Selasa, 16 Februari 2010

Tahukah anda? Makkah sekarang sudah seperti pusat membeli belah

Pemandangan era 70an

Image "Makkah sekarang sudah seperti pusat peranginan, bukan lagi pusat beribadah untuk umat islam " tetapi ada sesetengah pihak agak marah dengan perubahan tersebut dan sanggup mengatakan "Makkah sekarang sudah seperti Las Vegas" begitulah pernyataan yang dilontarkan Ali al-Ahmad, direktur Institute for Gulf Affairs-lembaga riset oposisi Saudi- yang bertapak di Washington, melihat perkembangan kota suci Makkah ketika ini. Saya tidak begitu bersetuju dengan kenyataan membanding-bandingkan kota suci Mak'kah dengan kota yang penuh dengan maksiat seperti Las Vegas walaupun kita dalam keadaan marah atau macam mana sekali pun.

Saya sendiri tidak suka dengan perubahan kota suci Mak'kah sekarang yang terang-terang telah jauh pada matlamat utama iaitu "pusat beribadah". Bagaimana kota suci ini boleh berubah menjadi sebagai pusat membeli belah atau pusat peranginan? Apakah yang difikirkan oleh raja-raja Arab Saudi? Memang kemajuan itu penting tetapi sekurangnya menyediakan kemudahan prasarana moden yg penting bagi kemudahan umat islam seluruh dunia untuk beribadah disitu dan bukan menyediakan kemudahan untuk tujuan lain.

Kota Makkah yang menyandang sebutan kota suci dan menjadi pusat ibadah haji umat Islam di seluruh dunia, ketenangan dan kekhusyuk'annya makin terhakis, Ka'bah yang terletak di tengah masjid Haram dan menjadi arah kiblat Muslim sedunia, semakin tenggelam oleh berdirinya gedung-gedung tinggi.

Menurutnya, perkembangan kota Makkah sekarang adalah sebuah bencana. "Hal ini akan memberikan pengaruh buruk bagi umat Islam. Ketika mereka ke Makkah mereka tidak punya perasaan apapun, tidak ada keunikan lagi. Apa yang anda lihat cuma simen dan kaca, " ujar Ahmad serius.

Gedung Lebih Tinggi dari Tempat ibadah

Ahmad cukup beralasan melontarkan pernyataannya itu, karena kota Makkah ketika ini makin penuh dengan bangunan-bangunan tinggi mulai dari hotel, pusat perbelanjaan dan toko-toko besar yang menjual produk Barat. Sebut saja kedai kopi Starbucks, Cartier and Tiffany, H&M dan Topshop.


Pusat perbelanjaan Abraj Al-Bait

Pusat perbelanjaan Abraj Al-Bait ( www.abrajalbait.com ), salah satu mall terbesar di Saudi yang baru dibuka menjelang musim haji bulan Desember 2006 kemarin, nampak megah dengan monitor-monitor tv flat, cahaya lampu-lampu neon, dengan pusat hiburan, restoran-restoran segera, bahkan kedai pakaian dalam.

Pusat perbelanjaan itu, nantinya juga akan dilengkapi dengan kompleks hotel yang menjulang tinggi. Bahkan kompleks bangunan yang perancangannya selesai tahun 2009 nanti, akan menjadi gedung tertinggi ketujuh di seluruh dunia, dilengkapi dengan kemudahan rumah sakit dan tempat sholat yang luas.

Seluruh pergunungan di dekat Jabal Omar, kini sudah diratakan. Di lokasi itu juga akan dibangun kompleks hotel dan lebih dari 130 gedung-gedung tinggi baru.

Kota Makkah yang menyandang sebutan kota suci dan menjadi pusat ibadah haji umat Islam di seluruh dunia, ketenangan dan kekhusyuk'annya makin terhakis, Ka'bah yang terletak di tengah masjid Haram dan menjadi arah sholat Muslim sedunia, semakin tenggelam oleh berdirinya gedung-gedung tinggi.

Pemandangan dr Komplek

"Ini adalah akhir dari Makkah, " kata Irfan Ahmad dari London, pendiri Islamic Heritage Foundation, yang secara terbuka mempertahankan peninggalan-peninggalan bersejarah di Makkah, Madinah dan tempat-tempat lainnya di Arab Saudi.

"Sebelumnya, bahkan pada zaman Ustmaniah, tak satu pun gedung-gedung di Makkah yang tingginya melebihi tinggi Masjid Haram. Sekarang, banyak gedung yang lebih tinggi dari Masjid Haram dan tidak menghormati kebesaran masjid itu, " tukas Irfan.

Wang, sudah tentu menjadi penggalak utama kemunculan gedung-gedung tinggi di Makkah. Kerana setiap tahun, kota itu dibanjiri oleh para jamaah haji. Papan-papan iklan di sepanjang jalan menuju Makkah, seolah menjadi daya tarik bagi para pelabur yang mencari keuntungan.

Sejumlah organisasi Islam mengatakan, berdirinya gedung-gedung megah di kota Makkah, juga dilatarbelakangi motif pemerintah. Mereka menuding pemerintah Saudi mengizinkan kelompok konservatif untuk menghancurkan tempat-tempat bersejarah.

Ahmad dari Islamic Heritage Foundation mengaku memiliki katalog lebih dari 300 tempat-tempat bersejarah di Arab Saudi, termasuk makam-makam dan masjid-masjid. Ia mengatakan, sebuah rumah tempat Nabi Muhammad dilahirkan dihancurkan untuk membangun tempat bilik mandi.

"Sama sekali tidak menghormati Ka'bah, tidak menghormati rumah Tuhan atau persekitaran dari tempat-tempat bersejarah itu, " kata Sami Angawi, seorang arkitek Saudi yang ingin mempertahankan peninggalan bersejarah di Makkah.

"Padahal, memotong pohon saja seharusnya tidak boleh dilakukan di kota ini, " sambungnya.

Kemajuan kadang-kadang memang harus dibayar mahal. Bahkan pasar malam, di mana para jemaah boleh menjual barang-barang yang dibawanya, kini sudah tidak ada lagi. Begitu juga dengan keluarga-keluarga di Makkah yang biasa menyambut para jamaah haji, sudah tidak terlihat lagi sejak rumah-rumah mereka dirobohkan untuk perluasan Masjid Haram di era tahun 1970-an.

Angawi kini berusaha melakukan pendekatan pada kerajaan Arab Saudi agar memberi perhatian besar atas penghancuran tempat-tempat bersejarah. Ahmad melobi pemerintah-pemerintah negara Asia dan Arab untuk menghentikan penghancuran yang dilakukan pemerintah Saudi. Kedua tokoh ini menyayangkan kurangnya mengambil peduli kepentingan umat Islam atas isu-isu ini. Kepentingan biznes dan wang mengalahkan segala-galanya.

"Makkah tidak pernah berubah seperti sekarang ini. Apa yang anda lihat sekarang baru 10% saja dari apa yang akan ada, yang akan jauh lebih, lebih buruk lagi, " kata Angawi risau

Tidak ada komentar:

Posting Komentar