Filipina pada Senin mengatakan akan bersikeras agar diizinkan menggunakan lebih banyak aset militer AS untuk melindungi wilayah lautnya, ketika pembicaraan untuk memperluas pakta pertahanan dimulai pekan ini. Menteri Luar Negeri Filipina Albert del Rosario mengatakan sekutu lamanya telah sepakat dalam prinsip menyetujui kehadiran militer AS di Filipina, lapor AFP. Dia mengatakan pembicaraan akan difokuskan pada aturan mengenai kehadiran tersebut dan Filipina ingin memastikan kesepakatan bantuan membangun kemampuan pertahanannya. "Kami siap untuk memanfaatkan setiap sumber daya, untuk memanggil setiap aliansi, untuk melakukan apa yang diperlukan, untuk pertahanan kami, untuk melindungi bangsa dan menjaga keamanan masyarakat kami," katanya.
Filipina telah mencari bantuan militer yang besar dari sekutu lamanya dan mantan penguasa kolonial, di tengah keretakan yang mendalam dengan China sebagai saingannya yang mengklaim wilayah Laut China Selatan. Sementara AS menegaskan tidak berpihak dalam sengketa, hal itu untuk membangun kembali militer Filipina sebagai bagian strategi "poros" Barack Obama di Asia. Filipina menjadi tempat bagi puluhan ribu tentara AS di dua pangkalannya di Manila utara, namun mereka terpaksa pergi pada 1992 setelah Senat memutuskan untuk mengakhiri sewa kontrak mereka di tengah sentimen antiAmerika yang menguat.
Kesepakatan baru yang mulai berlaku pada 1999 memungkinkan tentara AS kembali ke Filipina untuk latihan militer bersama dan ribuan prajurit AS masuk negara melalui latihan perang. Pasukan khusus AS juga telah berputar di Filipina Selatan untuk menolong tentara Filipina melawan jaringan militan Al Qaida dengan jumlah maksimal yang diyakini lebih dari 600 orang. Otoritas Filipina mengatakan kesepakatan baru akan membuka jalan untuk permainan perang bersama yang lebih.
Wakil Menteri Pertahanan Filipina Pio Lorenzo Batino mengatakan kepada para jurnalis pada Senin bahwa pembicaraan baru juga akan berusaha untuk memungkinkan "pra posisi" aset militer AS kembali pada pangkalan Filipina. Dia mengatakan, sebagai imbalan, Filipina menggunakan aset untuk membantu pertahanan wilayahnya meskipun dirinya tidak spesifik menyebutkan sengketa dengan China. "Kami percaya bahwa peralatan AS yang akan kami setujui akan dikerahkan sementara dapat menjadi suplemen (militer Filipina) kemampuan untuk melaksanakan fungsi dalam wilayah misi utama dalam kemananan maritim, kesadaran dominan maritim, dan tanggapan kemanusiaan serta bantuan bencana," kata Batino.
"Kami akan bersikeras terkait hal itu," ujarnya, ketika ditanyakan apakah Filipina mencari menggunaan perangkat perang militer Amerika. Pembicaraan akan dimulai di Manila pada Sabtu. Pejabat Filipina mengatakan mereka akan melakukan finalisasi kesepakatan tahun ini.
Filipina telah mencari bantuan militer yang besar dari sekutu lamanya dan mantan penguasa kolonial, di tengah keretakan yang mendalam dengan China sebagai saingannya yang mengklaim wilayah Laut China Selatan. Sementara AS menegaskan tidak berpihak dalam sengketa, hal itu untuk membangun kembali militer Filipina sebagai bagian strategi "poros" Barack Obama di Asia. Filipina menjadi tempat bagi puluhan ribu tentara AS di dua pangkalannya di Manila utara, namun mereka terpaksa pergi pada 1992 setelah Senat memutuskan untuk mengakhiri sewa kontrak mereka di tengah sentimen antiAmerika yang menguat.
Kesepakatan baru yang mulai berlaku pada 1999 memungkinkan tentara AS kembali ke Filipina untuk latihan militer bersama dan ribuan prajurit AS masuk negara melalui latihan perang. Pasukan khusus AS juga telah berputar di Filipina Selatan untuk menolong tentara Filipina melawan jaringan militan Al Qaida dengan jumlah maksimal yang diyakini lebih dari 600 orang. Otoritas Filipina mengatakan kesepakatan baru akan membuka jalan untuk permainan perang bersama yang lebih.
Wakil Menteri Pertahanan Filipina Pio Lorenzo Batino mengatakan kepada para jurnalis pada Senin bahwa pembicaraan baru juga akan berusaha untuk memungkinkan "pra posisi" aset militer AS kembali pada pangkalan Filipina. Dia mengatakan, sebagai imbalan, Filipina menggunakan aset untuk membantu pertahanan wilayahnya meskipun dirinya tidak spesifik menyebutkan sengketa dengan China. "Kami percaya bahwa peralatan AS yang akan kami setujui akan dikerahkan sementara dapat menjadi suplemen (militer Filipina) kemampuan untuk melaksanakan fungsi dalam wilayah misi utama dalam kemananan maritim, kesadaran dominan maritim, dan tanggapan kemanusiaan serta bantuan bencana," kata Batino.
"Kami akan bersikeras terkait hal itu," ujarnya, ketika ditanyakan apakah Filipina mencari menggunaan perangkat perang militer Amerika. Pembicaraan akan dimulai di Manila pada Sabtu. Pejabat Filipina mengatakan mereka akan melakukan finalisasi kesepakatan tahun ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar