putri Kiram: Menyerah Bukan Pilihan, Wanita Hamil dan Anak Ditembaki

Manila - Putri dari Sultan Sulu Jamalul Kiram III pada Sabtu kemarin mengatakan bila para pengikut Sultan akan tetap dalam pendiriannya untuk tidak menyerah meskipun kementrian Luar Negeri Filipina mengatakan bila meletakan senjata adalah satu-satunya jalan.

Berbicara dengan radio dzMM, putri Jaycel mengatakan bila grup yang dipimpin oleh Raja Muda Agbimuddin Kiram tidak akan meninggalkan Sabah meskipun mendapatkan serangan militer terus dari pihak keamanan Malaysia.

Juru bicara Kementrian Luar Negeri Raul Hernandez pada hari Jumat mengatakan bila grup Raja Muda tidak mempunyai pilihan kecuali meletakan senjatanya setelah seruan gencatan senjata ditolak oleh pemerintahan Malaysia. Kepolisian Malaysia mengatakan bila warga Filipina tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda akan menyerah, oleh karenanya operasi atas mereka akan terus dilakukan.

Wanita Hamil dan Anak Ditembaki Pihak Malaysia
sementara itu, putri Jaycel juga mengatakan bila mereka mendapatkan informasi bila pihak militer Malaysia juga telah melakukan penembakan terhadap wanita hamil dan anak-anak di Lahad Datu.

Namun Hernandez mengatakan bila DFA masih belum dapat mengkonfirmasi insiden ini dan mengetahui berapa jumlah total korban di Sabah.

Dari Malaysia dikabarkan saat ini telah tertangkap 79 orang yang terkait dengan gerakan Raja Muda di Sabah. Dan jumlah orang tewas telah mencapai 61 orang.

Konflik Sabah Bisa Melebar Ke Daerah Lain
Seorang tokoh Filipina mantan senator dan kepala staf Militer Rodolfo Biazon mengatakan bila ada kemungkinan bila kekerasan yang terjadi sekarang di Sabah melebar ke darah terdekat lainnya yaitu Tawi-Tawi. Dia mengatakan bila Angkatan Laut Filipina telah dikirimkan ke Sulu untuk mencegah kejadian itu terjadi di daerah lain.

Biazon juga mengatakan bila dia telah berbicara dengan beberapa pemimpin Muslim di Muntinlupa dan mendapatkan beragam pendapat mengenai bagaimana cara untuk mengakhiri konflik ini yang menurut kepolisian Malaysia telah memakan korban lebih dari 60 orang.

Dia mengatakan bahkan sebagian dari mereka menganjurkan agar pemerintahan Filipina harus mengirimkan pasukan ke Sabah untuk membantu tercapainya tujuan Sultan Sulu Jamalul Kiram III.
Biazon juga mengungkapkan kemungkinan yang lain untuk menghentikan konflik ini yaitu dengan mengirimkan grup kecil yang terdiri dari politikus, ulama dan pemimpin tradisional dari pemerintahan otonomi Mindanao.

Pada perkembangan terakhir, 27 orang yang telah ditangkap di wilayah perairan Tanjung Batu yang terdiri dari 3 perahu karena dicurigai oleh pemerintahan Malaysia. Mereka terlihat sedang mencari ikan namun mencurigakan, demikian menurut Ismail kepala kepolisian Malaysia.


sumber: abs-cbn, youtube

Tidak ada komentar:

Posting Komentar