Kepala Staf TNI AU (KSAU) Marsekal (TNI) Ida Bagus Putu Dunia dalam sambutannya yang dibacakan Wakasau Marsekal Madya TNI Sunaryo, menjelaskan, secara kuantitas jumlah prajurit wanita TNI AU (Wara) masih belum ideal. Hingga kini, baru ada sebanyak 1.592 orang wara, yang terdiri dari 656 perwira dan 936 bintara.
"Secara kuantitas, jumlah tersebut masih jauh dari ideal karena baru memenuhi empat persen dari seluruh kebutuhan. Idealnya, tujuh persen dari kebutuhan," kata Ida Bagus Putu Dunia, dalam Peringatan HUT Ke-50 Wara di Mabesau, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (26/8).
Dijelaskan, pada tahun 2013 TNI AU menerima 12 taruni yang saat ini menjalani pendidikan di Akmil Magelang. Catatan prestasi yang diukir oleh para prajurit Wara dalam berbagai penugasan cukup beragam dan mengesankan baik di dalam maupun di luar negeri. Dalam beberapa tahun terakhir ini prajurit Wara bahkan juga telah dilibatkan dalam berbagai misi perdamaian PBB di daerah konflik berbagai belahan dunia.
"Sangat wajar dan sudah selayaknya bila Wara yang berprestasi dan telah menunjukan integritas tinggi mendapat apresiasi tinggi sesuai dengan kapasitas kemampuannya," ujar KSAU. Namun demikian TNI AU sudah sepakat, tidak akan berpatokan pada besarnya kuota perempuan untuk memegang jabatan penting. Namun, menitikberatkan pada kapasitas yang dimiliki. "Oleh karena itu, saya harapkan prajurit Wara mampu meningkatkan kapabilitasnya secara profesional agar mampu bekerrja dengan lebih baik dalam menghadapi setiap penugasan," ucapnya.
Wakil Kepala Staf TNI AU (Wakasau) Marsekal Madya TNI Sunaryo menambahkan jumlah wara yang menjadi penerbang tinggal dua orang, yakni penerbang helikopter dan penerbang pesawat angkut. Sementara lainnya sudah purna tugas. Dengan adanya penerimaan taruni, tidak menutup kemungkinan para taruni yang memiliki predikat perwira, mampu menjadi penerbang pesawat tempur.
"Setelah mereka selesai menjalani pendidikannya sangat mungkin bisa menjadi penerbang tempur. Semua akan kami persiapkan secara matang," kata Sunaryo. Menurutnya, selama ini ada beberapa kendala mengapa Wara sulit menjadi penerbang. Salah satunya, Wara diharuskan memiliki peran ganda. Selain menjadi prajurit wanita TNI AU, Wara juga harus berperan sebagai ibu rumah tangga.
"Secara kuantitas, jumlah tersebut masih jauh dari ideal karena baru memenuhi empat persen dari seluruh kebutuhan. Idealnya, tujuh persen dari kebutuhan," kata Ida Bagus Putu Dunia, dalam Peringatan HUT Ke-50 Wara di Mabesau, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (26/8).
Dijelaskan, pada tahun 2013 TNI AU menerima 12 taruni yang saat ini menjalani pendidikan di Akmil Magelang. Catatan prestasi yang diukir oleh para prajurit Wara dalam berbagai penugasan cukup beragam dan mengesankan baik di dalam maupun di luar negeri. Dalam beberapa tahun terakhir ini prajurit Wara bahkan juga telah dilibatkan dalam berbagai misi perdamaian PBB di daerah konflik berbagai belahan dunia.
"Sangat wajar dan sudah selayaknya bila Wara yang berprestasi dan telah menunjukan integritas tinggi mendapat apresiasi tinggi sesuai dengan kapasitas kemampuannya," ujar KSAU. Namun demikian TNI AU sudah sepakat, tidak akan berpatokan pada besarnya kuota perempuan untuk memegang jabatan penting. Namun, menitikberatkan pada kapasitas yang dimiliki. "Oleh karena itu, saya harapkan prajurit Wara mampu meningkatkan kapabilitasnya secara profesional agar mampu bekerrja dengan lebih baik dalam menghadapi setiap penugasan," ucapnya.
Wakil Kepala Staf TNI AU (Wakasau) Marsekal Madya TNI Sunaryo menambahkan jumlah wara yang menjadi penerbang tinggal dua orang, yakni penerbang helikopter dan penerbang pesawat angkut. Sementara lainnya sudah purna tugas. Dengan adanya penerimaan taruni, tidak menutup kemungkinan para taruni yang memiliki predikat perwira, mampu menjadi penerbang pesawat tempur.
"Setelah mereka selesai menjalani pendidikannya sangat mungkin bisa menjadi penerbang tempur. Semua akan kami persiapkan secara matang," kata Sunaryo. Menurutnya, selama ini ada beberapa kendala mengapa Wara sulit menjadi penerbang. Salah satunya, Wara diharuskan memiliki peran ganda. Selain menjadi prajurit wanita TNI AU, Wara juga harus berperan sebagai ibu rumah tangga.
Melalui peringatan HUT Wara Ke-50, KSAU mengharapkan agar peringatan ini dijadikan evaluasi diri bagi seluruh prajurit Wara dalam membangun bangsa ini. Dalam peringatan HUT Wara tersebut, sebanyak 13 orang Wara melakukan terjun payung dan Plypass pesawat cessna-172 dengan membawa banner serta puluhan Wara menyuguhkan tarian kolosal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar