Tampilkan postingan dengan label irak. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label irak. Tampilkan semua postingan
Kamis, 14 November 2013
Komandan Milisi Shiah Irak Terbunuh di Suriah
Komandan milisi Irak yang bertempur di Suriah bersama pasukan Bashar al-Assad telah terbunuh dan jenazahnya telah tiba di wilayah Negef Irak pada hari Kamis kemarin, demikian televisi Al-Arabiya melaporkan.
Abbas Hussein Ridha adalah pimpinan lapangan dari brigade Abou Fadl el-Abbas yang tewas dalam pertempuran sengit di luar Damaskus, demikian dilaporkan Syrian Revolution General Commission(SRGC).
SRGC juga menambahkan beberapa tentara Iran dan 20 tentara Suriah telah tertangkap dalam pertempuran tersebut.
Brigade Abou Fadl el-Abbas adalah satu dari beberapa milisi asing yang bertempur bersama-sama kekuatan Assad di Suriah dan dipercaya telah terlibat di perang sipil Suriah dari sejak 2012.
Kelompok Hizbullah Lebanon juga secara aktif terlibat di Suriah. Pimpinannya Hassan Nasrallah telah mengatakan pada hari Kamis kemarin bila dia akan tetap menjaga pasukannya berada di negara Suriah selama mereka diperlukan oleh Presiden Assad.
Pengamat HAM dari Network Suriah melaporkan 44 orang tewas diseluruh Suriah pada hari Kamis. Termasuk didalamnya 5 orang anak, 3 wanita, 3 orang tewas karena telah disiksa dan 6 orang dari FSA.
sumber: alarabiya
Senin, 11 November 2013
Irak Mengawasi Kelompok Pejuang Kurdi di Suriah
Dengan perkembangan terakhir dimana kelompok pejuang Kurdi menunjukkan kekuatan militernya di utara Suriah, Baghdad terus memonitor keberadaan kelompok ini mengingat kelompok Kurdi akan mengancam stabilitas dari Irak. Kelompok Kurdi dan kelompok yang terhubung ke Al-Qaeda telah berperang selama beberapa minggu atas beberapa wilayah.
Kelompok Kurdi pada bulan Oktober kemarin berhasil menguasai wilayah Al-Yaarubia setelah pertempuran yang sengit di medan perang sebelah timur. Irak dan Suriah mempunyai garis perbatasan sepanjang 600km dimana kelompok pejuang dari Al-Qaeda dan Kurdi saling bersaing untuk mendapatkannya.
Baghdad sendiri juga khawatir terhadap kelompok Al-Qaeda dimana bagi kelompok ini, perbatasan ini merupakan sebuah jalur untuk menyelundupkan bahan peledak, pejuang dan pembom bunuh diri.
"Perbatasan ini adalah sebuah titik yang sangat penting untuk Al-Qaeda maupun Kurdi Suriah", demikian kata Ali al-Haidari seorang pengamat keamanan di Baghdad. "Dan pada saat bersamaan hal ini juga mengancam keamanan pemerintahan juga".
Pasukan keamanan Irak memperkuat kekuatan mereka di perbatasan ketika pertempuran terjadi dengan sengitnya di perbatasan. Mereka berusaha untuk mencegah para pejuang memasuki wilayah Irak ketika mereka terdesak.
Menurut Aymenn al-Tamimi seorang anggota think-thank forum timur tengah menyatakan bila pertempuran di Iraq dan Suriah bagi kelompok Al-Qaeda adalah pertempuran Ideologi. Menurutnya, Al-Qaeda menempatkan pertempuran di wilayah ini adalah sebuah pertempuran besar yang utuh. Dia mengingatkan bila dikuasainya Al-Yaarubia bukan berarti pertempuran akan berakhir.
"Ini tidak akan berhenti", demikian kata Tamimi. "Ini akan menyebabkan situasi yang sangat buruk terhadap pemerintahan irak".
Irak telah menyampaikan kekhawatirannya bahwa pertumpahan darah di Suriah akan berimbas kepada negara itu. Kekacauan di Iraw secara dramatis telah meningkat di beberapa bulan terakhir. Lebih banyak korban tewa di bukan Oktober dibandingkan dengan korban tewas digabungkan di 3 bulan awal tahun 2013. Pertempuran di perbatasan telah membuat militan Sunni yang terhubung dengan Al-Qaeda semakin berani melawan pemerintahan Irak yang dipimpin Shiah.
sumber: AFP
Kelompok Kurdi pada bulan Oktober kemarin berhasil menguasai wilayah Al-Yaarubia setelah pertempuran yang sengit di medan perang sebelah timur. Irak dan Suriah mempunyai garis perbatasan sepanjang 600km dimana kelompok pejuang dari Al-Qaeda dan Kurdi saling bersaing untuk mendapatkannya.
Baghdad sendiri juga khawatir terhadap kelompok Al-Qaeda dimana bagi kelompok ini, perbatasan ini merupakan sebuah jalur untuk menyelundupkan bahan peledak, pejuang dan pembom bunuh diri.
"Perbatasan ini adalah sebuah titik yang sangat penting untuk Al-Qaeda maupun Kurdi Suriah", demikian kata Ali al-Haidari seorang pengamat keamanan di Baghdad. "Dan pada saat bersamaan hal ini juga mengancam keamanan pemerintahan juga".
Pasukan keamanan Irak memperkuat kekuatan mereka di perbatasan ketika pertempuran terjadi dengan sengitnya di perbatasan. Mereka berusaha untuk mencegah para pejuang memasuki wilayah Irak ketika mereka terdesak.
Menurut Aymenn al-Tamimi seorang anggota think-thank forum timur tengah menyatakan bila pertempuran di Iraq dan Suriah bagi kelompok Al-Qaeda adalah pertempuran Ideologi. Menurutnya, Al-Qaeda menempatkan pertempuran di wilayah ini adalah sebuah pertempuran besar yang utuh. Dia mengingatkan bila dikuasainya Al-Yaarubia bukan berarti pertempuran akan berakhir.
"Ini tidak akan berhenti", demikian kata Tamimi. "Ini akan menyebabkan situasi yang sangat buruk terhadap pemerintahan irak".
Irak telah menyampaikan kekhawatirannya bahwa pertumpahan darah di Suriah akan berimbas kepada negara itu. Kekacauan di Iraw secara dramatis telah meningkat di beberapa bulan terakhir. Lebih banyak korban tewa di bukan Oktober dibandingkan dengan korban tewas digabungkan di 3 bulan awal tahun 2013. Pertempuran di perbatasan telah membuat militan Sunni yang terhubung dengan Al-Qaeda semakin berani melawan pemerintahan Irak yang dipimpin Shiah.
sumber: AFP
Rabu, 29 Mei 2013
Ledakan Bom di Sore Hari Membunuh 30 Orang di Baghdad
Ledakan bom merobek dua wilayah di Baghdad pada Rabu malam menewaskan sedikitnya 30 orang termasuk beberapa anggota dari pesta pernikahan. Insiden ini semakin memperluas gelombang kekerasan dan pertumpahan darah di Irak.
Serangan semakin meningkat sejak perginya pasukan AS dari Irak pada tahun 2011. Lebih dari 500 orang telah tewas sejak awal Mei.
Serangan paling mematikan pada Rabu kemarin menghantam sebuah jalan komersial Jihad di lingkungan Sunni-Syiah, menewaskan 16 dan melukai 38kata polisi. Banyak dari mereka yang tewas berada di sebuah pesta pernikahan yang sedang lewat ketika bom meledak, menurut pihak berwenang.
Lingkungan barat daya adalah salah satu titik awal di wilayah Baghdad yang menjadi awal pertumpahan darah dari pertarungan sektarian. Di wilayah ini bertempat pejabat-pejabat dan petugas keamanan Sunni di bawah rezim Saddam Hussein, meskipun banyak Syiah sekarang tinggal di sana juga.
Banyak warga Sunni di Jihad awal tahun ini menerima selebaran ancaman dari sebuah kelompok militan Syiah memperingatkan mereka untuk meninggalkan wilayah tersebut. Kelompok Tentara Mukhtar tidak diketahui apakah telah melakukan serangan bom mobil di masa lalu atau tidak.
Di tempat lain 10 orang tewas dan 25 lainnya terluka ketika sebuah bom pinggir jalan meledak di dekat sebuah pasar.
Tidak ada pihak yang segera mengklaim bertanggung jawab atas serangan-serangan tersebut.
sumber: al-arabiya
Serangan semakin meningkat sejak perginya pasukan AS dari Irak pada tahun 2011. Lebih dari 500 orang telah tewas sejak awal Mei.
Serangan paling mematikan pada Rabu kemarin menghantam sebuah jalan komersial Jihad di lingkungan Sunni-Syiah, menewaskan 16 dan melukai 38kata polisi. Banyak dari mereka yang tewas berada di sebuah pesta pernikahan yang sedang lewat ketika bom meledak, menurut pihak berwenang.
Lingkungan barat daya adalah salah satu titik awal di wilayah Baghdad yang menjadi awal pertumpahan darah dari pertarungan sektarian. Di wilayah ini bertempat pejabat-pejabat dan petugas keamanan Sunni di bawah rezim Saddam Hussein, meskipun banyak Syiah sekarang tinggal di sana juga.
Banyak warga Sunni di Jihad awal tahun ini menerima selebaran ancaman dari sebuah kelompok militan Syiah memperingatkan mereka untuk meninggalkan wilayah tersebut. Kelompok Tentara Mukhtar tidak diketahui apakah telah melakukan serangan bom mobil di masa lalu atau tidak.
Di tempat lain 10 orang tewas dan 25 lainnya terluka ketika sebuah bom pinggir jalan meledak di dekat sebuah pasar.
Tidak ada pihak yang segera mengklaim bertanggung jawab atas serangan-serangan tersebut.
sumber: al-arabiya
Kamis, 23 Mei 2013
Pria Bersenjata Membunuh 12 Orang di Rumah Bordil Baghdad
Orang bersenjata tak dikenal menembak mati sedikitnya tujuh perempuan dan lima laki-laki di sebuah rumah bordil di Baghdad pada hari Rabu, di daerah yang sama dimana toko-toko alkohol diserang pekan lalu, demikian menurut beberapa pejabat keamanan dan medis.
Serangan itu terjadi di sebuah rumah dua lantai yang besar dengan halaman belakang dikelilingi oleh pagar besi. Rumah ini berada di bagian perumahan yang tenang dari distrik Zayouna Baghdad timur.
Orang-orang bersenjata tampaknya melakukan pembunuhan dengan senjata peredam karena penduduk daerah itu mengatakan mereka tidak melihat atau mendengar sesuatu yang luar biasa.
Tentara dan polisi yang sebagian besar dipersenjatai dengan senapan serbu Kalashnikov dan pistol mengepung tempat yang sering dikunjungi oleh perwira tinggi ini.
Wartawan tidak diizinkan untuk memasuki rumah untuk mengambil foto atau video.
Serangan terhadap rumah bordil merupakan serangan lain setelah sebelumnya sebuah toko alkohol di daerah Zayouna juga diserang.
Pada tanggal 14 Mei, orang-orang bersenjata menahan polisi federal sebuah pos pemeriksaan di daerah tersebut, kemudian menembak mati 12 orang di deretan toko-toko alkohol di dekatnya.
Prostitusi dan alkohol dilarang oleh Islam, agama mayoritas penduduk Irak.
Zayouna adalah sebuah wilayah kelas atas dari provinsi campuran Sunni dan Syiah di mana sejumlah rumah bordil telah dibuka dalam beberapa tahun terakhir.
Kekerasan di Irak telah menurun dari puncaknya pada 2006 dan 2007 namun serangan-serangan masih umum terjadi. Lebih dari 200 orang tewas di setiap bulannya dalam lima bulan pertama tahun ini.
Dengan serangan terakhir, 399 orang telah tewas sejauh bulan ini menurut AFP berdasarkan laporan dari para pejabat keamanan dan medis.
sumber: al-arabiya
Serangan itu terjadi di sebuah rumah dua lantai yang besar dengan halaman belakang dikelilingi oleh pagar besi. Rumah ini berada di bagian perumahan yang tenang dari distrik Zayouna Baghdad timur.
Orang-orang bersenjata tampaknya melakukan pembunuhan dengan senjata peredam karena penduduk daerah itu mengatakan mereka tidak melihat atau mendengar sesuatu yang luar biasa.
Tentara dan polisi yang sebagian besar dipersenjatai dengan senapan serbu Kalashnikov dan pistol mengepung tempat yang sering dikunjungi oleh perwira tinggi ini.
Wartawan tidak diizinkan untuk memasuki rumah untuk mengambil foto atau video.
Serangan terhadap rumah bordil merupakan serangan lain setelah sebelumnya sebuah toko alkohol di daerah Zayouna juga diserang.
Pada tanggal 14 Mei, orang-orang bersenjata menahan polisi federal sebuah pos pemeriksaan di daerah tersebut, kemudian menembak mati 12 orang di deretan toko-toko alkohol di dekatnya.
Prostitusi dan alkohol dilarang oleh Islam, agama mayoritas penduduk Irak.
Zayouna adalah sebuah wilayah kelas atas dari provinsi campuran Sunni dan Syiah di mana sejumlah rumah bordil telah dibuka dalam beberapa tahun terakhir.
Kekerasan di Irak telah menurun dari puncaknya pada 2006 dan 2007 namun serangan-serangan masih umum terjadi. Lebih dari 200 orang tewas di setiap bulannya dalam lima bulan pertama tahun ini.
Dengan serangan terakhir, 399 orang telah tewas sejauh bulan ini menurut AFP berdasarkan laporan dari para pejabat keamanan dan medis.
sumber: al-arabiya
Senin, 20 Mei 2013
Gelombang Kekerasan Sektarian Meningkat Drastis di Irak
Gelombang bom mobil dan penembakan menewaskan sedikitnya 70 orang di daerah Syiah dan Sunni Irak, Senin, kata para pejabat. Meningkatkan kekhawatiran akan meluasnya kekerasan sektarian dan pertumpahan darah di negara tersebut.
Beberapa serangan diantaranya menghantam pasar dan halte bus yang ramai selama jam sibuk pagi hari, mendorong korban tewas di Irak sejak Rabu menjadi lebih dari 200. Pertumpahan darah selama seminggu terakhir telah mengingatkan pada serangan balasan antara Sunni dan Syiah yang mendorong negara itu ke jurang perang saudara tahun 2006-2007.
Ketegangan telah memburuk sejak minoritas Sunni Irak mulai memprotes apa yang mereka katakan adalah penganiayaan di tangan pemerintah yang dipimpin Syiah. Demonstrasi-demonstrasi massa yang dimulai pada bulan Desember sekarang berangsur sepi, namun jumlah serangan meningkat tajam setelah operasi keamanan mematikan pada protes kamp Sunni di Irak utara pada tanggal 23 April.
Mayoritas Syiah Irak yang tertindas di bawah Saddam Hussein, sekarang mengontrol tuas kekuasaan di negara ini. Kekerasan terhadap minoritas Sunni semakin terasa dari hari ke hari dibawah kepemimpinan Syiah dan kekerasan baru diantara Syiah dan Sunni sejak akhir bulan lalu telah memicu kekhawatiran kembali ke perang sektarian.
Yang terburuk dari kekerasan Senin terjadi di Baghdad, di mana sepuluh bom mobil mengoyak pasar terbuka dan area lain dari lingkungan Syiah, menewaskan sedikitnya 46 orang dan melukai lebih dari 150, kata para pejabat polisi.
Dalam serangan paling berdarah, sebuah bom mobil yang diparkir meledak di sebuah pasar yang sibuk di lingkungan Syiah utara Shaab, menewaskan 13 dan melukai 25, kata para pejabat polisi dan kesehatan.
"Berapa lama kita harus terus hidup seperti ini, dengan semua kebohongan dari pemerintah?" tanya 23-tahun penduduk Baghdad Malik Ibrahim. "Setiap kali mereka mengatakan mereka telah mencapai solusi, pemboman kembali lebih kuat dari sebelumnya."
"Kami muak dengan mereka dan kami tidak bisa mentolerir ini lagi," tambahnya.
Kota didominasi Syiah dari Basra di Irak selatan pada hari Senin juga terkena dengan dua bom mobil di sana - satu di luar sebuah restoran dan satu lagi di stasiun bus utama kota - menewaskan sedikitnya 13 orang dan melukai 40, kata juru bicara polisi provinsi Kolonel Abdul Karim al-Zaidi dan kepala direktorat kesehatan kota, Riadh Abdul-Amir.
Kekerasan juga melanda daerah Sunni yaitu daerah kota Samarra di utara Baghdad dan provinsi Anbar barat.
Sebuah bom mobil yang diparkir di Samarra meledak di dekat sebuah pertemuan milisi Sunni pro-pemerintah yang sedang menunggu di luar sebuah pangkalan militer untuk menerima gaji, menewaskan tiga orang dan melukai 13, sedangkan pada orang bersenjata menyerang dua polisi Anbar patroli dekat kota Haditha, menewaskan delapan polisi.
Juga di Anbar, pihak berwenang menemukan 13 mayat di daerah gurun terpencil, kata para pejabat. Mayat, yang termasuk delapan polisi yang diculik oleh kelompok bersenjata pada hari Jumat, telah tewas dengan tembakan di kepala.
Para pejabat berbicara tentang kondisi anonimitas karena mereka tidak berwenang untuk berbicara kepada media.
sumber:tz
Beberapa serangan diantaranya menghantam pasar dan halte bus yang ramai selama jam sibuk pagi hari, mendorong korban tewas di Irak sejak Rabu menjadi lebih dari 200. Pertumpahan darah selama seminggu terakhir telah mengingatkan pada serangan balasan antara Sunni dan Syiah yang mendorong negara itu ke jurang perang saudara tahun 2006-2007.
Ketegangan telah memburuk sejak minoritas Sunni Irak mulai memprotes apa yang mereka katakan adalah penganiayaan di tangan pemerintah yang dipimpin Syiah. Demonstrasi-demonstrasi massa yang dimulai pada bulan Desember sekarang berangsur sepi, namun jumlah serangan meningkat tajam setelah operasi keamanan mematikan pada protes kamp Sunni di Irak utara pada tanggal 23 April.
Mayoritas Syiah Irak yang tertindas di bawah Saddam Hussein, sekarang mengontrol tuas kekuasaan di negara ini. Kekerasan terhadap minoritas Sunni semakin terasa dari hari ke hari dibawah kepemimpinan Syiah dan kekerasan baru diantara Syiah dan Sunni sejak akhir bulan lalu telah memicu kekhawatiran kembali ke perang sektarian.
Yang terburuk dari kekerasan Senin terjadi di Baghdad, di mana sepuluh bom mobil mengoyak pasar terbuka dan area lain dari lingkungan Syiah, menewaskan sedikitnya 46 orang dan melukai lebih dari 150, kata para pejabat polisi.
Dalam serangan paling berdarah, sebuah bom mobil yang diparkir meledak di sebuah pasar yang sibuk di lingkungan Syiah utara Shaab, menewaskan 13 dan melukai 25, kata para pejabat polisi dan kesehatan.
"Berapa lama kita harus terus hidup seperti ini, dengan semua kebohongan dari pemerintah?" tanya 23-tahun penduduk Baghdad Malik Ibrahim. "Setiap kali mereka mengatakan mereka telah mencapai solusi, pemboman kembali lebih kuat dari sebelumnya."
"Kami muak dengan mereka dan kami tidak bisa mentolerir ini lagi," tambahnya.
Kota didominasi Syiah dari Basra di Irak selatan pada hari Senin juga terkena dengan dua bom mobil di sana - satu di luar sebuah restoran dan satu lagi di stasiun bus utama kota - menewaskan sedikitnya 13 orang dan melukai 40, kata juru bicara polisi provinsi Kolonel Abdul Karim al-Zaidi dan kepala direktorat kesehatan kota, Riadh Abdul-Amir.
Kekerasan juga melanda daerah Sunni yaitu daerah kota Samarra di utara Baghdad dan provinsi Anbar barat.
Sebuah bom mobil yang diparkir di Samarra meledak di dekat sebuah pertemuan milisi Sunni pro-pemerintah yang sedang menunggu di luar sebuah pangkalan militer untuk menerima gaji, menewaskan tiga orang dan melukai 13, sedangkan pada orang bersenjata menyerang dua polisi Anbar patroli dekat kota Haditha, menewaskan delapan polisi.
Juga di Anbar, pihak berwenang menemukan 13 mayat di daerah gurun terpencil, kata para pejabat. Mayat, yang termasuk delapan polisi yang diculik oleh kelompok bersenjata pada hari Jumat, telah tewas dengan tembakan di kepala.
Para pejabat berbicara tentang kondisi anonimitas karena mereka tidak berwenang untuk berbicara kepada media.
sumber:tz
Jumat, 17 Mei 2013
Bom Irak Meledak Di Komunitas Sunni, 58 Tewas
Setidaknya 58 orang tewas di Irak setelah dua ledakan menghantam sebuah masjid Sunni dan bom lainnya menghantam sebuah prosesi pemakaman Sunni. Bom meledak di daerah komersial Sunni di Baghdad barat.
Bom pertama meledak saat jamaah berangkat menuju masjid Saria di kota Baquba, sebelah utara Baghdad. Bom kedua kemudian meledak setelah orang berkumpul di lokasi ledakan pertama, memakan korban sedikitnya 41 orang dan melukai 57, kata para pejabat kepada AFP.
Di Madain, selatan Baghdad, sebuah bom pinggir jalan meledak di dekat prosesi pemakaman bagi seorang pria Sunni, menewaskan delapan orang dan melukai sedikitnya 25 pejabat keamanan dan medis mengatakan, menurut AFP.
Sementara itu, para pejabat Irak mengatakan kepada AP bahwa sebuah bom meledak di lingkungan Sunni terutama di Baghdad barat, menewaskan sedikitnya tujuh orang dan melukai 20.
Serangan pada hari Jumat adalah yang terbaru dalam serangkaian pemboman yang telah ditargetkan kepada Sunni, Syiah, aparat keamanan dan pemimpin suku, sejak pasukan keamanan menyerbu sebuah kamp dekat Sunni pada protes di Kirkuk sebulan lalu.
Pada hari Kamis, seorang pembom bunuh diri menewaskan 12 orang di pintu masuk Al-Zahraa Husseiniyah, tempat ibadah Syiah di kota Kirkuk.
Perdana Menteri Nuri al-Maliki disalahkan atas lonjakan terbaru dalam kekerasan intoleransi agama.
"Pertumpahan darah ... adalah hasil dari kebencian sektarian, "kata Maliki. "Kejahatan ini adalah hasil alami dari pola pikir sektarian."
Ketegangan antara pemerintah perdana menteri Syiah dan anggota minoritas Sunni telah meningkat akhir-akhir ini. Sebagian warga Sunni menuduh pemerintah Irak telah menargetkan komunitas mereka sendiri.
sumber: alarabiya
Kamis, 16 Mei 2013
Pemboman di Irak Menewaskan 34 Orang
Pemboman di Irak menewaskan 34 orang pada Rabu seiring ketegangan yang terus meningkat antara pemerintah yang dipimpin oleh Muslim Syiah dan minoritas Sunni, dengan serangkaian ledakan terutama menargetkan daerah Syiah di Baghdad.
Bom mobil menghantam Kadhimiyah dan Kota Sadr di Baghdad utara, Saidiyah di selatan dan Mashtal, Baghdad Jadida dan Al-Husseiniyah di timur, menewaskan 19 orang dan melukai 58, sementara sebuah bom pinggir jalan di daerah Zafraniyah menewaskan dua polisi, petugas keamanan dan medis kata para pejabat.
Wartawan AFP mendengar suara ledakan di Baghdad pusat, dan melihat sejumlah ambulans di jalan.
Sementara itu, televisi pemerintah Iraqiya mengutip pernyataan petugas keamanan yang bertanggung jawab untuk Baghdad mengatakan empat bom mobil lagi telah dijinakkan di ibukota.
Tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas kekerasan ini, namun serangan terkoordinasi adalah taktik favorit militan Sunni terkait dengan Al-Qaeda.
Sebuah bom mobil di Kirkuk adalah sebuah serangan tunggal paling mematikan yang menewaskan delapan orang dan melukai delapan lainnya.
Di Tarmiyah, utara Baghdad, seorang pembom bunuh diri mengendarai sepeda motor menyerang sebuah pos pemeriksaan polisi, menewaskan seorang polisi dan melukai empat orang.
Serangan di kota utara Mosul menewaskan dua polisi dan melukai dua orang lagi.
Kekerasan pada hari Rabu terjadi sehari setelah serangan menewaskan 16 orang di Irak, termasuk 12 ditembak mati saat orang-orang bersenjata menyerang sebuah deretan toko-toko alkohol di Baghdad.
Ketegangan terjadi antara pemerintah Perdana Menteri Nouri al-Maliki, seorang Syiah, dan warga minoritas Sunni yang menuduh otoritas menargetkan komunitas mereka, termasuk melalui penahanan yang salah dan tuduhan terlibat dalam terorisme.
Protes pecah di daerah Sunni di Irak hampir lima bulan yang lalu. Meskipun pemerintah telah membuat beberapa konsesi, seperti membebaskan tahanan dan menaikkan gaji pejuang anti-Al-Qaeda Sunni, masalah mendasar belum ditangani.
Pada tanggal 23 April pasukan keamanan menyerang pengunjuk rasa di dekat kota di provinsi Kirkuk Hawijah, memicu bentrokan yang menewaskan 53 orang.
Puluhan lainnya tewas dalam kerusuhan berikutnya yang termasuk serangan balas dendam menargetkan pasukan keamanan. Hal itu menimbulkan kekhawatiran kembali ke konflik sektarian yang telah menewaskan puluhan ribu nyawa antara tahun 2006 dan 2008.
Kekerasan di Irak telah menurun dari puncaknya pada 2006 dan 2007, namun serangan-serangan masih umum terjadi, menewaskan lebih dari 200 orang tiap bulan di empat bulan pertama tahun ini.
sumber: al-arabiya
Kamis, 14 Maret 2013
Iran Meningkatkan Pengiriman Senjata Ke Suriah
Suriah - Iran secara signifikan telah meningkatkan dukungan militernya terhadap Presiden Suriah Bashar Al-Assad di bulan-bulan terakhir, demikian menurut pernyataan para diplomat barat seperti yang dilansir oleh al-arabiya.
Pengiriman senjata dari Iran terus membanjiri Suriah lebih dari dua kali lipatnya dalam bulan-bulan terakhir ini melalui Iraq, Turki dan perbatasan-perbatasan lainnya termasuk Lebanon, demikian mneurut sumber yang sangat dirahasiakan. Namun pernyataan ini langsung di tolak mentah-mentah oleh para pejabat Irak maupun Turki.
Menurut sumber rahasia ini Iran berusaha sangat keras untuk segera mengakhiri konflik di Suriah. Dan konflik di Suriah terlihat semakin menjurus kepada konflik sektarian dibanding pertarungan antara pemberontak FSA dengan Pemerintahan Suriah. Dukungan senjata ini juga terlihat mengalir ke kelompok syiah seperti Hizbullah yang sudah berulangkali tertangkap basah sangat aktif berada di medan perang mendukung militer Assad.
"Irak saat ini benar-benar sedang mencari jalan lain", demikian menurut diplomat barat yang tidak ingin disebut namanya ini.
Pesawat sipil yang terlibat adalah Iran Air dan Mahan Air yang sebetulnya telah mendapatkan sanksi dari Amerika Serikat. Ada sekitar 5 ton senjata yang dikirimkan setiap minggunya dari sejak September. Peralatan militer ini dikirimkan tidak hanya kepada Hizbullah juga kepada milisi Shabiha.
Peralatan militer tersebut meliputi alat komunikasi, senjata ringan sampai senjata berat seperti rudal permukaan ke permukaan. Bahkan juga ada peralatan canggih seperti drone UAV. Semua benda ini disembunyikan dibagian bawah badan pesawat yang dekat dengan jalur bahan bakar.
Menurut sumber ini, Rusia juga mempunya peran penting dalam memberikan dukungan senjata kepada Suriah. Rusia tidak terkena embargo senjata seperti halnya Iran sehingga Russia tidak melanggar resolusi PBB karena melakukan transaksi senjata dengan Suriah. Namun bila Rusia menerima senjata dari Iran, maka negara ini akan melanggar resolusi PBB.
Rusia sendiri sangat mengkritik Amerika, negara-negara eropa dan pemerintahan-pemerintahan Arab yang memberikan dukungan senjata kepada pihak pemberontak untuk menggulingkan Assad. Rusia mengakui memberikan dukungan militer terhadap Suriah termasuk rudal anti serangan udara namun bukan senjata yang bisa dipakai untuk menyerang seperti helikopter contohnya.
Dari Turki seorang diplomat juga menolak tuduhan ini. "Hal ini adalah hal yang sangat sensitif bagi Turki dan kami sangat mengetahui bila hal ini tidak berdasar", demikian katanya terhadap reporter Reuters.
Duta besar Lebanon untuk PBB Nawaf Salam mengatakan bila dia tidak dalam posisi untuk berkomentar untuk hal ini. Dan sumber di pemerintahan Lebanon lainnya yang tidak ingin disebutkan namanya juga menolak tuduhan ini.
sumber: al-arabiya
Pengiriman senjata dari Iran terus membanjiri Suriah lebih dari dua kali lipatnya dalam bulan-bulan terakhir ini melalui Iraq, Turki dan perbatasan-perbatasan lainnya termasuk Lebanon, demikian mneurut sumber yang sangat dirahasiakan. Namun pernyataan ini langsung di tolak mentah-mentah oleh para pejabat Irak maupun Turki.
Menurut sumber rahasia ini Iran berusaha sangat keras untuk segera mengakhiri konflik di Suriah. Dan konflik di Suriah terlihat semakin menjurus kepada konflik sektarian dibanding pertarungan antara pemberontak FSA dengan Pemerintahan Suriah. Dukungan senjata ini juga terlihat mengalir ke kelompok syiah seperti Hizbullah yang sudah berulangkali tertangkap basah sangat aktif berada di medan perang mendukung militer Assad.
Alur Pengiriman Senjata
Senjata-senjata ini dikirimkan melalui pesawat udara sipil menuju Iraq dan disambung dengan beberapa truk memasuki wilayah Suriah."Irak saat ini benar-benar sedang mencari jalan lain", demikian menurut diplomat barat yang tidak ingin disebut namanya ini.
Pesawat sipil yang terlibat adalah Iran Air dan Mahan Air yang sebetulnya telah mendapatkan sanksi dari Amerika Serikat. Ada sekitar 5 ton senjata yang dikirimkan setiap minggunya dari sejak September. Peralatan militer ini dikirimkan tidak hanya kepada Hizbullah juga kepada milisi Shabiha.
Peralatan militer tersebut meliputi alat komunikasi, senjata ringan sampai senjata berat seperti rudal permukaan ke permukaan. Bahkan juga ada peralatan canggih seperti drone UAV. Semua benda ini disembunyikan dibagian bawah badan pesawat yang dekat dengan jalur bahan bakar.
Menurut sumber ini, Rusia juga mempunya peran penting dalam memberikan dukungan senjata kepada Suriah. Rusia tidak terkena embargo senjata seperti halnya Iran sehingga Russia tidak melanggar resolusi PBB karena melakukan transaksi senjata dengan Suriah. Namun bila Rusia menerima senjata dari Iran, maka negara ini akan melanggar resolusi PBB.
Rusia sendiri sangat mengkritik Amerika, negara-negara eropa dan pemerintahan-pemerintahan Arab yang memberikan dukungan senjata kepada pihak pemberontak untuk menggulingkan Assad. Rusia mengakui memberikan dukungan militer terhadap Suriah termasuk rudal anti serangan udara namun bukan senjata yang bisa dipakai untuk menyerang seperti helikopter contohnya.
Respon Dari Negara Tertuduh
Ali al-Moussawi penasihat bidang media Perdana Menteri Irak Nuri al-Maliki dengan sangat tegas membantah pada hari Rabu ini, "Tidak, hal seperti itu tidak pernah terjadi. Senjata-senjata tidak akan di kirim dari Iran ke Suriah melalui Irak, apakah dari jalur darat maupun dari udara".Dari Turki seorang diplomat juga menolak tuduhan ini. "Hal ini adalah hal yang sangat sensitif bagi Turki dan kami sangat mengetahui bila hal ini tidak berdasar", demikian katanya terhadap reporter Reuters.
Duta besar Lebanon untuk PBB Nawaf Salam mengatakan bila dia tidak dalam posisi untuk berkomentar untuk hal ini. Dan sumber di pemerintahan Lebanon lainnya yang tidak ingin disebutkan namanya juga menolak tuduhan ini.
sumber: al-arabiya
Senin, 04 Maret 2013
48 Tentara Suriah dan 9 Tentara Irak Tewas di Wilayah Irak
Baghdad, Iraq - Puluhan tentara suriah yang mencari perlindungan dan menyebrang ke Irak telah disergap oleh tentara yang tidak dikenal pada Senin ini dengan tembakan dan granat roket. 48 orang dikabarkan tewas dan 9 orang tentara Irak ikut menjadi korban.
Keberadaan tentara Suriah di wilayah Irak menjadi bahan pertanyaan banyak pihak akan kepentingan dari pemerintah Iraq dalam perang saudara di Suriah. Serangan ini terkoordinasi dengan baik sehingga beberapa pejabat Iraq menyalahkan Al-Qaida Iraq yang telah melakukannya.
Para pejabat Irak menyatakan bila tentara Suriah mengungsi melalui perbatasan Rabiya melintas ke Irak Utara setelah terpojok oleh serangan pasukan pemberontak Suriah. Tentara-tentara ini sedang dikawal untuk dikembalikan ke Suriah ketika serangan ini terjadi.
Ali al-Moussawi, juru bicara Perdana Menteri Irak menyatakan bila 9 tentara Irak juga telah terbunuh dan tentara Suriah telah terlucuti. Dia mengatakan bila tentara Suriah diperbolehkan masuk ke Irak dalam rangka aksi kemanusiaan saja dan menegaskan bila Irak sama sekali tidak memilih pihak manapun.
"Kami tidak ingin ada tentara yang lain yang melintasi perbatasan dan kami tidak ingin menjadi bagian dari masalah", demikian katanya. "Kami tidak mendukung salah satu pihak untuk melawan pihak lainnya di Suriah"
Kementrian Pertahanan Irak menambahkan bila 10 warga Suriah juga ikut terluka dalam sergapan ini. Dalam pernyataannya ia mengingatkan semua pihak yang bertikai untuk tidak membawa pertempuran ke wilayah Irak atau akan mendapatkan konsekuensinya.
Pejabat resmi Irak meberikan detail dari serangan yang digambarkan begitu teratur dan terencana diarahkan kepada konvoi Suriah. Pejabat yang tidak ingin disebutkan namanya ini menyatakan bila tidak mungkin tentara pembebasan Suriah menyebrang perbatasan dan melakukan penyergapaan yang sangat terencana ini. Mereka menuduh bila pihak Al-Qaida yang berada dibelakang serangan ini.
Sebelumnya di hari Minggu, tentara pembebasan Suriah telah berhasil menguasai akademi polisi Suriah di provinsi Aleppo. Mereka melakukan serangan dibantu dengan tank curian menerebos ke komplek pemerintahan. Sekitar 120 tentara Suriah dan 80 tentara pembebasan Suriah tewas dalam pertempuran yang sengit ini.
sumber: huffingtonpost, independent, yahoo
Langganan:
Postingan (Atom)