1. Download dulu ads-on klik disini (mozilla firefox).
selanjutnya
just for fun :)
Senin, 30 September 2013
Panglima TNI Meminta Intelijen Ubah Cara Berpikir
Panglima TNI mengatakan bahwa segenap insan intelijen, lebih khusus kepada perwira intelijen Bais TNI untuk meninggalkan paradigma lama intelijen, yang masih melekat di dalam benak dan pikiran para perwira. "Buang cara berpikir flat, yang hanya berpikir rutinitas dalam pelaksanaan tugas. Sebaliknya para insan intelijen harus merubah cara berpikir, bahkan harus berani berpikir radikal, sebagaimana radikalnya ancaman yang berkembang saat ini".
Jenderal Moeldoko menekanan, agar intelijen menggunakan dan kembangkan pendekatan smart power dengan mengedepankan soft power dan dalam tugas-tugas intelijen, melalui optimalisasi dialog dan komunukasi dua arah, karena sejatinya pada saat ini intelijen bukanlah sosok yang menyeramkan dan misterius. "Sesuai dengan makna dasar intelligent adalah kecerdasan, yang pada dasarnya dituntut bekerja sesuai dengan norma-norma ilmiah dan etika, sehingga diperoleh data yang reliable, dengan demikian seseorang intelijen seharusnya adalah sosok yang cerdas dalam menjalankan tugasnya," tambahnya.
Lebih lanjut Panglima TNI mengatakan bahwa intelijen tidak bisa menahan keterbukaan informasi, dan tidak bisa mengendalikan komunikasi. Dalam kaitan tersebut, Bais TNI harus mengembangkan pendekatan dialog dan komunikasi pada setiap pelaksanaan tugas. Komunikasi memainkan peran signifikan dalam mencapai resolusi konflik, ketidakpercayaan, kecurigaan, serta permusuhan yang terjadi di masyarakat. Keberhasilan menyelesaikan perselisihan diklaim sebagai keberhasilan komunikasi.
"Kemampuan menyatukan beragam pemikiran kedalam keterikatan pemahaman yang sama, juga dikatakan sebagai keberhasilan komunikasi dari sebuah operasi intelijen penggalangan. Cara kerja yang cermat dan mendalam, kualitas berpikir yang cerdas, tajam dan akurat dalam menganalisa, serta kinerja yang semakin meningkat, harus menjadi ciri utama Badan Intelijen Strategis TNI, yang bekerja berlandaskan tugas pokok TNI dan dua tugas OMP, serta empat belas tugas OMSP yang diamanatkan oleh undang-undang," jelas Moeldoko.
Pada akhir amanatnya Panglima TNI mengucapkan selamat bertugas bagi pejabat baru, agar membangun kerjasama komunitas intelijen nasional, termasuk kerjasama dengan media massa.
"Karena kerjasama intelijen dan media massa merupakan cara terbaik dalam rangka membangun dialog dan komunikasi, untuk menerapkan fungsi penggalangan terhadap rakyat dan objek lainnya dengan menggunakan pendekatan secara cerdas," katanya. Hadir dalam upacara tersebut, diantaranya Kasum TNI, Irjen TNI, Aspers Panglima TNI, para pejabat di lingkungan Mabes TNI dan Angkatan, serta Kapuspen TNI.
Jenderal Moeldoko menekanan, agar intelijen menggunakan dan kembangkan pendekatan smart power dengan mengedepankan soft power dan dalam tugas-tugas intelijen, melalui optimalisasi dialog dan komunukasi dua arah, karena sejatinya pada saat ini intelijen bukanlah sosok yang menyeramkan dan misterius. "Sesuai dengan makna dasar intelligent adalah kecerdasan, yang pada dasarnya dituntut bekerja sesuai dengan norma-norma ilmiah dan etika, sehingga diperoleh data yang reliable, dengan demikian seseorang intelijen seharusnya adalah sosok yang cerdas dalam menjalankan tugasnya," tambahnya.
Lebih lanjut Panglima TNI mengatakan bahwa intelijen tidak bisa menahan keterbukaan informasi, dan tidak bisa mengendalikan komunikasi. Dalam kaitan tersebut, Bais TNI harus mengembangkan pendekatan dialog dan komunikasi pada setiap pelaksanaan tugas. Komunikasi memainkan peran signifikan dalam mencapai resolusi konflik, ketidakpercayaan, kecurigaan, serta permusuhan yang terjadi di masyarakat. Keberhasilan menyelesaikan perselisihan diklaim sebagai keberhasilan komunikasi.
"Kemampuan menyatukan beragam pemikiran kedalam keterikatan pemahaman yang sama, juga dikatakan sebagai keberhasilan komunikasi dari sebuah operasi intelijen penggalangan. Cara kerja yang cermat dan mendalam, kualitas berpikir yang cerdas, tajam dan akurat dalam menganalisa, serta kinerja yang semakin meningkat, harus menjadi ciri utama Badan Intelijen Strategis TNI, yang bekerja berlandaskan tugas pokok TNI dan dua tugas OMP, serta empat belas tugas OMSP yang diamanatkan oleh undang-undang," jelas Moeldoko.
Pada akhir amanatnya Panglima TNI mengucapkan selamat bertugas bagi pejabat baru, agar membangun kerjasama komunitas intelijen nasional, termasuk kerjasama dengan media massa.
"Karena kerjasama intelijen dan media massa merupakan cara terbaik dalam rangka membangun dialog dan komunikasi, untuk menerapkan fungsi penggalangan terhadap rakyat dan objek lainnya dengan menggunakan pendekatan secara cerdas," katanya. Hadir dalam upacara tersebut, diantaranya Kasum TNI, Irjen TNI, Aspers Panglima TNI, para pejabat di lingkungan Mabes TNI dan Angkatan, serta Kapuspen TNI.
Gunung Emas Indonesia Yang Dikorbankan Kepada Negara Asing
Pada sekitar tahun 1961, Presiden Soekarno gencar merevisi kontrak pengelolaan minyak dan tambang-tambang asing di Indonesia. Minimal sebanyak 60 persen dari keuntungan perusahaan minyak asing harus menjadi jatah rakyat Indonesia. Namun kebanyakan dari mereka, gerah dengan peraturan itu. Akibatnya, skenario jahat para elite dunia akhirnya mulai direncanakan terhadap negeri tercinta, Indonesia.
Pada akhir tahun 1996 lalu, sebuah artikel yang ditulis oleh seorang penulis Lisa Pease yang dimuat dalam majalah Probe. Tulisan ini juga disimpan dalam National Archive di Washington DC. Judul tulisan tersebut adalah “JFK, Indonesia, CIA and Freeport“. Walau dominasi Freeport atas “gunung emas” di Papua telah dimulai sejak tahun 1967, namun kiprahnya di negeri ini ternyata sudah dimulai beberapa tahun sebelumnya. Dalam tulisannya, Lisa Pease mendapatkan temuan jika Freeport Sulphur, demikian nama perusahaan itu awalnya, nyaris bangkrut berkeping-keping ketika terjadi pergantian kekuasaan di Kuba tahun pada tahun 1959.
Saat itu di Kuba, Fidel Castro berhasil menghancurkan rezim diktator Batista. Oleh Castro, seluruh perusahaan asing di negeri itu dinasionalisasikan. Freeport Sulphur yang baru saja hendak melakukan pengapalan nikel produksi perdananya dari Kuba, akhirnya terkena imbasnya. Maka terjadi ketegangan di Kuba. Menurut Lisa Pease, berkali-kali CEO Freeport Sulphur merencanakan upaya pembunuhan terhadap Fidel Castro, namun berkali-kali pula menemui kegagalan. Ditengah situasi yang penuh ketidakpastian, pada Agustus 1959, Forbes Wilson yang menjabat sebagai Direktur Freeport Sulphur melakukan pertemuan dengan Direktur pelaksana East Borneo Company, Jan van Gruisen. Dalam pertemuan itu Gruisen bercerita jika dirinya menemukan sebuah laporan penelitian atas Gunung Ersberg (Gunung Tembaga) di Irian Barat yang ditulis Jean Jacques Dozy di tahun 1936.
Forbes Wilson,Direktur Freeport Sulphur 1959
Uniknya, laporan itu sebenarnya sudah dianggap tidak berguna dan tersimpan selama bertahun-tahun begitu saja di perpustakaan Belanda. Namun, Van Gruisen tertarik dengan laporan penelitian yang sudah berdebu itu dan kemudian membacanya. Dengan berapi-api, Van Gruisen bercerita kepada pemimpin Freeport Sulphur itu jika selain memaparkan tentang keindahan alamnya, Jean Jaques Dozy juga menulis tentang kekayaan alamnya yang begitu melimpah.
Tidak seperti wilayah lainnya diseluruh dunia, maka kandungan biji tembaga yang ada disekujur tubuh Gunung Ersberg itu terhampar di atas permukaan tanah, jadi tidak tersembunyi di dalam tanah. Mendengar hal itu, Wilson sangat antusias dan segera melakukan perjalanan ke Irian Barat untuk mengecek kebenaran cerita itu. Di dalam benaknya, jika kisah laporan ini benar, maka perusahaannya akan bisa bangkit kembali dan selamat dari kebangkrutan yang sudah di depan mata.
Selama beberapa bulan, Forbes Wilson melakukan survey dengan seksama atas Gunung Ersberg dan juga wilayah sekitarnya. Penelitiannya ini kelak ditulisnya dalam sebuah buku berjudul The Conquest of Cooper Mountain.
Wilson menyebut gunung tersebut sebagai harta karun terbesar, yang untuk memperolehnya tidak perlu menyelam lagi karena semua harta karun itu telah terhampar di permukaan tanah. Dari udara, tanah disekujur gunung tersebut berkilauan ditimpa sinar matahari. Wilson juga mendapatkan temuan yang nyaris membuatnya gila. Karena selain dipenuhi bijih tembaga, gunung tersebut ternyata juga dipenuhi bijih emas dan perak.
Menurut Wilson, seharusnya gunung tersebut diberi nama GOLD MOUNTAIN, bukan Gunung Tembaga. Sebagai seorang pakar pertambangan, Wilson memperkirakan jika Freeport akan untung besar, hanya dalam waktu tiga tahun pasti sudah kembali modal. Pimpinan Freeport Sulphur ini pun bergerak dengan cepat. Pada 1 Februari 1960, Freeport Sulphur meneken kerjasama dengan East Borneo Company untuk mengeksplorasi gunung tersebut.
Namun lagi-lagi Freeport Sulphur mengalami kenyataan yang hampir sama dengan yang pernah dialaminya di Kuba. Perubahan eskalasi politik atas tanah Irian Barat tengah mengancam. Hubungan Indonesia dan Belanda telah memanas dan Soekarno malah mulai menerjunkan pasukannya di Irian Barat. Tadinya Wilson ingin meminta bantuan kepada Presiden AS John Fitzgerald Kennedy (JFK) agar mendinginkan Irian Barat. Namun ironisnya, JFK malah sepertinya mendukung Soekarno.
Kennedy mengancam Belanda, akan menghentikan bantuan Marshall Plan jika ngotot mempertahankan Irian Barat. Belanda yang saat itu memerlukan bantuan dana segar untuk membangun kembali negerinya dari puing-puing kehancuran akibat Perang Dunia II, terpaksa mengalah dan mundur dari Irian Barat.
Ketika itu sepertinya Belanda tidak tahu jika Gunung Ersberg sesungguhnya mengandung banyak emas, bukan tembaga. Sebab jika saja Belanda mengetahui fakta sesungguhnya, maka nilai bantuan Marshall Plan yang diterimanya dari AS tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan nilai emas yang ada di gunung tersebut. Dampak dari sikap Belanda untuk mundur dari Irian Barat menyebabkan perjanjian kerjasama dengan East Borneo Company mentah kembali. Para pemimpin Freeport jelas marah besar.
Presiden AS, John F Kennedy ditembak saat bersama istrinya di mobil pada 22 November 1963.
Apalagi mendengar Kennedy akan menyiapkan paket bantuan ekonomi kepada Indonesia sebesar 11 juta AS dengan melibatkan IMF dan Bank Dunia. Semua ini jelas harus dihentikan. Segalanya berubah seratus delapan puluh derajat ketika Presiden Kennedy tewas ditembak pada 22 November 1963.
Banyak kalangan menyatakan penembakan Kennedy merupakan sebuah konspirasi besar menyangkut kepentingan kaum Globalis yang hendak mempertahankan hegemoninya atas kebijakan politik di Amerika. Presiden Johnson yang menggantikan Kennedy mengambil sikap yang bertolak belakang dengan pendahulunya. Johnson malah mengurangi bantuan ekonomi kepada Indonesia, kecuali kepada militernya.
Presiden Sukarno pada lawatan kenegaraannya ke Amerika Serikat sedang memeriksa barisan tentara kehormatan Amerika setelah turun dari pesawat didampingi presiden AS, John F Kennedy Salah seorang tokoh di belakang keberhasilan Johnson, termasuk dalam kampanye pemilihan presiden AS tahun 1964, adalah Augustus C.Long, salah seorang anggota dewan direksi Freeport. Tokoh yang satu ini memang punya kepentingan besar atas Indonesia. Selain kaitannya dengan Freeport, Long juga memimpin Texaco, yang membawahi Caltex (patungan dengan Standard Oil of California). Soekarno pada tahun 1961 memutuskan kebijakan baru kontrak perminyakan yang mengharuskan 60 persen labanya diserahkan kepada pemerintah Indonesia. Caltex sebagai salah satu dari tiga operator perminyakan di Indonesia jelas sangat terpukul oleh kebijakan Soekarno ini.
Augustus C.Long, salah seorang anggota dewan direksi Freeport dan pemimpin Texaco, yang membawahi Caltex, ia juga chairman Presbyterian Hospital Board dan Penasehat CIA di kepresidenan AS untuk masalah luar negeri..
Augustus C.Long amat marah terhadap Soekarno dan amat berkepentingan agar orang ini disingkirkan secepatnya. Mungkin suatu kebetulan yang ajaib, Augustus C. Long juga aktif di Presbysterian Hospital di New York, dimana dia pernah dua kali menjadi presidennya (1961-1962). Sudah bukan rahasia umum lagi jika tempat ini merupakan salah satu simpul pertemuan tokoh CIA. Lisa Pease dengan cermat menelusuri riwayat kehidupan tokoh ini. Antara tahun 1964 sampai 1970, Long pensiun sementara sebagai pemimpin Texaco.
Apa saja yang dilakukan orang ini dalam masa itu, yang di Indonesia dikenal sebagai “masa yang paling krusial”. Pease mendapatkan data jika pada Maret 1965, Augustus C. Long terpilih sebagai Direktur Chemical Bank, salah satu perusahaan Rockefeller. Pada bulan Agustus 1965, Long diangkat menjadi anggota dewan penasehat intelejen kepresidenan AS untuk masalah luar negeri. Badan ini memiliki pengaruh sangat besar untuk menentukan operasi rahasia AS di negara-negara tertentu. Long diyakini salah satu tokoh yang merancang kudeta terhadap Soekarno, yang dilakukan AS dengan menggerakkan sejumlah perwira Angkatan Darat yang disebutnya sebagai Our Local Army Friend.
Pengamat sejarawan LIPI, Dr Asvi Marwan Adam
Sedangkan menurut pengamat sejarawan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Dr Asvi Marwan Adam, Soekarno benar-benar ingin sumber daya alam Indonesia dikelola oleh anak bangsa sendiri. Asvi juga menuturkan, sebuah arsip di Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta mengungkapkan pada 15 Desember 1965 sebuah tim dipimpin oleh Chaerul Saleh di Istana Cipanas sedang membahas nasionalisasi perusahaan asing di Indonesia. Soeharto yang pro-pemodal asing, datang ke sana menumpang helikopter. Dia menyatakan kepada peserta rapat, bahwa dia dan Angkatan Darat tidak setuju rencana nasionalisasi perusahaan asing itu.
“Soeharto sangat berani saat itu, Bung Karno juga tidak pernah memerintahkan seperti itu,” kata Asvi.
Sebelum tahun 1965, seorang taipan dari Amerika Serikat menemui Soekarno. Pengusaha itu menyatakan keinginannya berinvestasi di Papua. Namun Soekarno menolak secara halus.
“Saya sepakat dan itu tawaran menarik. Tapi tidak untuk saat ini, coba tawarkan kepada generasi setelah saya,” ujar Asvi menirukan jawaban Soekarno.
Soekarno berencana modal asing baru masuk Indonesia 20 tahun lagi, setelah putra-putri Indonesia siap mengelola. Dia tidak mau perusahaan luar negeri masuk, sedangkan orang Indonesia masih memiliki pengetahuan nol tentang alam mereka sendiri. Oleh karenanya sebagai persiapan, Soekarno mengirim banyak mahasiswa belajar ke negara-negara lain.
Suharto, sebagai komandan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) disaat memimpin pasukan untuk memerangi G-30/S-PKI
Soekarno boleh saja membuat tembok penghalang untuk asing dan mempersiapkan calon pengelola negara. Namun Asvi menjelaskan bahwa usaha pihak luar yang bernafsu ingin mendongkel kekuasaan Soekarno, tidak kalah kuat. Setahun sebelumnya yaitu pada tahun 1964, seorang peneliti diberi akses untuk membuka dokumen penting Departemen Luar Negeri Pakistan dan menemukan surat dari duta besar Pakistan di Eropa.
Dalam surat per Desember 1964, diplomat itu menyampaikan informasi rahasia dari intel Belanda yang mengatakan bahwa dalam waktu dekat, Indonesia akan beralih ke Barat. Lisa menjelaskan maksud dari informasi itu adalah akan terjadi kudeta di Indonesia oleh partai komunis.
Sebab itu, angkatan darat memiliki alasan kuat untuk menamatkan Partai Komunis Indonesia (PKI), setelah itu membuat Soekarno menjadi tahanan. Telegram rahasia dari Departemen Luar Negeri Amerika Serikat ke Perserikatan Bangsa-Bangsa pada April 1965 menyebut Freeport Sulphur sudah sepakat dengan pemerintah Indonesia untuk penambangan puncak Erstberg di Papua.
Salah satu bukti sebuah telegram rahasia Cinpac 342, 21 Januari 1965, pukul 21.48, yang menyatakan ada pertemuan para penglima tinggi dan pejabat Angkatan Darat Indonesia membahas rencana darurat itu, bila Presiden Soekarno meninggal. Namun kelompok yang dipimpin Jenderal Soeharto tersebut ternyata bergerak lebih jauh dari rencana itu. Jenderal Suharto justru mendesak angkatan darat agar mengambil-alih kekuasaan tanpa menunggu Soekarno berhalangan.
Mantan pejabat CIA Ralph Mc Gehee juga pernah bersaksi bahwa semuanya itu memang benar adanya. Maka dibuatlah PKI sebagai kambing hitam sebagai tersangka pembunuhan 7 Dewan Jenderal yang pro Sukarno melalui Gerakan 30 September yang didalangi oleh PKI, atau dikenal oleh pro-Suharto sebagai “G-30/S-PKI” dan disebut juga sebagai Gestapu (Gerakan Tiga Puluh) September oleh pro-Sukarno.
Soeharto diberikan mandat dengan dikeluarkannya Supersemar untuk mengatasi keadan oleh presiden Sukarno
Setelah pecahnya peristiwa Gerakan 30 September 1965, keadaan negara Indonesia berubah total. Terjadi kudeta yang telah direncanakan dengan “memelintir dan mengubah” isi Surat Perintah 11 Maret (Supersemar) 1966, yang pada akhirnya isi dari surat perintah itu disalahartikan. Dalam Supersemar, Sukarno sebenarnya hanya memberi mandat untuk mengatasi keadaan negara yang kacau-balau kepada Suharto, bukan justru menjadikannya menjadi seorang presiden.
Suharto dan Tien Suharto berdiri di depan Patung 7 Jenderal di daerah Lubang Buaya yang dalam pelajaran sejarah, mereka telah “dibunuh PKI” lalu jasadnya ditemukan hanya dalam satu lubang sumur di daerah Lubang Buaya.
Dalam artikel berjudul JFK, Indonesia, CIA, and Freeport yang diterbitkan majalah Probe edisi Maret-April 1996, Lisa Pease menulis bahwa akhirnya pada awal November 1965, satu bulan setelah tragedi terbunuhnya sejumlah perwira loyalis Soekarno (yang dikenal juga sebagai 7 dewan Jenderal yang dibunuh PKI), Forbes Wilson mendapat telpon dari Ketua Dewan Direktur Freeport, Langbourne Williams, yang menanyakan, “Apakah Freeport sudah siap untuk mengekplorasi gunung emas di Irian Barat?”
Ibnu Sutowo, Menteri Pertambangan dan Perminyakan pada tahun 1966
Forbes Wilson jelas kaget. Dengan jawaban dan sikap tegas Sukarno yang juga sudah tersebar di dalam dunia para elite-elite dan kartel-kartel pertambangan dan minyak dunia, Wilson tidak percaya mendengar pertanyaan itu. Dia berpikir Freeport masih akan sulit mendapatkan izin karena Soekarno masih berkuasa. Ketika itu Soekarno masih sah sebagai presiden Indonesia bahkan hingga 1967, lalu darimana Williams yakin gunung emas di Irian Barat akan jatuh ke tangan Freeport?
Lisa Pease mendapatkan jawabannya. Para petinggi Freeport ternyata sudah mempunyai kontak dengan tokoh penting di dalam lingkaran elit Indonesia. Oleh karenanya, usaha Freeport untuk masuk ke Indonesia akan semakin mudah. Beberapa elit Indonesia yang dimaksud pada era itu diantaranya adalah Menteri Pertambangan dan Perminyakan pada saat itu Ibnu Soetowo .
Julius Tahija, penghubung antara Ibnu Soetowo dengan Freeport. Namun pada saat penandatanganan kontrak dengan Freeport, juga dilakukan oleh menteri Pertambangan Indonesia selanjutnya yaitu Ir. Slamet Bratanata. Selain itu juga ada seorang bisnisman sekaligus “makelar” untuk perusahaan-perusahaan asing yaitu Julius Tahija.
Julius Tahija berperan sebagai penghubung antara Ibnu Soetowo dengan Freeport. Dalam bisnis ia menjadi pelopor dalam keterlibatan pengusaha lokal dalam perusahaan multinasional lainnya, antara lain terlibat dalam PT Faroka, PT Procter & Gambler (Inggris), PT Filma, PT Samudera Indonesia, Bank Niaga, termasuk Freeport Indonesia. Sedangkan Ibnu Soetowo sendiri sangat berpengaruh di dalam angkatan darat, karena dialah yang menutup seluruh anggaran operasional mereka.
Sebagai bukti adalah dilakukannya pengesahan Undang-undang Penanaman Modal Asing (PMA) pada 1967 yaitu UU no 1/1967 tentang Penanaman Modal Asing (PMA) yang draftnya dirancang di Jenewa-Swiss yang didektekan oleh Rockefeller seorang Bilderberger dan disahkan tahun 1967.
Maka, Freeport menjadi perusahaan asing pertama yang kontraknya ditandatangani Soeharto.
Bukan saja menjadi lembek, bahkan sejak detik itu, akhirnya Indonesia menjadi negara yang sangat tergantung terhadap Amerika, hingga kini, dan mungkin untuk selamanya. Bahkan beberapa bulan sebelumnya yaitu pada 28 Februari 1967 secara resmi pabrik BATA yang terletak di Ibukota Indonesia (Kalibata) juga diserahkan kembali oleh Pemerintah Indonesia kepada pemiliknya. Penandatanganan perjanjian pengembalian pabrik Bata dilakukan pada bulan sesudahnya, yaitu tanggal 3 Maret 1967.
Penandatanganan perjanjian pengembalian kembali pabrik Bata pada tanggal 3 Maret 1967. Sumber foto: The Netherlands National News Agency (ANP)
Padahal pada masa sebelumnya sejak tahun 1965 pabrik Bata ini telah dikuasai pemerintah. Jadi untuk apa dilakukan pengembalian kembali? Dibayar berapa hak untuk mendapatkan atau memiliki pabrik Bata itu kembali? Kemana uang itu? Jika saja ini terjadi pada masa sekarang, pasti sudah heboh akibat pemberitaan tentang hal ini.
Namun ini baru langkah-langkah awal dan masih merupakan sesuatu yang kecil dari sepak terjang Suharto yang masih akan menguasai Indonesia untuk puluhan tahun mendatang yang kini diusulkan oleh segelintir orang agar ia mendapatkan gelar sebagai Pahlawan Nasional. Penandatangan penyerahan kembali pabrik Bata dilakukan oleh Drs. Barli Halim, pihak Indonesia dan Mr. Bata ESG Bach. Masih ditahun yang sama 1967, perjanjian pertama antara Indonesia dan Freeport untuk mengeksploitasi tambang di Irian Jaya juga dilakukan, tepatnya pada tanggal 7 April perjanjian itu ditandatangani.
Penandatanganan Kontrak Freeport di Jakarta Indonesia, 1967. Sumber foto: The Netherlands National News Agency (ANP)
Akhirnya, perusahaan Freeport Sulphur of Delaware, AS pada Jumat 7 April 1967 menandatangani kontrak kerja dengan pemerintah Indonesia untuk penambangan tembaga di Papua Barat. Freeport diperkirakan menginvestasikan 75 hingga 100 juta dolar AS. Penandatanganan bertempat di Departemen Pertambangan, dengan Pemerintah Indonesia diwakili oleh Menteri Pertambangan Ir. Slamet Bratanata dan Freeport oleh Robert C. Hills (Presiden Freeport Shulpur) dan Forbes K. Wilson (Presiden Freeport Indonesia), anak perusahan yang dibuat untuk kepentingan ini. Disaksikan pula oleh Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Marshall Green.
Freeport mendapat hak konsensi lahan penambangan seluas 10.908 hektar untuk kontrak selama 30 tahun terhitung sejak kegiatan komersial pertama dilakukan. Pada Desember 1972 pengapalan 10.000 ton tembaga pertama kali dilakukan dengan tujuan Jepang.
Dari penandatanganan kontrak inilah yang kemudian menjadi dasar penyusunan Undang-Undang Pertambangan No. 11 Tahun 1967 yang disahkan pada Desember 1967.
Inilah kali pertama kontrak pertambangan yang baru dibuat. Jika di zaman Soekarno kontrak-kontrak dengan perusahaan asing selalu menguntungkan Indonesia, maka sejak Suharto berkuasa, kontrak-kontrak seperti itu malah merugikan Indonesia. Setelah itu juga ikut ditandatangani kontrak eksplorasi nikel di pulau Irian Barat dan di area Waigee Sentani oleh PT Pacific Nickel Indonesia dan Kementerian Pertambangan Republik Indonesia.
Penandatanganan Kontrak Nikel Irian oleh Pacific Nickel Indonesia, 19 Februari 1969. Sumber foto: The Netherlands National News Agency (ANP)
Perjanjian dilakukan oleh E. OF Veelen (Koninklijke Hoogovens), Soemantri Brodjonegoro (yaitu Menteri Pertambangan RI selanjutnya yang menggantikan Ir. Slamet Bratanata) dan RD Ryan (U.S. Steel). Pacific Nickel Indonesia adalah perusahaan yang didirikan oleh Dutch Koninklijke Hoogovens, Wm. H. MÃœLLER, US Steel, Lawsont Mining dan Sherritt Gordon Mines Ltd.
Namun menurut penulis, perjanjian-perjanjian pertambangan di Indonesia banyak keganjilan. Contohnya seperti tiga perjanjian diatas saja dulu dari puluhan atau mungkin ratusan perjanjian dibidang pertambangan. Terlihat dari ketiga perjanjian diatas sangat meragukan kebenarannya. Pertama, perjanjian pengembalian pabrik Bata, mengapa dikembalikan? apakah rakyat Indonesia tak bisa membuat seperangkat sendal atau sepatu? sangat jelas ada konspirasi busuk yang telah dimainkan disini.
Kedua, perjanjian penambangan tembaga oleh Freeport, apakah mereka benar-benar menambang tembaga? Saya sangat yakin mereka menambang emas, namun diperjanjiannya tertulis menambang tembaga. Tapi karena pada masa itu tak ada media, bagaimana jika semua ahli geologi Indonesia dan para pejabat yang terkait di dalamnya diberi setumpuk uang? Walau tak selalu, tapi didalam pertambangan tembaga kadang memang ada unsur emasnya.
Perjanjian ketiga adalah perjanjian penambangan nikel oleh Pasific Nickel, untuk kedua kalinya, apakah mereka benar-benar menambang nikel? Saya sangat yakin mereka menambang perak, namun diperjanjiannya tertulis menambang nikel. Begitulah seterusnya, semua perjanjian-perjanjian pengeksplotasian tambang-tambang di bumi Indonesia dilakukan secara tak wajar, tak adil dan terus-menerus serta perjanjian-perjanjian tersebut akan berlaku selama puluhan bahkan ratusan tahun kedepan.
Kekayaan alam Indonesia pun digadaikan, kekayaan Indonesia pun terjual, dirampok, dibawa kabur kenegara-negara pro-zionis, itupun tanpa menyejahterakan rakyat Indonesia selama puluhan tahun. “Saya melihat seperti balas budi Indonesia ke Amerika Serikat karena telah membantu menghancurkan komunis, yang konon bantuannya itu dengan senjata,” tutur pengamat sejarawan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Dr Asvi Marwan Adam.
Untuk membangun konstruksi pertambangan emasnya itu, Freeport mengandeng Bechtel, perusahaan AS yang banyak mempekerjakan pentolan CIA. Direktur CIA John McCone memiliki saham di Bechtel, sedangkan mantan Direktur CIA Richards Helms bekerja sebagai konsultan internasional di tahun 1978.
Tahun 1980, Freeport menggandeng McMoran milik Jim Bob Moffet dan menjadi perusahaan raksasa dunia dengan laba lebih dari 1,5 miliar dollar AS pertahun. Tahun 1996, seorang eksekutif Freeport-McMoran, George A.Maley, menulis sebuah buku berjudul “Grasberg” setebal 384 halaman dan memaparkan jika tambang emas di Irian Barat itu memiliki deposit terbesar di dunia, sedangkan untuk bijih tembaganya menempati urutan ketiga terbesar didunia.
Maley menulis, data tahun 1995 menunjukkan jika di areal ini tersimpan cadangan bijih tembaga sebesar 40,3 miliar dollar AS dan masih akan menguntungkan untuk 45 tahun ke depan. Ironisnya, Maley dengan bangga juga menulis jika biaya produksi tambang emas dan tembaga terbesar di dunia yang ada di Irian Barat itu merupakan yang termurah di dunia!!
Istilah Kota Tembagapura itu sebenarnya menyesatkan dan salah. Seharusnya EMASPURA. Karena gunung tersebut memang gunung emas, walau juga mengandung tembaga. Karena kandungan emas dan tembaga terserak di permukaan tanah, maka Freeport tinggal memungutinya dan kemudian baru menggalinya dengan sangat mudah.
Freeport sama sekali tidak mau kehilangan emasnya itu dan membangun pipa-pipa raksasa dan kuat dari Tambang Grasberg (Grasberg Mine) atau Tembagapura sepanjang 100 kilometer langsung menuju ke Laut Arafuru dimana telah menunggu kapal-kapal besar yang akan mengangkut emas dan tembaga itu ke Amerika. Ini sungguh-sungguh perampokan besar yang direstui oleh pemerintah Indonesia sampai sekarang Seharusnya patut dipertanyakan, mengapa kota itu bernama Tembagapura? Apakah pada awalnya pihak Indonesia sudah “dibohongi” tentang isi perjanjian penambangan dan hanya ditemukan untuk mengeksploitasi tembaga saja?
Jika iya, perjanjian penambangan harus direvisi ulang karena mengingat perjanjian pertambangan biasanya berlaku untuk puluhan tahun kedepan. Menurut kesaksian seorang reporter CNN yang diizinkan meliput areal tambang emas Freeport dari udara. Dengan helikopter ia meliput gunung emas tersebut yang ditahun 1990-an sudah berubah menjadi lembah yang dalam.
Semua emas, perak, dan tembaga yang ada digunung tersebut telah dibawa kabur ke Amerika, meninggalkan limbah beracun yang mencemari sungai-sungai dan tanah-tanah orang Papua hingga ratusan tahun ke depan. Dan menurut penelitian Greenpeace, Operasi Freeport McMoran di Papua telah membuang lebih dari 200.000 ton tailing perharinya ke sungai Otomina dan Aikwa, yang kemudian mengalir ke Laut Arafura.
Dan hingga 2006 lalu saja diperkirakan sudah membuang hingga tiga miliar ton tailing yang sebagian besar berakhir di lautan. Sedimentasi laut dari limbah pertambangan hanyalah satu dari berbagai ancaman yang merusak masa depan lautan kita.
Puncak Jaya di Irian Jaya pada latar belakang dan Muller Glacier pada latar depan, tahun 1990-an Keterangan 2 foto dibawah: tampak semakin berkurangnya salju atau es di Puncak Jaya Papua. Foto kiri bawah Puncak Jaya ditahun 1936, foto kanan bawah Puncak Jaya ditahun 1972.
Freeport juga merupakan ladang uang haram bagi para pejabat negeri ini di era Suharto, dari sipil hingga militer. Sejak 1967 sampai sekarang, tambang emas terbesar di dunia itu menjadi tambang pribadi mereka untuk memperkaya diri sendiri dan keluarganya.
Freeport McMoran sendiri telah menganggarkan dana untuk itu yang walau jumlahnya sangat besar bagi kita, namun bagi mereka terbilang kecil karena jumlah laba dari tambang itu memang sangat dahsyat. Jika Indonesia mau mandiri, sektor inilah yang harus dibereskan terlebih dahulu.
Itu pula yang menjadi salah satu sebab, siapapun yang akan menjadi presiden Indonesia kedepannya, tak akan pernah mampu untuk mengubah perjanjian ini dan keadaan ini. Karena, jika presiden Indonesia siapapun dia, mulai berani mengutak-atik tambang-tambang para elite dunia, maka mereka akan menggunakan seluruh kekuatan politik dengan media dan militernya yang sangat kuatnya di dunia, dengan cara menggoyang kekuasaan presiden Indonesia. Kerusuhan, adu domba, agen rahasia, mata-mata, akan disebar diseluruh pelosok negeri agar rakyat Indonesia merasa tak aman, tak puas, lalu akan meruntuhkan kepemimpinan presidennya siapapun dia.
Inilah salah satu “warisan” orde baru, new order, new world order di era kepemimpinan rezim dan diktator Suharto selama lebih dari tiga dekade.
Suharto, presiden Indonesia selama 32 tahun yang selalu tersenyum dengan julukannya “the smilling General” , presiden satu-satunya di dunia yang sudi melantik dirinya sendiri menjadi Jenderal bintang lima, namun masih banyak yang ingin menjadikannya pahlawan nasional, karena telah sukses menjual kekayaan alam dari dasar laut hingga puncak gunung, dari Sabang hingga Merauke, yaitu negeri tercinta ini, Indonesia yang besar, Indonesia Raya.
Indonesia, negeri yang seharusnya memiliki masyarakat nan makmur sebagai Mercu Suar Dunia, yang berguna untuk membantu puluhan negara-negara miskin yang rakyatnya masih banyak dihantui kelaparan berkepanjangan, kini, justru jadi bangsa pengemis.
Minggu, 29 September 2013
Pancasila Cegah G-30 S/PKI Terulang
Sejarawan senior Taufik Abdullah mengajak masyarakat untuk mengamalkan nilai Pancasila secara konsekuen guna mencegah terulangnya pemberontakan G-30 S/PKI tahun 1965. "Supaya tidak terjadi lagi, berpegang pada pembukaan UUD. Kesemua itu berdasarkan kepada Pancasila. Pancasila itu kata sifat dari perilaku kita. Pancasila jangan dibuat kata kerja. Landasan untuk berbuat apa pun juga harus Pancasila," katanya, Jakarta, Senin (30/9/2013).
Sebelumnya, G30S/PKI atau Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia (PKI) merupakan gerakan yang didalangi PKI untuk mengubah dasar negara Pancasila menjadi komunis. Oleh karena itu pula tanggal 1 Oktober diperingati sebagai Hari Kesaktian Pancasila. Peristiwa G-30 S / PKI mengakibatkan enam perwira tinggi dan dua perwira menengah TNI AD serta seorang perwira pertama gugur. Putri terkecil Jenderal A H Nasution yaitu Ade Irma Suriani Nasution juga turut menjadi korban.
Kesembilan perwira tersebut adalah Jenderal TNI Anumerta Achmad Yani, Letjen Anumerta S. Parman, Letjen Anumerta Suprapto, Letjen Anumerta M.T Haryono, Mayor Jenderal Anumerta Donald Isac Panjaitan, Mayjen TNI Anumerta Sutoyo Siswomiharjo, Kapten Pierre Andreas Tendean, Brigjen Anumerta Katamso Dharmokusumo dan Kolonel Anumerta Sugiyono Mangunwiyoto.
Menurut Taufik Abdullah, yang penting untuk dipahami dari peristiwa G-30 S/PKI adalah bagaimana masyarakat belajar dari suasana yang terjadi saat itu. "Terserah siapa saja yang bersalah dalam peristiwa tersebut. Yang perlu dipahami apa latar belakang yang memberi kemungkinan itu terjadi. Suasana seperti apa yang ada saat itu. Suasana itu yang memberi pelajaran," katanya.
Menurut dia , terlepas dari siapa yang bersalah dalam peristiwa G-30 S/PKI, peristiwa tersebut terjadi saat negara dalam suasana serba konflik. Hal tersebut yang harus diperhatikan oleh pemerintah untuk mencegah hal serupa terjadi. "Bagaimana mengendalikan negara ini. Apakah membuat masyarakat dalam suasana konflik atau persatuan," katanya. Taufik juga mengatakan adanya tradisi dendam dalam diri sebagian orang dalam melihat peristiwa tersebut seharusnya mulai dihilangkan.
"Repotnya lagi dari peristiwa G-30 S / PKI itu, kita ini masih banyak yang memiliki tradisi dendam. Itu belum berakhir sampai sekarang. Dendam sejarah itu bukan hal yang mudah," katanya. Menurut dia, hal tersebut tidak akan terjadi jika pemerintah dan masyarakat betul betul setia pada UUD 1945 terutama pada bagian pembukaan UUD 1945.
Sementara itu, sejarawan UI Abdurakhman sebelumnya juga mendesak masyarakat untuk tidak melepaskan kewaspadaan terhadap bahaya laten PKI yang pada tahun 1965 melakukan pemberontakan yang lebih dikenal sebagai peristiwa G-30 S/PKI. "PKI itu bahaya laten. Tidak akan pernah berhenti sampai mencapai tujuan," kata Abdurakhman kepada Antara yang dihubungi dari Jakarta.
Sebelumnya, G30S/PKI atau Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia (PKI) merupakan gerakan yang didalangi PKI untuk mengubah dasar negara Pancasila menjadi komunis. Oleh karena itu pula tanggal 1 Oktober diperingati sebagai Hari Kesaktian Pancasila. Peristiwa G-30 S / PKI mengakibatkan enam perwira tinggi dan dua perwira menengah TNI AD serta seorang perwira pertama gugur. Putri terkecil Jenderal A H Nasution yaitu Ade Irma Suriani Nasution juga turut menjadi korban.
Kesembilan perwira tersebut adalah Jenderal TNI Anumerta Achmad Yani, Letjen Anumerta S. Parman, Letjen Anumerta Suprapto, Letjen Anumerta M.T Haryono, Mayor Jenderal Anumerta Donald Isac Panjaitan, Mayjen TNI Anumerta Sutoyo Siswomiharjo, Kapten Pierre Andreas Tendean, Brigjen Anumerta Katamso Dharmokusumo dan Kolonel Anumerta Sugiyono Mangunwiyoto.
Menurut Taufik Abdullah, yang penting untuk dipahami dari peristiwa G-30 S/PKI adalah bagaimana masyarakat belajar dari suasana yang terjadi saat itu. "Terserah siapa saja yang bersalah dalam peristiwa tersebut. Yang perlu dipahami apa latar belakang yang memberi kemungkinan itu terjadi. Suasana seperti apa yang ada saat itu. Suasana itu yang memberi pelajaran," katanya.
Menurut dia , terlepas dari siapa yang bersalah dalam peristiwa G-30 S/PKI, peristiwa tersebut terjadi saat negara dalam suasana serba konflik. Hal tersebut yang harus diperhatikan oleh pemerintah untuk mencegah hal serupa terjadi. "Bagaimana mengendalikan negara ini. Apakah membuat masyarakat dalam suasana konflik atau persatuan," katanya. Taufik juga mengatakan adanya tradisi dendam dalam diri sebagian orang dalam melihat peristiwa tersebut seharusnya mulai dihilangkan.
"Repotnya lagi dari peristiwa G-30 S / PKI itu, kita ini masih banyak yang memiliki tradisi dendam. Itu belum berakhir sampai sekarang. Dendam sejarah itu bukan hal yang mudah," katanya. Menurut dia, hal tersebut tidak akan terjadi jika pemerintah dan masyarakat betul betul setia pada UUD 1945 terutama pada bagian pembukaan UUD 1945.
Sementara itu, sejarawan UI Abdurakhman sebelumnya juga mendesak masyarakat untuk tidak melepaskan kewaspadaan terhadap bahaya laten PKI yang pada tahun 1965 melakukan pemberontakan yang lebih dikenal sebagai peristiwa G-30 S/PKI. "PKI itu bahaya laten. Tidak akan pernah berhenti sampai mencapai tujuan," kata Abdurakhman kepada Antara yang dihubungi dari Jakarta.
Cerita Anak Jenderal D.I. Panjaitan Soal G30S/PKI
Masih ingat dengan film Pengkhianatan Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia atau G30S/PKI? Selama masa kepresidenan Soeharto, film berkisah penculikan serta pembunuhan tujuh jenderal revolusi itu selalu diputar pada 30 September oleh Televisi Republik Indonesia atau TVRI. Satu korban yang menjadi sasaran pembantaian adalah Brigadir Jenderal Donald Izacus Panjaitan atau D.I. Panjaitan. Dan putrinya, Catherine Panjaitan, menjadi saksi mata penculikan itu.
Pada majalah Tempo edisi 6 Oktober 1984, Catherine menceritakan kejadian malam berdarah itu. Ingatan itu tertuang dalam tulisan berjudul, Kisah-kisah Oktober 1965. Bagi Anda yang sempat menonton filmnya pasti melihat adegan putri D.I Panjaitan membasuhkan darah sang ayah ke mukanya. Tapi benarkah Chaterine melakukan hal itu?
“Saya melihat kepala Papi ditembak dua kali,” Catherine mengisahkan. “Dengan air mata meleleh, saya berteriak, "Papi..., Papi...." Saya ambil darah Papi, saya usapkan ke wajah turun sampai ke dada.”
Kata Catherine, penculikan terjadi sekitar pukul 04.30, pada 1 Oktober 1965. Kala itu, ia tengah tidur di kamar lantai dua. Kemudian terbangun karena teriakan dan tembakan. Catherine mengintip ke jendela. Ternyata telah banyak tentara berseragam lengkap di perkarangan rumah. “Beberapa di antaranya melompati pagar, sambil membawa senapan,” kata Catherine.
Panik, ia lari ke kamar ayahnya. Yang dicari sudah terbangun dari tidur. Mereka pun berkumpul di ruang tengah lantai atas. Kata Catherine, almarhum papinya terus mondar-mandir, dari balkon ke kamar. Dia sempat mengotak-atik senjatanya, semacam senapan pendek.
Catherine sendiri sempat bertanya pada ayahnya soal apa yang terjadi. Tapi sang jenderal bergeming. Sedangkan di lantai bawah, bunyi tembakan terus terdengar. Televisi, koleksi kristal Ibu Panjaitan, dan barang lainnya hancur. Bahkan meja ikut terjungkal. “Tiarap…tiarap,” kata Catherine menirukan ayahnya.
Sebelum menyerahkan diri ke tentara, mendiang Panjaitan sempat meminta Catherine menelepon Samosir, asisten Jenderal S. Parman. Usai itu, Catherine menghubungi Bambang, pacar sahabatnya. Tapi belum selesai pembicaraan, kabel telepon diputus.
Berseragam lengkap, kemudian D.I. Panjaitan turun ke ruang tamu. Seorang berseragam hijau dan topi baja berseru, "Siap. Beri hormat," Tapi Panjaitan hanya mengambil topi, mengapitnya di ketiak kiri. Tak diacuhkan begitu, si tentara memukul Panjaitan dengan gagang senapan, hingga ia tersungkur. Setelah itu, kejadian bergulir cepat. Dor! Dor! “Darah menyembur dari kepala Papi,” kata Catherine.
Pada majalah Tempo edisi 6 Oktober 1984, Catherine menceritakan kejadian malam berdarah itu. Ingatan itu tertuang dalam tulisan berjudul, Kisah-kisah Oktober 1965. Bagi Anda yang sempat menonton filmnya pasti melihat adegan putri D.I Panjaitan membasuhkan darah sang ayah ke mukanya. Tapi benarkah Chaterine melakukan hal itu?
“Saya melihat kepala Papi ditembak dua kali,” Catherine mengisahkan. “Dengan air mata meleleh, saya berteriak, "Papi..., Papi...." Saya ambil darah Papi, saya usapkan ke wajah turun sampai ke dada.”
Kata Catherine, penculikan terjadi sekitar pukul 04.30, pada 1 Oktober 1965. Kala itu, ia tengah tidur di kamar lantai dua. Kemudian terbangun karena teriakan dan tembakan. Catherine mengintip ke jendela. Ternyata telah banyak tentara berseragam lengkap di perkarangan rumah. “Beberapa di antaranya melompati pagar, sambil membawa senapan,” kata Catherine.
Panik, ia lari ke kamar ayahnya. Yang dicari sudah terbangun dari tidur. Mereka pun berkumpul di ruang tengah lantai atas. Kata Catherine, almarhum papinya terus mondar-mandir, dari balkon ke kamar. Dia sempat mengotak-atik senjatanya, semacam senapan pendek.
Catherine sendiri sempat bertanya pada ayahnya soal apa yang terjadi. Tapi sang jenderal bergeming. Sedangkan di lantai bawah, bunyi tembakan terus terdengar. Televisi, koleksi kristal Ibu Panjaitan, dan barang lainnya hancur. Bahkan meja ikut terjungkal. “Tiarap…tiarap,” kata Catherine menirukan ayahnya.
Sebelum menyerahkan diri ke tentara, mendiang Panjaitan sempat meminta Catherine menelepon Samosir, asisten Jenderal S. Parman. Usai itu, Catherine menghubungi Bambang, pacar sahabatnya. Tapi belum selesai pembicaraan, kabel telepon diputus.
Berseragam lengkap, kemudian D.I. Panjaitan turun ke ruang tamu. Seorang berseragam hijau dan topi baja berseru, "Siap. Beri hormat," Tapi Panjaitan hanya mengambil topi, mengapitnya di ketiak kiri. Tak diacuhkan begitu, si tentara memukul Panjaitan dengan gagang senapan, hingga ia tersungkur. Setelah itu, kejadian bergulir cepat. Dor! Dor! “Darah menyembur dari kepala Papi,” kata Catherine.
Rusia Tawarkan Hibah 10 Kapal Selam, Indonesia Kirim Tim Ahli ke Rusia
Sebelumnya Indonesia menerima tawaran 10 kapal selam dari Rusia. Belum jelas kapal selam dari kelas apa dan buatan tahun berapa yang ditawarkan Rusia itu. Untuk menindaklanjuti, pihak Kemenhan sudah mengirimkan tim ke Rusia guna menjajaki tawaran Rusia ini, sekaligus melihat langsung kondisi kapal selam di tempatnya bersandar.
Menurut Tempo, Kepala Badan Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan Laksamana Muda Rachmad Lubis mengatakan bahwa kedua negara belum mencapai kesepakatan soal tawaran (disebut-sebut sebagai hibah) ini dan masih mengkaji langkah-langkah selanjutnya. Soal spesifikasi kapal-kapal selam tersebut, Rachmad juga belum mengungkapkannya.
Belum ada kesepakatan dengan tawaran Rusia ini. Dua hal penyebabnya, yaitu mungkin Indonesia belum bisa memenuhi apa yang diinginkan Rusia atau pihak Kemenhan sendiri-lah yang masih menimbang kemampuan kapal selam tersebut, biaya perawatan, perbaikan, dan kesiapan infrastruktur.
Sebelumnya, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Marsetio menegaskan bahwa kapal selam yang akan dibeli harus sesuai dengan kondisi perairan Indonesia, seperti kondisi geografis dan apakah kapal selam tersebut cocok di samudera atau di archipelago. "Idealnya kapal selam kita memiliki kekhususan dan kekhasan dengan melihat kedalaman dan kontur laut," ujar Marsetio beberapa waktu lalu.
Menurut Tempo, Kepala Badan Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan Laksamana Muda Rachmad Lubis mengatakan bahwa kedua negara belum mencapai kesepakatan soal tawaran (disebut-sebut sebagai hibah) ini dan masih mengkaji langkah-langkah selanjutnya. Soal spesifikasi kapal-kapal selam tersebut, Rachmad juga belum mengungkapkannya.
Belum ada kesepakatan dengan tawaran Rusia ini. Dua hal penyebabnya, yaitu mungkin Indonesia belum bisa memenuhi apa yang diinginkan Rusia atau pihak Kemenhan sendiri-lah yang masih menimbang kemampuan kapal selam tersebut, biaya perawatan, perbaikan, dan kesiapan infrastruktur.
Sebelumnya, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Marsetio menegaskan bahwa kapal selam yang akan dibeli harus sesuai dengan kondisi perairan Indonesia, seperti kondisi geografis dan apakah kapal selam tersebut cocok di samudera atau di archipelago. "Idealnya kapal selam kita memiliki kekhususan dan kekhasan dengan melihat kedalaman dan kontur laut," ujar Marsetio beberapa waktu lalu.
China Menjadi Tantangan Utama Kekuatan Udara AS
Sebagaimana China telah meningkatkan teknologi dan peralatan militernya, Komando Pasifik Angkatan Udara AS (PACAF) harus meresponnya, bahkan meskipun bukan karena China, Komandan PACAF mengatakan pada Rabu, 18 September lalu. "Mungkin kita belum berhadapan dengan China, namun kita akan berhadapan dengan barang-barang (alutsista yang) mereka (jual pada negara lain)," kata Jenderal Herbert Carlisle saat presentasi di konferensi tahunan Asosiasi Angkatan Udara AS di National Harbor, Maryland, AS.
Carlisle, yang sudah lebih satu tahun mengambil alih tampuk komando "teater" Pasifik, mengatakan "bahwa musuh dan musuh potensial telah melihat apa yang bisa dilakukan Angkatan Udara AS dan mereka bertujuan untuk mencegah agar kita menjauh sejauh yang mereka bisa." Tidak hanya Carlisle yang memunculkan momok bahwa China akan menjadi tantangan utama AS.
Sehari sebelumnya, Jenderal Mike Hostage, Komandan Komando Tempur Udara, mengatakan kepada wartawan bahwa lima tahun kedepan China akan mengoperasikan pesawat tempur generasi kelimanya. Ini akan menjadi tantangan berat kekuatan udara Amerika di wilayah tersebut (Pasifik), kecuali jika AS bisa segera mengoperasikan F-35 Lightning II sesuai jadwal.
Angkatan Udara AS sendiri direncanakan akan memiliki 1.763 pesawat tempur F-35 -pemotongan anggaran pertahanan telah mengurangi jumlah ini. Akibat krisis ekonomi pada tahun 2008, program pesawat ini sempat tersendat-sendat dan tidak hanya itu, banyak program Departemen Pertahanan AS lainnya juga terhambat pembangunannya. "Jika kita terus memperlambatnya, kita tidak akan pernah memiliki 1.763 (F-35), sangat penting bagi kita untuk mencapai angka tersbeut," ujar Hostage.
Tahun lalu, PACAF sudah menyatakan kebutuhannya akan F-35, menekankan pada rencana strategis tahunan yang memang teater Pasifik menjadi prioritas utama. "Ancaman-ancaman baru sudah ada disini sekarang," ujar Hostage. Penekanan militer AS ke wilayah Pasifik merupakan respon terhadap strategi keamanan nasional AS
Di hari yang sama, Carlisle juga menyebut China sebagai "the pacing threat" karena memang China-lah yang paling menonjol kemampuannya di wilayah Pasifik. Dia juga mencatat bahwa Rusia terus mengembangkan berbagai alutsistanya canggih dan mengekspornya ke negara-negara lain. "Persenjataan-persenjataan canggih ini bisa berada di seluruh dunia hanya karena mereka bisa membelinya," Carlisle.
Mereka menggunakan sistem serang elektronik yang dapat beroperasi dalam spektrum yang dapat mendatangkan malapetaka pada GPS dan sistem radar AS, kata Carlisle. Musuh potensial yang ingin menjaga jarak dengan AS terlihat akan melakukannya dengan rudal permukaan ke udara, dan rudal anti kapal dan darat canggih.
"Integrasi kekuatan udara dan pertahanan rudal musuh akan menjadi salah satu tantangan terbesar," kata Carlisle. AS butuh kemampuan yang lebih baik dalam menyerang, butuh pertahanan aktif-termasuk rudal Patriot, rudal THAAD dan butuh kemampuan pertahanan pasif seperti aset dan penyaluran bahan bakar yang baik, kamuflase dan kemapanan kontrol dan komando.
Carlisle, yang sudah lebih satu tahun mengambil alih tampuk komando "teater" Pasifik, mengatakan "bahwa musuh dan musuh potensial telah melihat apa yang bisa dilakukan Angkatan Udara AS dan mereka bertujuan untuk mencegah agar kita menjauh sejauh yang mereka bisa." Tidak hanya Carlisle yang memunculkan momok bahwa China akan menjadi tantangan utama AS.
Sehari sebelumnya, Jenderal Mike Hostage, Komandan Komando Tempur Udara, mengatakan kepada wartawan bahwa lima tahun kedepan China akan mengoperasikan pesawat tempur generasi kelimanya. Ini akan menjadi tantangan berat kekuatan udara Amerika di wilayah tersebut (Pasifik), kecuali jika AS bisa segera mengoperasikan F-35 Lightning II sesuai jadwal.
Angkatan Udara AS sendiri direncanakan akan memiliki 1.763 pesawat tempur F-35 -pemotongan anggaran pertahanan telah mengurangi jumlah ini. Akibat krisis ekonomi pada tahun 2008, program pesawat ini sempat tersendat-sendat dan tidak hanya itu, banyak program Departemen Pertahanan AS lainnya juga terhambat pembangunannya. "Jika kita terus memperlambatnya, kita tidak akan pernah memiliki 1.763 (F-35), sangat penting bagi kita untuk mencapai angka tersbeut," ujar Hostage.
Tahun lalu, PACAF sudah menyatakan kebutuhannya akan F-35, menekankan pada rencana strategis tahunan yang memang teater Pasifik menjadi prioritas utama. "Ancaman-ancaman baru sudah ada disini sekarang," ujar Hostage. Penekanan militer AS ke wilayah Pasifik merupakan respon terhadap strategi keamanan nasional AS
Di hari yang sama, Carlisle juga menyebut China sebagai "the pacing threat" karena memang China-lah yang paling menonjol kemampuannya di wilayah Pasifik. Dia juga mencatat bahwa Rusia terus mengembangkan berbagai alutsistanya canggih dan mengekspornya ke negara-negara lain. "Persenjataan-persenjataan canggih ini bisa berada di seluruh dunia hanya karena mereka bisa membelinya," Carlisle.
Mereka menggunakan sistem serang elektronik yang dapat beroperasi dalam spektrum yang dapat mendatangkan malapetaka pada GPS dan sistem radar AS, kata Carlisle. Musuh potensial yang ingin menjaga jarak dengan AS terlihat akan melakukannya dengan rudal permukaan ke udara, dan rudal anti kapal dan darat canggih.
"Integrasi kekuatan udara dan pertahanan rudal musuh akan menjadi salah satu tantangan terbesar," kata Carlisle. AS butuh kemampuan yang lebih baik dalam menyerang, butuh pertahanan aktif-termasuk rudal Patriot, rudal THAAD dan butuh kemampuan pertahanan pasif seperti aset dan penyaluran bahan bakar yang baik, kamuflase dan kemapanan kontrol dan komando.
Penekanan militer AS ke wilayah Pasifik -dijuluki Pacific Pivot- merupakan respon terhadap strategi keamanan nasional AS yang memerlukan kehadirannya yang lebih kuat di wilayah lain.
"Pemerintahan (AS) mengatakan bahwa kita harus memfokuskan dan menyeimbangkan kembali wilayah Asia Pasifik karena ini memang penting, katanya. Tiga puluh enam negara dan 55 persen dari produk domestik bruto dunia berada di dikawasan ini, dan jelas keamanan dan stabilitas kawasan Asia Pasifik menjadi kunci yang bukan untuk negara kita saja, namun juga untuk banyak negara di dunia," Carlisle mengungkapkan.
Iran Luncurkan Pesawat Tanpa Awak Terbaru yang Diberi Nama Shahed 129
Shahed 129 memiliki kemampuan untuk menjaga radiusnya sampai 200 kilometer, dan pesawat tanpa awak ini dapat digunakan untuk menghadapai kejahatan dan teroris, menemukan dan mengidentifikasinya di perbatasan laut atau darat, juga dapat digunakan untuk kepentingan lingkungan hidup, memotret gambar dan mengirimkan foto-foto udara.
Seperti dilaporkan Fars News (28/9), pameran dan peluncuran pesawat tanpa awak militer produk Pasukan Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) atau Pasdaran yang dinamai Shahed 129, dihadiri oleh Jenderal Mohammad Ali Jaafari, Panglima Tinggi Pasdaran. Kemampuan merancang dan memproduksi pesawat tanpa awak jenis ini sampai sekarang masih didominasi Amerika Serikat, namun mulai hari ini Iran dengan kerja keras para pakar dalam negeri berhasil menguasai teknologi pembuatan pesawat tanpa awak jenis ini.
Shahed 129 mampu memuat delapan bom atau rudal pintar Sadid dalam waktu yang bersamaan dan ia dirancang untuk membidik target diam dan bergerak. Keakuratan membidik sasaran dalam radius operasi 1700 kilometer dan terus menerus selama 24 jam hanya dengan sekali isi bahan bakar , merupakan kelebihan pesawat tanpa awak militer baru Iran ini. Shahed 129 juga dapat lepas landas dan mendarat di setiap pangkalan udara.
Batas ketinggian terbang Shahed 129, 24 ribu kaki yang tersambung dengan terminal kontrol portabel di darat. Pesawat tanpa awak jenis ini dapat melindungi negara dengan biaya yang sangat rendah. Biaya yang harus dikeluarkan untuk setiap jam penerbangan jet-jet tempur militer mencapai 10 ribu dolar, pada saat yang sama pesawat tanpa awak ini hanya membutuhkan biaya satu juta rial, atau setara dengan 30 dolar untuk setiap jam penerbangannya. Panglima Tinggi Pasukan Garda Revolusi Islam Iran telah menginstruksikan produksi massal Shahed 129.
Seperti dilaporkan Fars News (28/9), pameran dan peluncuran pesawat tanpa awak militer produk Pasukan Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) atau Pasdaran yang dinamai Shahed 129, dihadiri oleh Jenderal Mohammad Ali Jaafari, Panglima Tinggi Pasdaran. Kemampuan merancang dan memproduksi pesawat tanpa awak jenis ini sampai sekarang masih didominasi Amerika Serikat, namun mulai hari ini Iran dengan kerja keras para pakar dalam negeri berhasil menguasai teknologi pembuatan pesawat tanpa awak jenis ini.
Shahed 129 mampu memuat delapan bom atau rudal pintar Sadid dalam waktu yang bersamaan dan ia dirancang untuk membidik target diam dan bergerak. Keakuratan membidik sasaran dalam radius operasi 1700 kilometer dan terus menerus selama 24 jam hanya dengan sekali isi bahan bakar , merupakan kelebihan pesawat tanpa awak militer baru Iran ini. Shahed 129 juga dapat lepas landas dan mendarat di setiap pangkalan udara.
Batas ketinggian terbang Shahed 129, 24 ribu kaki yang tersambung dengan terminal kontrol portabel di darat. Pesawat tanpa awak jenis ini dapat melindungi negara dengan biaya yang sangat rendah. Biaya yang harus dikeluarkan untuk setiap jam penerbangan jet-jet tempur militer mencapai 10 ribu dolar, pada saat yang sama pesawat tanpa awak ini hanya membutuhkan biaya satu juta rial, atau setara dengan 30 dolar untuk setiap jam penerbangannya. Panglima Tinggi Pasukan Garda Revolusi Islam Iran telah menginstruksikan produksi massal Shahed 129.
Sabtu, 28 September 2013
Menlu AS Mengatakan Indonesia Ikut Berperan Penting Dalam Penyelesaian Krisis Suriah
Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Marty M. Natalegawa, berdiskusi dengan Menlu Amerika Serikat, John Kerry, di sela-sela sidang Majelis Umum PBB, di New York, kemarin (27/9/2013). Dalam diskusi itu, Kerry mengapresiasi kontribusi Indonesia dalam upaya merampungkan krisis di Suriah.
Kerry juga mengapresiasi Indonesia dalam menciptakan situasi damai di kawasan Asia Pasifik. Mengutip pemberitaan di situs Kemlu RI, Sabtu (28/9/2013), Menlu AS itu menekankan, bahwa peran dan kontribusi Indonesia selalu menjadi bagian dari solusi atas permasalahan global melalui cara-cara diplomasi.
”Kesiapan Indonesia untuk menjadi bagian dari Pasukan Perdamaian PBB atas mandat dan di bawah payung PBB merupakan kontribusi nyata dalam upaya menyelesaikan permasalahan di Suriah,” kata Kerry. Selain itu, Pemerintah AS juga mengapresiasi posisi prinsipil Indonesia terkait dengan penolakan penggunaan senjata kimia di Suriah.
Dalam kesempatan tersebut, Menlu AS juga menggaris bawahi peran penting Indonesia dalam menciptakan kawasan yang stabil dan damai di Asia Pasifik, termasuk soal isu Laut China Selatan. Kawasan yang stabil dan damai di Asia Pasifik telah memungkinkan negara-negara di kawasan untuk melanjutkan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi.
Sementara itu, Menlu Marty menyampaikan, arti penting negara-negara di kawasan Asia Pasifik termasuk AS guna menciptakan situasi yang kondusif bagi keberlanjutan stabilitas keamanan dan kesejahteraan di kawasan Asia Pasifik.
“Indonesia dan negara-negara ASEAN akan melanjutkan kepemimpinan dalam membangun arsitektur regional di kawasan yang senantiasa mengedepankan stabilitas bersama, keamanan bersama, dan kemakmuran bersama,” kata Marty.
Kedua Menlu juga membahas upaya meningkatkan hubungan bilateral kedua negara dengan, dengan menghaidiri Komisi Bersama tingkat Menteri pada akhir tahun 2013 di Indonesia. Selain itu kedua Menlu juga membahas persiapan KTT APEC yang akan diselenggarakan pada tanggal 7-8 Oktober 2013 di Bali.
Kerry juga mengapresiasi Indonesia dalam menciptakan situasi damai di kawasan Asia Pasifik. Mengutip pemberitaan di situs Kemlu RI, Sabtu (28/9/2013), Menlu AS itu menekankan, bahwa peran dan kontribusi Indonesia selalu menjadi bagian dari solusi atas permasalahan global melalui cara-cara diplomasi.
”Kesiapan Indonesia untuk menjadi bagian dari Pasukan Perdamaian PBB atas mandat dan di bawah payung PBB merupakan kontribusi nyata dalam upaya menyelesaikan permasalahan di Suriah,” kata Kerry. Selain itu, Pemerintah AS juga mengapresiasi posisi prinsipil Indonesia terkait dengan penolakan penggunaan senjata kimia di Suriah.
Dalam kesempatan tersebut, Menlu AS juga menggaris bawahi peran penting Indonesia dalam menciptakan kawasan yang stabil dan damai di Asia Pasifik, termasuk soal isu Laut China Selatan. Kawasan yang stabil dan damai di Asia Pasifik telah memungkinkan negara-negara di kawasan untuk melanjutkan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi.
Sementara itu, Menlu Marty menyampaikan, arti penting negara-negara di kawasan Asia Pasifik termasuk AS guna menciptakan situasi yang kondusif bagi keberlanjutan stabilitas keamanan dan kesejahteraan di kawasan Asia Pasifik.
“Indonesia dan negara-negara ASEAN akan melanjutkan kepemimpinan dalam membangun arsitektur regional di kawasan yang senantiasa mengedepankan stabilitas bersama, keamanan bersama, dan kemakmuran bersama,” kata Marty.
Kedua Menlu juga membahas upaya meningkatkan hubungan bilateral kedua negara dengan, dengan menghaidiri Komisi Bersama tingkat Menteri pada akhir tahun 2013 di Indonesia. Selain itu kedua Menlu juga membahas persiapan KTT APEC yang akan diselenggarakan pada tanggal 7-8 Oktober 2013 di Bali.
Menolak Tawaran AS Turki Lebih Memilih Rudal Buatan China
Amerika Serikat (AS) menentang sikap Turki yang memilih perusahaan Cina membantu mengembangkan sistem pertahanan rudalnya. Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri AS mengatakan, ini menjadi persoalan serius. Pekan ini, Turki memutuskan melakukan kerja sama dengan perusahaan dari Cina, Precision Machinery Import and Export Corp. Mereka meninggalkan perusahaan-perusahaan dari AS, Rusia, maupun negara-negara Eropa lainnya.
Turki memilih sistem pertahanan rudal FD-2000 buatan CPMIEC. AS menyatakan, perusahaan tersebut berada dalam daftar sanksi negara mereka. Sebab, perusahaan asal Cina itu membantu Iran, Korea Utara, dan Suriah dalam pengembangan senjata. “Kami memandang serius langkah Turki melakukan kontrak dengan perusahaan yang kami jatuhi sanksi,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri AS. Apalagi, sistem yang dikembangkan itu tak akan bisa dioperasikan bersama dengan negara mitra lainnya.
Khususnya, negara-negara yang tergabung dalam Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Ia mengatakan, AS akan melakukan pembicaraan lebih lanjut mengenai hal ini dengan Turki. Sejumlah pengamat pertahanan dari Barat mengaku terkejut dengan langkah Turki.
Mereka sebelumnya menduga Turki akan memilih Raytheon Co, perusahaan asal AS yang membangunan rudal Patriot. Apalagi, selama ini Turki dikenal merupakan sekutu AS. Pilihan alternatif lainnya adalah Eurosam SAMP/T, perusahaan gabungan Prancis dan Italia.
Para pengamat lainnya menyatakan, sikap Turki merupakan pesan tegas dari Turki. Pemerintahan Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan ingin mengatakan, Turki memiliki mitra alternatif selain negara-negara anggota NATO. “Turki menginginkan kerja sama dengan pemain global lainnya, yaitu Cina,” kata pakar ekonomi Universitas Turgut Ozal Ramazan Tas, seperti dikutip laman berita //Todays Zaman//, Jumat (27/9). Turki, kata dia, juga tak mau terlalu bergantung pada Barat.
Ia menambahkan, dengan bermitra dengan Cina, Turki berharap ada transfer teknologi. Sebab, perusahaan Turki akan bersama-sama mengerjakan sistem pertahanan rudal dan rudal jarak jauh dengan perusahaan Cina itu.
Selama ini, Turki mengembangkan program untuk memperkuat industri lokal. Kebijakan memilih melibatkan perusahaan dalam negeri dan Cina dalam mengembangkan sistem itu dianggap tepat. Jumlah kontrak yang ditandatangani nilainya sebesar 4 miliar dolar AS.
Turki memilih sistem pertahanan rudal FD-2000 buatan CPMIEC. AS menyatakan, perusahaan tersebut berada dalam daftar sanksi negara mereka. Sebab, perusahaan asal Cina itu membantu Iran, Korea Utara, dan Suriah dalam pengembangan senjata. “Kami memandang serius langkah Turki melakukan kontrak dengan perusahaan yang kami jatuhi sanksi,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri AS. Apalagi, sistem yang dikembangkan itu tak akan bisa dioperasikan bersama dengan negara mitra lainnya.
Khususnya, negara-negara yang tergabung dalam Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Ia mengatakan, AS akan melakukan pembicaraan lebih lanjut mengenai hal ini dengan Turki. Sejumlah pengamat pertahanan dari Barat mengaku terkejut dengan langkah Turki.
Mereka sebelumnya menduga Turki akan memilih Raytheon Co, perusahaan asal AS yang membangunan rudal Patriot. Apalagi, selama ini Turki dikenal merupakan sekutu AS. Pilihan alternatif lainnya adalah Eurosam SAMP/T, perusahaan gabungan Prancis dan Italia.
Para pengamat lainnya menyatakan, sikap Turki merupakan pesan tegas dari Turki. Pemerintahan Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan ingin mengatakan, Turki memiliki mitra alternatif selain negara-negara anggota NATO. “Turki menginginkan kerja sama dengan pemain global lainnya, yaitu Cina,” kata pakar ekonomi Universitas Turgut Ozal Ramazan Tas, seperti dikutip laman berita //Todays Zaman//, Jumat (27/9). Turki, kata dia, juga tak mau terlalu bergantung pada Barat.
Ia menambahkan, dengan bermitra dengan Cina, Turki berharap ada transfer teknologi. Sebab, perusahaan Turki akan bersama-sama mengerjakan sistem pertahanan rudal dan rudal jarak jauh dengan perusahaan Cina itu.
Selama ini, Turki mengembangkan program untuk memperkuat industri lokal. Kebijakan memilih melibatkan perusahaan dalam negeri dan Cina dalam mengembangkan sistem itu dianggap tepat. Jumlah kontrak yang ditandatangani nilainya sebesar 4 miliar dolar AS.
Kopassus Berlatih Perang DiTabanan Bali
Persawahan Tabanan tak hanya menarik wisatawan. Pasukan elite TNI-AD, Kopassus memanfaatkan persawahan bumi lumbung padi ini untuk berlatih perang, Sabtu (28/9) malam. Sebanyak 270 personel korps baret merah menggelar latihan terjun di areal Subak Aseman, Desa Megati, Selemadeg Timur (Seltim).
Latihan ini bagian dari pemantapan operasi taktis sunyi senyap atau infiltrasi di malam hari. Penerjunan diawali terbang dari Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta menggunakan empat pesawat Hercules C130. Setelah terbang dua jam, tepat pukul 20.00 wita, pesawat menderu di langit pesisir selatan Tabanan. Sejurus kemudian, seluruh pasukan diterjunkan tanpa penerangan apa pun. Mereka terbagi dalam 12 kelompok penerjunan. Aksi ini berlangsung singkat. Tak sampai satu jam seluruh personel bersenjata lengkap mendarat dengan mulus. "Hasil evaluasi, seluruh pasukan mendarat selamat. Mereka sukses melakukan penerjunan malam hari," kata Wadanjen Kopassus, Brigjen TNI M. Herindra, usai memantau langsung latihan penerjunan.
Jenderal bintang satu ini menambahkan, penerjunan mengambil ketinggian sekitar 1.500 kaki. Latihan ini bertujuan melatih keahlian personel Kopassus dalam perang malam hari. Targetnya, menghindari pantauan musuh, lalu dengan cepat mengepung wilayah. "Karena itu, tak ada cahaya satu pun yang menyala. Artinya, operasi benar-benar sunyi dan rahasia," tegasnya. Begitu mendarat, jelasnya, seluruh pasukan bergerak cepat ke titik penyerangan.
Ditambahkan, latihan kemarin adalah gerakan awal strategi penyerangan. Usai mendarat, pasukan berjalan kaki menyusuri persawahan, termasuk menyeberang sungai. Latihan akan berlanjut hingga ke Mengwi, Badung. "Kita akan berlatih terjun lagi dengan ketinggian 10.000 kaki. Jadwalnya 3 Oktober nanti," imbuhnya.
Menurutnya, kegiatan ini tak sekadar latihan rutin. Usai latihan, seluruh pasukan akan disiagakan di Bali mendukung pengamanan KTT APEC. Persawahan Tabanan sengaja dijadikan pintu penerjunan karena lokasinya cukup luas dan tidak membahayakan. Latihan kemarin dihadiri sejumlah petinggi Kodam IX/Udayana, termasuk Dandim 1619/Tabanan, Letkol Inf. Rudi Hermawan. Hadir juga perwakilan Muspida Tabanan. Meski gelap gulita, latihan penerjunan tetap menarik perhatian warga. Sejak sore, ratusan warga sudah memadati sekitar posko latihan untuk melihat dari dekat. Tepuk tangan warga beberapa kali pecah ketika melihat para penerjun melayang keluar dari badan pesawat. Mereka menonton dari dua layar monitor yang terpasang di posko.
Latihan ini bagian dari pemantapan operasi taktis sunyi senyap atau infiltrasi di malam hari. Penerjunan diawali terbang dari Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta menggunakan empat pesawat Hercules C130. Setelah terbang dua jam, tepat pukul 20.00 wita, pesawat menderu di langit pesisir selatan Tabanan. Sejurus kemudian, seluruh pasukan diterjunkan tanpa penerangan apa pun. Mereka terbagi dalam 12 kelompok penerjunan. Aksi ini berlangsung singkat. Tak sampai satu jam seluruh personel bersenjata lengkap mendarat dengan mulus. "Hasil evaluasi, seluruh pasukan mendarat selamat. Mereka sukses melakukan penerjunan malam hari," kata Wadanjen Kopassus, Brigjen TNI M. Herindra, usai memantau langsung latihan penerjunan.
Jenderal bintang satu ini menambahkan, penerjunan mengambil ketinggian sekitar 1.500 kaki. Latihan ini bertujuan melatih keahlian personel Kopassus dalam perang malam hari. Targetnya, menghindari pantauan musuh, lalu dengan cepat mengepung wilayah. "Karena itu, tak ada cahaya satu pun yang menyala. Artinya, operasi benar-benar sunyi dan rahasia," tegasnya. Begitu mendarat, jelasnya, seluruh pasukan bergerak cepat ke titik penyerangan.
Ditambahkan, latihan kemarin adalah gerakan awal strategi penyerangan. Usai mendarat, pasukan berjalan kaki menyusuri persawahan, termasuk menyeberang sungai. Latihan akan berlanjut hingga ke Mengwi, Badung. "Kita akan berlatih terjun lagi dengan ketinggian 10.000 kaki. Jadwalnya 3 Oktober nanti," imbuhnya.
Menurutnya, kegiatan ini tak sekadar latihan rutin. Usai latihan, seluruh pasukan akan disiagakan di Bali mendukung pengamanan KTT APEC. Persawahan Tabanan sengaja dijadikan pintu penerjunan karena lokasinya cukup luas dan tidak membahayakan. Latihan kemarin dihadiri sejumlah petinggi Kodam IX/Udayana, termasuk Dandim 1619/Tabanan, Letkol Inf. Rudi Hermawan. Hadir juga perwakilan Muspida Tabanan. Meski gelap gulita, latihan penerjunan tetap menarik perhatian warga. Sejak sore, ratusan warga sudah memadati sekitar posko latihan untuk melihat dari dekat. Tepuk tangan warga beberapa kali pecah ketika melihat para penerjun melayang keluar dari badan pesawat. Mereka menonton dari dua layar monitor yang terpasang di posko.
Lagi, Jet Tempur F-5E Korsel Jatuh
Satu pesawat jet tempur jenis F-5E Angkatan Udara Korea Selatan jatuh di kawasan pegunungan di wilayah Jeungpyeong, Korea Selatan, Kamis (26/9/2013). Pesawat ini dilaporkan jatuh dalam sesi latihan rutin.
Dikutip dari kantor berita Korsel Yonhap, Sabtu (28/9/2013), kecelakaan dalam latihan rutin di wilayah yang berjarak sekitar 137 kilometer dari Seoul itu tak sampai memakan korban jiwa. Sang pilot yang hanya diidentifikasi sebagai Kapten AU Korsel bernama Lee (32) bisa menyelamatkan diri dengan menggunakan kursi pelontar.
Dalam pernyataan tertulis dari Angkatan Udara (AU) Korsel disebutkan, pesawat berusia tua itu tak dapat dikendalikan sesaat setelah lepas landas sekitar pukul 10.48 waktu setempat. Pesawat jatuh tak lama sesudahnya, dengan ledakan keras terdengar satu jam sesudah pesawat jatuh.
Otoritas terkait dilaporkan langsung menjalankan penyelidikan dan menutup kawasan seputar lokasi jatuhnya pesawat untuk menghindari ledakan lanjutan. Jet tempur yang jatuh ini diketahui telah beroperasi sejak 1978 dan menjalankan 6.610 jam terbang.
AU Korsel dalam pernyataannya mengatakan, mereka sudah berencana "memensiunkan" 220 jet jenis itu pada 2017. Korea Selatan menggunakan beberapa varian jet tempur F-5 di skuadron pesawat tempurnya, mulai dari F-5 dengan varian A, B, E, dan F, yang kemudian pada 2002 diperkuat 60 jet tempur F-15K buatan perusahaan pesawat Boeing.
Sebelumnya, kecelakaan serupa yang melibatkan tiga jet tempur F-5 terjadi pada 2010 di Provinsi Gangwon. Lima pilot tewas dalam kecelakaan itu.
Sementara itu, pada awal pekan ini, seperti diberitakan The Korea Times dan The Korea Herald, Pemerintah Korea Selatan melalui Badan Administrasi Program Pembelian Pertahanan (DAPA) telah membatalkan rencana pembelian jet tempur F-15 Silent Eagle. Semula, paket pembelian senilai 7,7 miliar dollar AS tersebut dilakukan untuk mengganti seluruh skuadron jet tempur tua Korea Selatan, pada kurun 2017 sampai 2021.
Selain Boeing, dua produsen jet tempur mengikuti tender pengadaan yang kemudian dibatalkan itu, tetapi gagal karena harganya melampaui pagu anggaran. Dua peserta tender yang gagal itu adalah Lockheed Martin dengan jet tempur F-35A dan perusahaan European Aeronautic Defense and Space dengan Eurofighter Typhoon.
Dikutip dari kantor berita Korsel Yonhap, Sabtu (28/9/2013), kecelakaan dalam latihan rutin di wilayah yang berjarak sekitar 137 kilometer dari Seoul itu tak sampai memakan korban jiwa. Sang pilot yang hanya diidentifikasi sebagai Kapten AU Korsel bernama Lee (32) bisa menyelamatkan diri dengan menggunakan kursi pelontar.
Dalam pernyataan tertulis dari Angkatan Udara (AU) Korsel disebutkan, pesawat berusia tua itu tak dapat dikendalikan sesaat setelah lepas landas sekitar pukul 10.48 waktu setempat. Pesawat jatuh tak lama sesudahnya, dengan ledakan keras terdengar satu jam sesudah pesawat jatuh.
Otoritas terkait dilaporkan langsung menjalankan penyelidikan dan menutup kawasan seputar lokasi jatuhnya pesawat untuk menghindari ledakan lanjutan. Jet tempur yang jatuh ini diketahui telah beroperasi sejak 1978 dan menjalankan 6.610 jam terbang.
AU Korsel dalam pernyataannya mengatakan, mereka sudah berencana "memensiunkan" 220 jet jenis itu pada 2017. Korea Selatan menggunakan beberapa varian jet tempur F-5 di skuadron pesawat tempurnya, mulai dari F-5 dengan varian A, B, E, dan F, yang kemudian pada 2002 diperkuat 60 jet tempur F-15K buatan perusahaan pesawat Boeing.
Sebelumnya, kecelakaan serupa yang melibatkan tiga jet tempur F-5 terjadi pada 2010 di Provinsi Gangwon. Lima pilot tewas dalam kecelakaan itu.
Sementara itu, pada awal pekan ini, seperti diberitakan The Korea Times dan The Korea Herald, Pemerintah Korea Selatan melalui Badan Administrasi Program Pembelian Pertahanan (DAPA) telah membatalkan rencana pembelian jet tempur F-15 Silent Eagle. Semula, paket pembelian senilai 7,7 miliar dollar AS tersebut dilakukan untuk mengganti seluruh skuadron jet tempur tua Korea Selatan, pada kurun 2017 sampai 2021.
Selain Boeing, dua produsen jet tempur mengikuti tender pengadaan yang kemudian dibatalkan itu, tetapi gagal karena harganya melampaui pagu anggaran. Dua peserta tender yang gagal itu adalah Lockheed Martin dengan jet tempur F-35A dan perusahaan European Aeronautic Defense and Space dengan Eurofighter Typhoon.
Panglima TNI Tinjau Latihan Demo Gabungan TNI Di Mako Marinir Cilandak
Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko meninjau kesiapan Tim Demo Gabungan TNI dalam rangka HUT TNI ke-58 di Bhumi Marinir Cilandak,Kesatrian Hartono Cilandak, Jakarta Selatan, Jum’at (27/09/2013)
Sebelum menyaksikan secara langsung latihan demonstrasi gabungan TNI, Panglima TNI beserta rombongan melaksanakan Sholat Jum’at di Masjid Al-Iqlas Marinir Cilandak dan makan siang bersama dengan para prajurit yang terlibat Demonstrtasi Gabungan TNI di lapangan tembak Marinir Jusman Fuger Cilandak.Tim demontrasi gabungan TNI yang terdiri dari prajurit-prajurit terbaik Angkatan Darat, Angkatan Laut serta Angkatan Udara ini memperagakan berbagai macam Demonstrasi keterampilan antara lain senam perahu karet dan senam balok, kolone senapan, terjun payung, sertamenembak cepat dan tepat oleh pasukan khusus dari tiga angkatan, Den 81, Denjaka, dan Den Bravo. Rencananya kegiatan tersebut akan memeriahkan Hari Ulang Tahun TNI ke-58 mendatang.
Panglima TNI merasa bangga dan puas usai menyaksikan demonstrasi yang ditampilkan oleh prajurit gabungan TNI tersebut, setelah bersusah payah dengan mengorbankan waktu, tenaga dan pikiran untuk penampilan terbaik ini.Turut hadir dalam acara tersebut Kasal Laksamana TNI DR. Marsetio, Kasum TNI Marsdya Boy Sahril Qamar, Asops Panglima TNI Didit Ashaf Herdiawan, Pangarmabar Laksda TNI Bambang Wahyudi, Dankormar Mayjen TNI (Mar) A. Faridz Washington dan seluruh pejabat teras Kormar dan Pasmar-2.
Sebelum menyaksikan secara langsung latihan demonstrasi gabungan TNI, Panglima TNI beserta rombongan melaksanakan Sholat Jum’at di Masjid Al-Iqlas Marinir Cilandak dan makan siang bersama dengan para prajurit yang terlibat Demonstrtasi Gabungan TNI di lapangan tembak Marinir Jusman Fuger Cilandak.Tim demontrasi gabungan TNI yang terdiri dari prajurit-prajurit terbaik Angkatan Darat, Angkatan Laut serta Angkatan Udara ini memperagakan berbagai macam Demonstrasi keterampilan antara lain senam perahu karet dan senam balok, kolone senapan, terjun payung, sertamenembak cepat dan tepat oleh pasukan khusus dari tiga angkatan, Den 81, Denjaka, dan Den Bravo. Rencananya kegiatan tersebut akan memeriahkan Hari Ulang Tahun TNI ke-58 mendatang.
Panglima TNI merasa bangga dan puas usai menyaksikan demonstrasi yang ditampilkan oleh prajurit gabungan TNI tersebut, setelah bersusah payah dengan mengorbankan waktu, tenaga dan pikiran untuk penampilan terbaik ini.Turut hadir dalam acara tersebut Kasal Laksamana TNI DR. Marsetio, Kasum TNI Marsdya Boy Sahril Qamar, Asops Panglima TNI Didit Ashaf Herdiawan, Pangarmabar Laksda TNI Bambang Wahyudi, Dankormar Mayjen TNI (Mar) A. Faridz Washington dan seluruh pejabat teras Kormar dan Pasmar-2.
Jumat, 27 September 2013
Boeing Berhasil Modifikasi Pesawat Tempur F16 Menjadi Pesawat Tempur Tanpa Awak
Perusahaan teknologi dirgantara Boeing mengungkap mereka telah mengubah sebuah jet tempur menjadi pesawat tak berawak. Jet jenis Lockheed Martin F-16 untuk pertama kalinya terbang tanpa pilot pada pekan lalu. Dua pilot Angkatan Udara AS mengontrol jet ini dari darat saat uji terbang dari pangkalan Florida ke Teluk Meksiko. Boeing menyatakan inovasi ini bisa digunakan untuk membantu pilot yang tengah berlatih dan sebagai sasaran tembak saat berlatih tempur udara.
Jet tempur ini sebelumnya sudah tidak lagi dipakai selama 15 tahun tersimpan di hanggar Arizona dan kemudian dimodifikasi sehingga bisa terbang dengan ketinggian 12,2 km dan mencapai kecepatan Mach 1,47 atau sekitar 1.800km/jam. Jet tempur tak berawak ini juga mampu melakukan sejumlah gerakan manuver termasuk gerakan "split S", sebuah gerakan dimana posisi pesawat terbalik sebelum membuat setengah lingkaran sehingga bisa mengubah arah secara berlawanan.
Manuver tersebut biasa digunakan dalam pertempuran untuk menghindari tembakan misil lawan. Boeing mengatakan dalam uji coba tersebut, jet F-16 tak berawak itu ditemani dua pesawat tempur lainnya guna menjamin bahwa pesawat itu tetap dalam pantauan, dan jet tersebut juga bisa menghancurkan diri sendiri jika dibutuhkan. "Jet ini terbang dengan hebat, semuanya bekerja dengan sangat baik, membuat pendaratan yang cantik, mungkin salah satu pendaratan terbaik yang pernah saya lihat," kata Paul Cejas, kepala teknisi proyek ini.
Jet tempur ini sebelumnya sudah tidak lagi dipakai selama 15 tahun tersimpan di hanggar Arizona dan kemudian dimodifikasi sehingga bisa terbang dengan ketinggian 12,2 km dan mencapai kecepatan Mach 1,47 atau sekitar 1.800km/jam. Jet tempur tak berawak ini juga mampu melakukan sejumlah gerakan manuver termasuk gerakan "split S", sebuah gerakan dimana posisi pesawat terbalik sebelum membuat setengah lingkaran sehingga bisa mengubah arah secara berlawanan.
Manuver tersebut biasa digunakan dalam pertempuran untuk menghindari tembakan misil lawan. Boeing mengatakan dalam uji coba tersebut, jet F-16 tak berawak itu ditemani dua pesawat tempur lainnya guna menjamin bahwa pesawat itu tetap dalam pantauan, dan jet tersebut juga bisa menghancurkan diri sendiri jika dibutuhkan. "Jet ini terbang dengan hebat, semuanya bekerja dengan sangat baik, membuat pendaratan yang cantik, mungkin salah satu pendaratan terbaik yang pernah saya lihat," kata Paul Cejas, kepala teknisi proyek ini.
Letkol Ryan Inman, Komandan Skuadron 82 Angkatan Udara AS juga memuji tes terbang tersebut. "Terlihat sedikit berbeda melihat tidak ada orang di dalamnya, tetapi itu adalah penerbangan yang luar biasa," katanya. Boeing mengatakan telah memodifikasi enam jet F-16, yang kini diberinama QF-16, dan militer AS sekarang berencana untuk menggunakannya dalam uji tembak langsung. Tetapi, seorang juru bicara gerakan Kampanye Hentikan Robot Pembunuh memperingatkan atas kemungkinan penggunaan jet ini dalam armada perang.
"Saya sangat khawatir jet ini digunakan untuk menyerang orang di lapangan," kata Profesor Noel Sharkey. "Saya terutama khawatir tentang kecepatan tinggi yang bisa mereka tempuh sehingga mereka tidak bisa mengenali target mereka dengan jelas." "Ada alasan untuk meyakini bahwa apa yang disebut 'target' bisa menjadi tes untuk alat perang tak berawak, semakin mendekatkan kita pada alat pembunuhan otomatis."
"Saya sangat khawatir jet ini digunakan untuk menyerang orang di lapangan," kata Profesor Noel Sharkey. "Saya terutama khawatir tentang kecepatan tinggi yang bisa mereka tempuh sehingga mereka tidak bisa mengenali target mereka dengan jelas." "Ada alasan untuk meyakini bahwa apa yang disebut 'target' bisa menjadi tes untuk alat perang tak berawak, semakin mendekatkan kita pada alat pembunuhan otomatis."
Kesaksian Tentara dan Dokter Terhadap Aksi Biadab Teroris Al Shabaab di Mal Westgate Kenya
Sebuah kesaksian mengerikan diungkap oleh seorang tentara dan dokter yang telah diizinkan masuk ke dalam mal Westgate, Nairobi, Kenya untuk mencari sisa korban tewas. Begitu masuk ke dalam, mereka melihat banyak jenazah yang terlihat disiksa terlebih dulu baru kemudian dieksekusi mati oleh anggota kelompok militan asal Somalia, al Shabaab. Laman Dailymail, Kamis 26 September 2013 melansir pernyataan seorang dokter yang tidak ingin disebut namanya. Dia melihat begitu banyak anggota tubuh seperti hidung, mata, dan telinga berserakan. Tentara dan dokter ini diizinkan masuk ke dalam mal, setelah tim penjinak bom memastikan mal Westgate aman untuk dimasuki.
"Anda akan menemukan jenazah para sandera dengan kaki menggantung dan mereka ada di atas atap," ungkap dokter itu. Selain itu, dia juga melihat para jenazah yang tidak lagi memiliki mata, hidung dan telinga. Semua organ itu dipotong oleh anggota kelompok teroris. "Mereka akan memotong tangan Anda dan menyerutnya sehingga terlihat seperti sebuah pensil. Lalu para pelaku meminta Anda untuk menulis nama Anda sendiri dengan darah," ucap dokter itu yang memaparkan cerita yang kian membuat dahi berkernyit.
Bahkan anak-anak pun juga tak luput menjadi korban keganasan teroris. Anggota kelompok teror itu menancapkan pisau ke tubuh anak-anak. Jasad mereka lalu dimasukkan ke dalam lemari pendingin makanan dengan pisau masih menancap. "Apabila Anda melihat semua jasad ini, kecuali mereka yang pada akhirnya berhasil meloloskan diri, maka para pelaku memotong jari-jari mereka dengan tang. Hidung mereka juga ditarik menggunakan tang," kata dia.
Menurut sang dokter, hal seperti itu merupakan penderitaan yang tak terampuni perihnya. Semua kesaksian si dokter lalu dimuat di harian Kenya, The Star. Kesaksian serupa juga diungkap oleh tentara militer Kenya. Saat masuk, dia menemukan jasad para sandera sudah dimutilasi. Mereka disiksa terlebih dahulu dengan cara tangannya dipotong menggunakan tang sebelum akhirnya dibuat buta dan digantung di langit-langit. Dia berhasil mengabadikan beberapa gambar dari dalam mal usai porak poranda.
Namun si tentara begitu trauma saat keluar dari dalam mal. Dia merasa perlu mencari bantuan seorang konsultan psikolog untuk menenangkan dirinya. Kendati informasi yang diungkap oleh dokter dan tentara itu belum dapat diverifikasi kebenarannya, karena proses pencarian korban masih terus berlangsung, namun menurut editor asal Inggris untuk harian The Star, William Pike, mengungkap cerita itu tidak bohong.
Pasalnya reporter yang tengah mengerjakan berita itu juga memberikan keterangan serupa soal kondisi jasad sandera, namun dari sumber berbeda. "Kami memiliki keterangan lain dari seorang sumber dan sudah direkam. Dia menjelaskan situasi di dalam dengan begitu jelas dan geram melihat kondisi tersebut," ungkap Pike seperti dilansir laman The Independent. Detail soal momen terakhir dari para sandera ketika masih disekap anggota al Shabaab membuat publik marah karena pemerintah tetap diam dan enggan membeberkan informasi detailnya.
Banyak misteri
Masih banyak misteri yang menyelimuti kasus terorisme mal Westgate ini seperti apa yang terjadi dengan para sandera yang hingga kini belum ditemukan, apa yang terjadi dengan anggota kelompok militan lainnya, dan apa yang menyebabkan sebagian dari mal Westgate tiba-tiba bisa roboh. Polisi berkali-kali meminta publik untuk bersabar karena mereka baru memulai proses untuk mengumpulkan barang bukti dan pencarian jenazah. Pernyataan serupa juga diungkap oleh Menteri Dalam Negeri Kenya, Joseph Ole Lenku.
Lenku mengatakan proses pencarian jenazah korban bisa memakan waktu paling cepat satu minggu. Dia menyebut beberapa jenazah masih terperangkap di bawah reruntuhan mal. Bangunan mal itu roboh pada Senin kemarin ketika tentara pemerintah meluncurkan serangan massif ke dalam mal. Menurut seorang pejabat berwenang, lubang di atap mal disebabkan roket granat yang diluncurkan tentara militer Kenya, sehingga ada bagian mal yang roboh. Akibat serangan itu, sekitar 150 orang diprediksi ikut terbunuh.
Saat terjadi kebakaran, leher para sandera dilaporkan digorok pelaku, lalu jasadnya dibuang dari balkon lantai tiga. Sebagian korban yang masih hidup dan dilempar berteriak histeris. Peristiwa itu terjadi ketika drama penyanderaan diprediksi akan berakhir karena tentara pemerintah mulai menyerbu secara massif. Mereka mulai bergerak pada Senin pagi pukul 6 waktu setempat. Saat tentara mulai bergerak, helikopter dari atas mal mulai mendekati gedung. Namun upaya mereka sempat terhalangi, karena penembak jitu al Shabaab lagi-lagi berhasil memukul mundur para tentara. Langkah terakhir diambil dengan melempar gas air mata untuk membuat anggota kelompok militan itu keluar. Sementara para teroris lain memilih untuk meledakkan diri mereka sendiri.
Diyakini akibat ledakan itu, menyebabkan kebakaran yang menewaskan puluhan pengunjung mal di dalam sebuah supermarket. Laporan lain menyebut sebagian besar anggota al Shabaab yang menyadari posisinya terdesak lalu membakar anggota lainnya sehingga identitasnya tidak dikenali. Keesokan harinya, tentara militer Kenya mendapat perintah agar langsung menembak mati.
Serangan terakhir kemudian diluncurkan pada pukul 5 sore dari atap mal. Mal Westgate kemudian diumumkan telah diambil alih sepenuhnya dalam jangka waktu setengah jam. Presiden Kenya, Uhuru Kenyatta, mengumumkan pada Selasa malam, bahwa tentara militer telah berhasil mengalahkan kelompok al Shabaab. Sebanyak lima orang dari mereka terbunuh dalam aksi baku tembak, sementara 10 orang lainnya ditahan karena diduga terkait dengan aksi penyerangan itu.
Langganan:
Postingan (Atom)