Duta Besar Pakistan untuk Indonesia, Sanaullah, mengatakan pemerintahnya terus bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia untuk memberantas tindak terorisme. Kedua negara sepakat saling memberikan informasi untuk melacak keberadaan penebar teror, baik yang saat ini berada di Pakistan maupun di Indonesia.
Demikian ungkap Sanaullah, yang ditemui usai memimpin upacara hari Kemerdekaan ke-66 Pakistan pada Rabu 14 Agustus 2013 di gedung Kedutaan yang berlokasi di kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan. Menurut Sanaullah, kerjasama di sektor itu penting untuk perbaiki citra Pakistan yang kerap dianggap sarang para teroris. "Kami ingin Pakistan kembali seperti dulu, terbebas dari para teroris dan aksi teror, bebas dari elemen radikal, dan ekstremisme," kata Sanaullah kepada media.
Keseriusan ini bahkan diutarakan secara jelas ketika mantan Menteri Luar Negeri Pakistan, Makhdoom Shah Mahmood Qureshi menyambangi Indonesia tahun 2010 silam. Kerjasama ini dapat memberikan contoh nyata kepada para pelaku teror bahwa Pakistan juga ingin kedamaian disebar di negara-negara Muslim. "Semoga kerjasama ini dapat terus berlanjut dan menjadi contoh toleransi yang baik," ujar Sanaullah.
Dalam menumpas aksi terorisme di Pakistan, Menteri Dalam Negeri Chaudhry Nisar Ali Khan dalam jumpa wartawan yang digelar hari ini mengatakan bahwa pemerintah akan membentuk sebuah tentara khusus untuk memberantas para teroris di negaranya. Dilansir laman Zee News India, pengajuan kebijakan pembentukan tentara khusus itu akan diajukan ke Perdana Menteri, Nawaz Sharif.
Selain itu Chaudry juga berencana menghidupkan kembali Pejabat Berwenang Penanganan Terorisme Nasional (NACTA) sebagai titik penting pengamanan internal. Kemdag akan membentuk sekretariat bersama untuk mewakili semua badan inelijen yang beroperasi di Pakistan.
Dia mengatakan untuk pembentukan kekuatan awal, sekitar 500 tentara aktif atau yang telah pensiun akan dilatih secara khusus. Ke depannya jumlah tentara itu akan ditingkatkan menjadi dua ribu orang. Chaudry berencana tentara khusus ini akan ada di tingkat provinsi di tahap selanjutnya.
Demikian ungkap Sanaullah, yang ditemui usai memimpin upacara hari Kemerdekaan ke-66 Pakistan pada Rabu 14 Agustus 2013 di gedung Kedutaan yang berlokasi di kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan. Menurut Sanaullah, kerjasama di sektor itu penting untuk perbaiki citra Pakistan yang kerap dianggap sarang para teroris. "Kami ingin Pakistan kembali seperti dulu, terbebas dari para teroris dan aksi teror, bebas dari elemen radikal, dan ekstremisme," kata Sanaullah kepada media.
Keseriusan ini bahkan diutarakan secara jelas ketika mantan Menteri Luar Negeri Pakistan, Makhdoom Shah Mahmood Qureshi menyambangi Indonesia tahun 2010 silam. Kerjasama ini dapat memberikan contoh nyata kepada para pelaku teror bahwa Pakistan juga ingin kedamaian disebar di negara-negara Muslim. "Semoga kerjasama ini dapat terus berlanjut dan menjadi contoh toleransi yang baik," ujar Sanaullah.
Dalam menumpas aksi terorisme di Pakistan, Menteri Dalam Negeri Chaudhry Nisar Ali Khan dalam jumpa wartawan yang digelar hari ini mengatakan bahwa pemerintah akan membentuk sebuah tentara khusus untuk memberantas para teroris di negaranya. Dilansir laman Zee News India, pengajuan kebijakan pembentukan tentara khusus itu akan diajukan ke Perdana Menteri, Nawaz Sharif.
Selain itu Chaudry juga berencana menghidupkan kembali Pejabat Berwenang Penanganan Terorisme Nasional (NACTA) sebagai titik penting pengamanan internal. Kemdag akan membentuk sekretariat bersama untuk mewakili semua badan inelijen yang beroperasi di Pakistan.
Dia mengatakan untuk pembentukan kekuatan awal, sekitar 500 tentara aktif atau yang telah pensiun akan dilatih secara khusus. Ke depannya jumlah tentara itu akan ditingkatkan menjadi dua ribu orang. Chaudry berencana tentara khusus ini akan ada di tingkat provinsi di tahap selanjutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar