Minggu, 15 September 2013

Logika Informatika


Logika Informatika

A. Logika
Logika berasal dari bahasa Yunani logos yang berarti Ilmu untuk berfikir dan menalar dengan benar (sehingga didapatkan kesimpulan yang absah). Dan manusia mampu mengembangkan pengetahuan karena mempunyai bahasa dan kemampuan menalar.
Untuk dapat menarik konklusi yang tepat, diperlukan kemampuan menalar. kemampuan menalar adalah kemampuan untuk menarik konklusi yang tepat dari bukti-bukti yang ada, dan menurut aturan-aturan tertentu. Logika bisa merupakan cabang filosofi dan bisa juga cabang dari matematika. Logika terkategori matematika murni karena matematika adalah logika yang tersistematisasi.

1. Sejarah Logika
Thales (624 – 548 SM). Filsuf Yunani pertama yang meninggalkan segala dongeng, takhayul, dan cerita-cerita isapan jempol dan berpaling kepada akal budi untuk memecahkan rahasia alam semesta. Thales mengatakan: air adalah arkhe (Yunani) yang berarti prinsip atau asas utama alam semesta. Thales telah mengenalkan logika induktif.
Aristoteles (384 – 332 SM) mengenalkan logika sebagai ilmu. Aristoteles mengatakan bahwa kesimpulan Thales diperoleh dari alasan bahwa air adalah jiwa segala sesuatu. Inti dari logika Aristoteles adalah Silogisme. Istilah logika diperkenalkan oleh Zeno (334 – 226 SM).
Selanjutnya perkembangan logika terus berkembang dari masa ke masa.
• Augustus De Morgan (1806-1871), Induksi Matematika, Hukum Ekuivalensi Logika De Morgan.
• George Boole(1815-1871), Aljabar Boole.
• Giuseppe Peano (1858-1932), Penemu istilah logika matematika dan teori himpunan.
• Emil L Post(1897-1954), Tabel Kebenaran.
• Ludwig JJ Wittgenstein(1889-1951), Tabel Kebenaran.
• John Venn(1834-1923), Diagram Venn.
• Henry M Sheffer(1882-1964), NAND, NOR.

2. Macam – Macam Logika
a. Logika Alamiah
Logika alamiah adalah kinerja akal budi manusia yang berpikir secara tepat dan lurus sebelum dipengaruhi oleh keinginan-keinginan dan kecenderungan – kecenderungan yang subyektif. Kemampuan logika alamiah manusia ada sejak lahir.
b. Logika Ilmiah
Logika ilmiah memperhalus, mempertajam pikiran serta akal budi. Logika ilmiah menjadi ilmu khusus yang merumuskan azas-azas yang harus ditepati dalam setiap pemikiran. Berkat pertolongan logika ilmiah inilah akal budi dapat bekerja dengan lebih tepat, lebih teliti, lebih mudah dan lebih aman. Logika ilmiah dimaksudkan untuk menghindarkan kesesatan atau, paling tidak, dikurangi.

B. Informatika
Informatika adalah disiplin ilmu yang mempelajari transformasi fakta berlambang yaitu data maupun informasi pada mesin berbasis komputasi. Cakupan bidang informatika antara lain: ilmu komputer, ilmu informasi, sistem informasi, teknik komputer dan aplikasi informasi dalam sistem informasi manajemen.
Informatika mempunyai konsep dasar, teori, dan perkembangan aplikasi tersendiri. Dapat mendukung dan berkaitan dengan aspek kognitif dan sosial, termasuk tentang pengaruh serta akibat sosial dari teknologi informasi pada umumnya.

1. Aspek Informatika
• Teori informasi yang mempelajari konsep matematis dari suatu informasi
• Ilmu informasi yang mempelajari tentang cara pengumpulan, klasifikasi, manipulasi penyimpanan, pengaksesan, dan penyebarluasan informasi untuk keperluan sosial dan kemasyarakatan secara menyeluruh
• Ilmu komputer dan teknik komputer yang mempelajari tentang pemrosesan, pengarsipan, dan penyebaran informasi dengan menggunakan teknologi informasi dan alat lain yang berbasis komputer.

2. Gambaran Umum Informatika
Secara umum logika dibedakan menjadi dua yaitu
a. Logika Pasti
• Logika Pernyataan (Propotitional Logic),
• Logika Predikat (Predicate Logic),
• Logika Hubungan (Relation Logic) dan
• Logika Himpunan.
b. Logika Tidak Pasti
• Logika Samar atau kabur (Fuzzy Logic).

C. Logika Informatika
Logika Informatika adalah disiplin ilmu yang mempelajari transformasi fakta berlambang yaitu data maupun informasi pada mesin berbasis komputasi dengan penalaran sehingga didapat suatu kesimpulan.
1. Logika proposisional
Fokus utama logika ini pada pernyataan-pernyataan yang dapat digolongkan dalam pengertian proposisi – proposisi.
Proposisi atomik adalah proposisi yang tak dapat dipecah-pecah menjadi beberapa proposisi lagi.
Proposisi majemuk adalah proposisi yang terdiri dari beberapa proposisi atomik.
Semua proposisi bukan atomik disebut proposisi majemuk dan semua proposisi majemuk memiliki minimal satu perangkai logika.
2. Logika predikat
Penyataan-pernyataan yang tidak dapat digolongkan sebagai proposisi, dan tidak dapat diproses dengan logika proposisional, akan ditangani logika predikat yang memfokuskan diri pada predikat yang selalu menyertai suatu pernyataan dalam bentuk kalimat.
3. Logika Hubungan
Mempelajari hubungan antara pernyataan, relasi simetri, refleksif, antisimetris, dan lain-lain
4. Logika himpunan
Membicarakan tentang unsur-unsur himpunan dan hukum-hukum yang berlaku di dalamnya. Himpunan adalah suatu kumpulan / koleksi dari objek – objek sebarang. (cara pengumpulan objek – objek tersebut biasanya berdasarkan sifat / keadaan mereka yang sama, ataupun berdasarkan suatu aturan tertentu / yang ditentukan.
5. Logika Samar
Merupakan pertengahan dari dua nilai biner yaitu ya tidak, nol-satu, benar-salah. Kondisi yang ditunjukkan oleh logika samar ini antara lain : banyak, sedikit, sekitar x, sering, umumnya. samar banyak diterapkan dalam kecerdasan buatan, mesin pintar atau sistem cerdas dan alat-alat elektronika.
Perlu diketahui bahwa Teori Himpunan Samar dan Logika Samar sangat berkembang pesat pada saat ini. Banyak sekali masalah-masalah nyata yang lebih tepat diselesaikan menggunakan Teori Himpunan Samar dan Logika Samar. Banyak sekali muncul teori-teori baru pada saat ini misalnya: Topologi Fuzzy, Analisa Fuzzy, Aljabar Fuzzy (Fuzzy Semi Group, Fuzzy Ring, Fuzzy Group, dan sebagainya).

D. Manfaat – Manfaat Logika
• Berfikir/nalar untuk penyelesaian masalah
• Membantu setiap orang yang mempelajari logika untuk berpikir secara rasional, kritis, lurus, tetap, tertib, metodis dan koheren.
• Meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak, cermat, dan objektif.
• Menambah kecerdasan dan meningkatkan kemampuan berpikir secara tajam dan mandiri.
• Memaksa dan mendorong orang untuk berpikir sendiri dengan menggunakan asas-asas sistematis
• Meningkatkan cinta akan kebenaran dan menghindari kesalahan-kesalahan berpikir, kekeliruan serta kesesatan.
• Mampu melakukan analisis terhadap suatu kejadian.
• Terhindar dari klenik ,gugon-tuhon (bahasa Jawa)
• Apabila sudah mampu berpikir rasional,kritis,lurus,metodis dan analitis sebagaimana tersebut point 1 maka akan meningkatkan citra diri seseorang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar