Tampilkan postingan dengan label Kapal Perang. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kapal Perang. Tampilkan semua postingan

Selasa, 05 November 2013

Kemhan Tinjau Produksi Kapal Perang PT PAL

http://jakartagreater.com/wp-content/uploads/2013/11/wamenhan-pt-pal.jpg

Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin melakukan kunjungan kerja ke PT PAL, Surabaya – Jawa Timur, 30/10/2013 dalam rangka meninjau perkembangan kemajuan proyek pembuatan sejumlah kapal perang pesanan TNI AL. Pesanan TNI AL berupa: Kapal PKR, Kapal Selam, MLM, KRI kelas Corvet dan KCR 60m, sebagai bagian dari program modernisasi Alutsista TNI.

Dalam kunjungannya Wamenhan meninjau proses pembuatan Kapal Perusak Kawal Rudal (PKR), Kapal Cepat Rudal (KCR) 60 m , MLM dan kapal Selam pesanan TNI AL. Kunjungan Wakil Menteri Pertahanan ini didampingi: Kepala Badan Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan (Ka Baranahan) Laksda TNI Ir. Rachmad Lubis, Dirjen Renhan Kemhan, Dirtekindhan Ditjen Pothan Kemhan, Kapuslaikal, serta Waaslog Kasal.

Sebelumnya tanggal 20/10/2013 Ka Baranahan Kemhan Laksda TNI Ir. Rachmad Lubis mendampingi Kasal Laksamana TNI Marsetio, dalam Kunjungan kerja ke pembuatan 3 unit kapal MRLF di dermaga Barrow in-Furness, Inggris. Ikut dalam delegasi tersebut Duta Besar RI untuk Inggris T.M. Hamzah Thayed, Asops Kasal Laksda TNI Didit H, Atase Pertahanan RI untuk Inggris Kolonel Arh DR. Joni Mahroza, Atase Pertahanan Inggris di Indonesia Col. Simon A. Winkworth, Kabidmatra Laut Pusada Baranahan Kemhan Kolonel Sriyanto, serta Pakorspri Kasal. Delegasi ini diterima perwakilan Eagle Aero Technology dan Lurssen Logistics.

Tujuan kunjungan ini untuk memeriksa kesiapan kapal dan meyakinkan kapal dapat diserahterimakan tepat waktu sesuai kontrak. Setelah ke Inggris rombongan juga mengadakan Kunjungan ke Satgas Yekda Kapal PKR dan DSNS Vlissingen, Belanda tanggal 22-24/10/2013, untuk memeriksa perkembangan pembangunan kapal PKR-1 dan PKR-2 dan meninjau kegiatan Satgas Proyek Pengadaan Kapal PKR SIGMA. Delegasi diterima oleh Satgas Yekda Kapal PKR dan pihak DSNS.

Kamis, 31 Oktober 2013

AS Luncurkan Kapal Perusak baru 'Zumwalt'

http://www.replicasbytyson.com/sitebuilder/images/M-FTDDG1350_U.S.NAVY_DDG-1000_U.S.S.ZUMWALT-600x238.jpg

General Dynamics Bath Iron Works (BIW) meluncurkan kapal perusak kelas Zumwalt pertama untuk Angkatan Laut AS (US Navy) di galangan kapal Maine, 28 Oktober 2013. USS Zumwalt (DDG-1000) yang didesain untuk operasi littoral dan serangan darat itu akan menjadi kapal perusak utama US Navy.

Dengan karakteristik panjang 186 meter, bobot perpindahan 15.610 ton, suprastruktur angular (sudut), lambung low-slung "tumblehome" untuk membelah gelombang sehingga berlayar dengan mulus, Zumwalt tidak terlihat seperti kapal angkatan laut biasanya. Perangkat lainnya yang tertanam termasuk electric propulsion dan futuristic bridge, terlihat lebih seperti kapal dalam film fiksi ketimbang kapal angkatan laut.

Zumwalt yang seharga AS$ 4 miliar (sekitar Rp 44,8 triliun) ini dibangun oleh BIW di galangan kapal Maine, diluncurkan di Sungai Kennebec Senin, tercatat pembangunannya memakan waktu lima tahun sejak konstruksi dimulai. Zumwalt dengan nomor lambung DDG-1000 ini adalah kapal yang pertama dari kelasnya untuk menggantikan kapal perusak DDG-51 kelas Arleigh Burke. Membengkaknya biaya konstruksi dan pemotongan anggaran pertahanan menyebabkan Pentagon memangkas program ini hanya untuk 3 kapal. Zumwalt lebih panjang 30 meter dibanding pendahulunya (kelas Arleigh Burke), namun hanya memerlukan kru setengahnya saja.

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/0/06/USS_Zumwalt_(DDG-1000)_Design.jpg

Karena kompleksitasnya, US Navy akan menerima Zumwalt melalui dua tahap. BIW akan menyerahkan langsung ke US Navy pada akhir 2014. Setelah pengiriman, US Navy kemudian akan melakukan pengaktifan sistem tempur dan selanjutnya uji coba. Kemudian diserahkan kembali ke BIW untuk beberapa pekerjaan dan selanjutnya diserahkan kembali ke US NAvy pada musim gugur 2015. USS Zumwalt kemungkinan baru akan dioperasikan secara penuh pada awal 2016. Kapal kedua dari kelas Zumwalt, USS Michael Monsoor (DDG-1001) dijadwalkan akan dikirimkan pada 2016, dan kapal ketiga USS Lyndon B. Johnson (DDG-1002) baru akan dikirimkan pada 2018.
Zumwalt akan berada di garis depan dan mendukung pasukan operasi khusus dan beroperasi sebagai bagian dari pasukan ekspedisi gabungan. US Navy telah banyak menambahkan teknologi baru ke dalam kapal yang berlambung unik ini, termasuk sistem all-electric integrated power dan Advanced Gun System yang dirancang untuk menembakkan rocket-powered.

Kapal ini bisa mengangkut dua helikopter MH-60R atau satu MH-60R plus 3 helikopter tanpa awak (VTUAS). 148 kru Zumwalt juga akan menikmati fasilitas on-board canggih, dengan sedikit kru per kuarter, stok makanan high-end dan laptop satelit.

USS Zumwalt memang menjadi kapal perusak terbesar yang pernah dibangun untuk US Navy, namun walaupun begitu, Zumwalt diklaim sebagai yang paling sulit dideteksi radar. Desainnya juga menjadikan jumlah kru lebih efisien, dengan ukuran standar 130 kru dan 18 kru detasemen penerbangan sehingga mengurangi biaya operasi dan siklus hidup.

http://static1.businessinsider.com/image/526fe80469bedd6b088e42f5-1200/on-the-outside-the-uss-zumwalt-not-only-looks-cool-rule-1-but-its-a-full-100-feet-longer-than-existing-classes-of-destroyer.jpg

DDG-1000 mulai dikonstruksi pada bulan Februari 2009. US Navy dan mitra industrinya bekerjasama untuk mendesain dan menyiapkan fasilitas industri untuk membangun kapal kombatan canggih ini. Saat diluncurkan (sekarang), Zumwalt baru 87% rampung, dan pihak pembangun akan melanjutkan pekerjaan konstruksi yang tersisa di lambung sebelum diterima US Navy pada tahun depan.

Nama USS Zumwalt diambil untuk menghormati mantan Kepala Staf US Navy Laksamana Elmo R. "Bud" Zumwalt Jr., yang menjabat sebagai Kepala Staf US Navy pada 1970-1974. Peresmian USS Zumwalt sebenarnya direncanakan pada 19 Oktober lalu, namun dibatalkan hingga saat yang belum ditentukan karena Pemerintahan AS yang shutdown.

Selasa, 29 Oktober 2013

Kapal Perang Malaysia Berlabuh di Semayang

http://assets.kompas.com/data/photo/2013/10/29/00142862013-10-28-14.08-.17-780x390.jpg

Hubungan antara Indonesia dan Malaysia kerap memanas di banyak soal, mulai dari persoalan militer, tapal batas, hingga urusan sepak bola. Meski demikian, ketika dua kapal perang Malaysia mampir ke Balikpapan, Kalimantan Timur, Senin (28/10/2013) sore, para tentara Diraja Malaysia ini disambut dengan tangan terbuka.

"Ini kunjungan persahabatan agar terjalin hubungan persahabatan yang lebih erat antarsesama angkatan laut. Tidak ada terkait isu-isu politik," kata Komandan Pangkalan AL Balikpapan, Kolonel Laut (P) Ariantyo Condrowibowo.

Seperti halnya dilakukan tentara angkatan laut (AL) negara-negara lain, tutur Ariantyo, bahwa kunjungan serupa merupakan salah satu dari tiga fungsi utama AL. Selain itu, terdapat fungsi penegakan hukum dan kekuatan pertahanan.

"Dan, ketiga ini diplomasi. Kedatangan mereka ini adalah diplomasi untuk membangun kepercayaan antarsesama angkatan laut," kata Ariantyo.

Ratusan tentara Malaysia datang dengan dua kapal perang, Senin sekitar pukul 15.00. Mereka membawa KD-Perak 173 jenis Corvette dengan 69 anak buah kapal (ABK). KD Perak dipimpin Letkol Muhamad Hasrulsah bin Abdul. Kapal Malaysia ini dilengkapi persenjataan tempur yang mampu mengantisipasi serangan udara, laut, dan bawah laut.

Datang bersamaan dengan KD-Perak, kapal jenis patroli dengan nama lambung KD-Todak 3506 yang membawa serta 35 ABK. Todak dikomandani oleh Mayor Jamari bin Katimin. Mereka tiba dan merapat di pelabuhan kapal laut Semayang.

Sejumlah pemimpin dari pangkalan AL, Angkatan Udara di Balikpapan, Kodim, dan Polresta Balikpapan turut hadir menyambut kedatangan kapal. Kedua pimpinan kapal menerima pengalungan bunga sesaat turun dari kapal.

"Di sini nanti akan ketemu pejabat Balikpapan dan Kaltim. Mereka dalam kunjungan selama tiga hari," kata Ariantyo seusai pengalungan bunga.

Malaysia Bangun 6 Kapal Perang Kelas Gowind

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsSrVLtuWEKOeDu-Kv5uFN49qkrKXEjR0sMvtE0QPitKVZwPbCmpeaXFsM45Hf0mg0MtuMJe1wVzA8uJVkh1BBRjta2VcjVtH8giQZR6rWZ3vru3cuUCZBi18qenmq9DBfzSEWcXbXvdg/s1600/gowind.jpg

Boustead Heavy Industries Corporation BHD (BHIC) mengumumkan bahwa pada awal Oktober lalu perusahaan asosiasinya Boustead Naval Shipyard, Malaysia, telah menerima konfirmasi dari Kementerian Pertahanan Malaysia untuk kontrak 10 tahun senilai RM 9 miliar (sekitar Rp 31,8 triliun) untuk membangun enam Kapal Patroli Generasi Kedua (Second Generation Patrol Vessel /SGPV) sebagai bagian dari program Kapal Perang Litoral (Littoral Combat Ship/LCS) Malaysia.

"Perusahaan ingin memberitahukan bahwa pada 1 Oktober 2013, Boustead Naval Shipyard Sdn Ghd (BN Shipyard) telah menerima pembaruan letter of acceptance (LOA) yang bertanggal 27 September 2013 dari Kementerian Pertahanan Malaysia untuk kontrak merancang, membangun, melengkapi, menguji dan mengirimkan enam unit kapal patroli generasi kedua dengan kemampuan kombatan untuk Tentera Laut Diraja Malaysia," kata BIHC dikutip Bursa Malaysia.

Dengan LOA tersebut, Departemen Pertahanan Malaysia mengonfirmasi bahwa nilai kontrak adalah RM 9 miliar untuk kontrak selama 10 tahun, terhitung sejak 29 Desember 2011 hingga 28 Desember 2021. Selain itu, Kementerian Pertahanan juga mengonfirmasi bahwa akan membayar uang muka lebih dari RM 700 juta untuk BN Shipyard.

Kapal patroli (atau kapal peronda-Malaysia) masa depan Tentera Laut Diraja Malaysia ini akan dirancang berdasarkan kapal kelas Gowind dari galangan kapal Perancis DCNS, yang akan dilengkapi dengan sistem berikut:
     - BAE Systems Bofors 57mm stealth main gun
     - SETIS combat management system
     - Rheinmetall Fire Control Systems (TMX/EO Mk2 and TMEO Mk2)
     - MTU engines.

Menurut rumor di BN Shipyard, panjang LCS Malaysia ini adalah 111 meter dengan bobot perpindahan sekitar 3.000 ton dan akan dilengkapi dengan:
     - Thales Smart-S Mk2 radar
     - Thales Captas 2 towed array sonar
     - MSI-Defence 30mm guns
     - MBDA Mica VL for air defense in VLS cells
     - MBDA MM40 Exocet BlkIII anti-ship missiles

Senin, 28 Oktober 2013

KRI Cut Nyak Dien - 375 Laksanakan Operasi Taring Pari

http://koarmabar.tnial.mil.id/Portals/0/BERITA/2013/Oktober/28%20Oktbr%20Kedatangan%20KRI%20CND-375.jpg

KRI Cut Nyak Dien - 375 salah satu unsur dibawah kendali operasi Gugus Keamanan Laut Komando Armada RI Kawasan Barat (Guskamla Koarmabar) yang sedang melaksanakan operasi Taring Pari merapat di Dermaga Teluk Bayur, Padang, Kamis (24/10).

Kedatangan KRI Cut Nyak Dien - 375  tersebut disambut oleh Asisten Operasi (Asops) Danlantamal II Padang Kolonel Laut (P) Robertus T Waskito, S.E., Asisten Intelijen (Asintel) Danlantamal II Letkol Laut (E) Iin Sabirin, Para Perwira staf, Bintara dan Tamtama Lantamal II Padang.

KRI Cut Nyak Dien - 375  yang dikomandani Letkol Laut (P) Oke Dwiyana Pribadi merupakan Kapal jenis Korvet kelas Parchim dibawah Satuan Kapal Eskorta (Satkor) Komando Armada Barat (Koarmabar) yang saat ini tergabung dalam kegiatan Operasi Taring Pari 2013 di wilayah perairan barat Indonesia. Selain itu, kedatangan kapal perang tersebut di Padang direncanakan juga untuk pengamanan pejabat VVIP.

Kapal perang yang dibuat di Jerman Timur ini merupakan kapal perang Korvet kelas Parchim yang memiliki fungsi utama sebagai penghancur kapal permukaan dan juga sebagai pemburu kapal selam dengan mengandalkan persenjataan torpedo.

Selama sandar di Dermaga Teluk Bayur Padang, KRI Cut Nyak Dien - 375  melaksanakan kegiatan bekal ulang (Bekul) antara lain pengisian bahan bakar, pengisian air tawar dan pembekalan bahan basah guna mendukung kegiatan operasi selanjutnya.

Minggu, 27 Oktober 2013

KRI Diponegoro-365 tunaikan tugas terakhir di Lebanon

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYjEWebph5GU5CGXeWEedVsGfOZdMBUeDIJk9PBwfzoItl6wAwOzkarYoSQ4JsVTGVgUWhvPio9raK1wfxr8VOzMrrot9FInSZ1JWpWzJJjFCFabmVW_HSlP9nzzS0OTlSgh_kaCuUdHE/s1600/KRI-Diponegoro-365.jpg

Kapal perang kelas korvet terbaru Indonesia, KRI Diponegoro-365 yang tergabung dalam Satuan Tugas Maritim UNIFIL/2013 menunaikan tugas terakhirnya dalam misi perdamaian dunia di Lebanon, sebelum kembali ke Indonesia pada awal November mendatang.

Perwira penerangan satuan tugas itu, Letnan Satu Pelaut Nursalim, dalam surat elektronik diterima di Surabaya, Senin, menjelaskan, tugas terakhir kapal perusak kawal berpeluru kendali itu dilaksanakan di Laut Mediterania pada Minggu (27/10).

Adapun misi terakhir KRI Diponegoro-365 di UNIFIL/2013 itu latihan bekal ulang di laut bersama kolega Italia-nya, ITS Andrea Doria D-533. Pada misi UNIFIL/2013 kali ini, Letnan Kolonel Pelaut Hersan menjadi komandan KRI Diponegoro-365.

Nursalim menyatakan, kapal perang Italia berbobot 6.635 ton yang dilengkapi helikopter Augusta Westland EH-101 Merlin tersebut, baru masuk dalam jajaran UNIFIL MTF di Lebanon pada awal Oktober 2013.

"Pada latihan pembekalan ini, KRI Diponegoro-365 bertindak sebagai kapal pelaksana latihan. Dalam kegiatan latihan, proses pendekatan dilaksanakan secara bergantian oleh kedua kapal," ujarnya.

Bersamaan latihan bekal ulang itu, lanjut Nursalim, KRI Diponegoro-365 juga menerbangkan helikopter BO-105 NV-409 yang bertugas memeriksa kapal kargo yang akan memasuki Pelabuhan Beirut.

"Secara keseluruhan proses latihan berjalan aman dan lancar. Perwira jaga kedua kapal menunjukkan kapabilitasnya dalam manuver kapal untuk melaksanakan prosedur pembekalan di laut secara aman," tambahnnya.

Menurut Nursalim, latihan itu rutin dilaksanakan unsur-unsur UNIFIL MTF pada setiap penugasan.

KRI Diponegoro-365 dijadwalkan kembali ke Indonesia pada 2 November 2013 setelah lebih kurang tujuh bulan bertugas di Lebanon dalam misi perdamaian di bawah bendera PBB.

Selama di Lebanon, kapal perang TNI AL itu telah 26 kali menyelesaikan tugas pengamanan di Laut Mediterania dan wilayah sekitarnya.

Selasa, 22 Oktober 2013

KRI Teluk Lampung-540 Rotasi Penjaga Pulau Terluar

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjHM3xKTvAT8K9HGfhZqUFxDs_pQy9WhLImKrePEs5QORXsxAiblvsCW0_bs38Sm5TDlzzSnZmsP7p8DfVZLvOL23CXIL9BbBoTsCPKlChBSjJHVYpjFF63U0IIK0fFmRUEkEkQXLH1hPA/s400/KRI+TELUK+LAMPUNG+(540).jpg

Mabes TNI AL melakukan pergantian prajurit yang mengamankan pulau terluar. Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksamana pertama Untung Suropati menjelaskan, rotasi dilakukan agar prajurit  konsentrasi. "Rutin saja, agar ada penyegaran di lapangan," katanya.    

KRI Teluk Lampung (TLP)-540 yang merupakan salah satu kapal perang TNI Angkatan Laut jenis Angkut Tank tipe Frosch (ATF) bertugas  operasi pengamanan pulau terluar (pamputer) Wilayah Barat.  Pulau-pulau tersebut antara lain Pulau Sekatung, Pulau Nipah, Pulau Rondo dan Pulau Berhala.

Usai melaksanakan rotasi satuan tugas (Satgas) Pamputer di pulau Sekatung dan Pulau Nipah, KRI Teluk Lampung (TLP)-540 menuju Sabang dan pulau-pulau terluar lainnya yang berada di wilayah Barat.

Di pulau-pulau tersebut, KRI Teluk Lampung (TLP)-540 akan melaksanakan rotasi pasukan TNI yang tergabung dalam Satgas Pamputer, yang berbatasan dengan negara tetangga di Wilayah Indonesia bagian Barat.

Rotasi pasukan itu meliputi debarkasi Satgas Pamputer menggantikan Satgas lama yang sudah purna tugas, setelah enam bulan menjaga dan mengamankan pulau tersebut, serta peralatan dan perlengkapan yang dipergunakan dalam mendukung penugasan.

"Memang idealnya enam bulan sekali diganti," katanya. Di Pulau Sekatung dilakukan penggantian satu regu prajurit marinir, dan di Pulau Nipah dua pleton terdiri dari prajurit marinir dan prajurit TNI AD juga diganti.

Minggu, 20 Oktober 2013

Rombongan Duta Besar Dikawal Kapal Perang Pati Unus

http://data.tribunnews.com/foto/bank/images/kri-pati-unus.jpg



Kapal perang republik Indonesia (KRI) Pati Unus dengan nomor lambung 384 akan mengawal tombongan para duta besar dan perwakilan negara sahabat yang akan melakukan tur ke Gunung Anak Krakatau, Minggu (20/10/2013).

Kapal perang  di bawah jajaran Komando Armada RI Kawasan Barat sudah berada di Pelabuhan Bakauheni sejak pagi. "KRI Pati Unus sudah ada di Bakauheni sejak subuh tadi. Kapal tersebut akan mengawal rombongan peserta Festival Krakatau siang ini, " ungkap Ferdy, seorang anggota Kepolisian Sektor Kawasan Pelabuhan Bakauheni.

Selain KRI Pati Unus 384, menurut Ferdy, Polres Lampung Selatan telah menyiapkan satu kapal patroli. Rombongan tur ke Gunung Anak Krakatau akan menggunakan KMP Dharma Kencana IX, dan akan berangkat dari Pelabuhan Bakauheni menuju ke Gunung Anak Krakatau, sebelum akhirnya ke Pelabuhan Merak, Banten.

Rabu, 16 Oktober 2013

KRI Teluk Parigi-539 Sebarkan Prajurit TNI di Pulau Terluar Papua

http://www.tnial.mil.id/Portals/0/Gallery/Album/1/KRI_TELUK_SIBOLGA_536.jpg

KRI Teluk Parigi 539 bertolak ke pulau-pulau terluar di wilayah Papua yang berbatasan dengan Papua Nugini setelah sebelumnya melaksanakan rotasi Satuan Tugas Pengamanan Pulau-pulau Terluar (Pamputer) di Pulau Marore, Miangas, serta Marampit, Sulawesi Utara.

Kepala Dispen Kolinlamil Letkol Laut KH Heddy Sakti, di Jakarta, Rabu, mengatakan di pulau-pulau tersebut KRI Teluk Parigi-539 telah melaksanakan rotasi pasukan TNI yang tergabung dalam Satgas Pengamanan Pulau terluar yang berbatasan dengan negara tetangga di Wilayah Indonesia Timur.

"Rotasi pasukan itu meliputi debarkasi Satgas Pamputer menggantikan Satgas lama yang sudah purna tugas, setelah sekitar enam bulan menjaga dan mengamankan pulau tersebut, serta peralatan dan perlengkapan yang dipergunakan mendukung penugasan," katanya kepada Antara.

Di Pulau Marore, kata dia, KRI Teluk Parigi-539 debarkasi 10 prajurit marinir dan 11 prajurit TNI AD, di Pulau Miangas menurunkan 10 prajurit marinir dan 10 prajurit TNI AD, serta di Pulau Marampit menurunkan 10 prajurit marinir dan 11 prajurit TNI AD.

Kapal perang TNI AL di bawah jajaran Komando Lintas laut Militer (Kolinlamil) itu, kata Heddy, tengah bersandar di Dermaga Bitung, Sulawesi Utara, untuk melaksanakan pembekalan ulang guna melanjutkan operasi dukungan Pamputer ke wilayah Papua.

Menurut Komandan KRI Letkol Laut (P) Rachmat Arief Bintoro, usai bekal ulang di Bitung, rencananya pada Rabu sore, Kapal perang Angkut Tank tipe Frosch ini akan bertolak dari Bitung menuju Papua untuk melakukan rotasi prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas Pengamanan Pulau terluar, di antaranya Pulau Biak, Pulau Fani, Pulau Bras, serta Pulau Fanildo.

"KRI Parigi akan segera melakukan pamputer di wilayah Papua," katanya.

Jumat, 27 September 2013

Kapal Pendarat Tank Leopart Diproduksi PT PAL

https://fbcdn-sphotos-h-a.akamaihd.net/hphotos-ak-prn2/1380435_441429162644058_764727780_n.jpg

Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Samsoedin mengatakan, Kementerian Pertahanan sedang menyiapkan Landing Shift Tank (LST) atau kapal pendarat tank untuk mengangkut tank besar yang akan dimiliki Indonesia. Kapal pengangkut tank itu kini sedang dibangun oleh industri pertahanan dalam negeri. "PT PAL yang membuatnya," kata Sjafrie seusai berbicara di Simposium Ketahanan Nasional di Universitas Paramadina, Jakarta, Kamis, 26 September 2013.

LST bikinan PT PAL, kata Sjafrie, disebut mampu mengangkut 10 unit tank besar seperti Leopard 2A4 sekali jalan. Dengan kemampuan itu, Kementerian Pertahanan yakin 40 unit Leopard 2A4, 63 unit Leopard 2 Revolusion, dan 50 unit Tank Marder 1A3 ukuran menengah, dan 10 Tank Pendukung mampu didistribusikan secara lancar ke beberapa wilayah Indonesia. "Akhir 2014 kapal bikinan PT PAL sudah siap," kata Sjafrie.

Masyarakat, kata Sjafrie, juga tak perlu khawatir soal bobot tank Leopard yang dianggap bakal merusak jalan raya Indonesia. Leopard 2A4, misalnya, yang berbobot 62 ton disebut bakal merusak jalanan aspal wilayah Indonesia. "Jalan kelas negara tahan dengan beban lebih lebih dari 62 ton," kata Sjafrie.

Selain menjamin jalan Indonesia cukup kokoh untuk dilewati Leopard, Sjafrie yakin tank besar itu tak akan menemui masalah ketika terjun di wilayah Indonesia. Kementerian Pertahanan, kata Sjafrie, sudah menyiapkan akses-akses khusus untuk tank-tank besar macam Leopard 2A4.

Saat ini, Indonesia sudah menerima 2 unit Leopard 2A4 dan 2 unit Marder. Empat tank itu merupakan bagian dari 163 unit tank yang dibeli Indonesia dari Pemerintah Jerman dengan total biaya senilai US$ 280 juta.

Jelang APEC, Kawasan Bali Dijaga 15 Kapal Perang dan 16 Jet Tempur Sukhoi Indonesia

http://data.seruu.com/images/thumbs/article/2013/08/02/kapal-perang-tni-al.jpg

Seluruh perairan di Provinsi Bali telah dijaga 15 kapal perang untuk pengamanan laut menjelang pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Negara Asia Pasifik (KTT APEC) di Nusa Dua, Bali, 1-8 Oktober 2013. "Untuk pengamanan laut ada 15 kapal yang digelar," kata Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko usai memimpin apel Gelar Pasukan Pengamanan Gabungan Kesiapan Menjelang KTT APEC di Denpasar, Kamis (26/9/2013).
   
Menurut dia, selain mengerahkan kapal perang, TNI juga menyiagakan pesawat tempur jenis F-16 di Pangkalan Udara Ngurah Rai dan 16 pesawat Sukhoi dan M-17 di Pangkalan Udara Hassanudin, Makassar. Pengamanan di perairan Pulau Dewata tersebut untuk mengantisipasi gangguan keamanan yang dikhawatirkan masuk melalui jalur laut.
   
Meski demikian, mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat itu menyatakan bahwa situasi keamanan di Pulau Bali saat ini masih kondusif dan terkendali. "Belum ada (gangguan) saat ini, belum perlu dikhawatirkan," ujar jenderal dengan bintang empat di pundaknya itu. TNI, kata Meoldoko, bekerja sama dengan aparat kepolisian dengan mengerahkan 11 ribu personel untuk mengamankan pelaksanaan KTT APEC yang dijadwalkan dihadiri 21 kepala negara itu.
   
Petugas tersebut tak hanya dari Bali dan pusat, tetapi juga didukung oleh petugas TNI dan Polri dari Jawa Timur yang sewaktu-waktu bisa dikerahkan ke Pulau Dewata membantu pengamanan KTT APEC. Selain mengerahkan personel dan peralatan keamanan, TNI juga telah siap mengantisipasi adanya gangguan keamanan yang bisa saja mengancam keselamatan kepala negara yang hadir dalam konferensi internasional tersebut.

"Kami dalam posisi siaga. Sepanjang itu ada ancaman keselamatan kepala negara, ada prosedur tetap yang tegas," tambahnya. Rencananya TNI dan Polri akan bersiaga penuh hingga tiga hari setelah pelaksanaan KTT APEC yang berlangsung di kawasan "Bali Tourism Development Corporation" (BTDC) Nusa Dua.

Kamis, 19 September 2013

Dua Kapal Perang Thailand Tinggalkan Indonesia

http://www.tnial.mil.id/Portals/0/News/SEREMONIAL/september2013/190913%20kaprang%20thailand%20tolak.jpg

Dua Kapal Perang milik Angkatan Laut Thailand HTMS Sukhothai FSGM 422 dengan HTMS Khirirat PF 6, setelah sepuluh hari lamanya menyelenggarakan latihan bersama TNI AL dalam wadah Join Exercise Sea Garuda 17 AB/13. Rabu sore (18/9/2013), tolak dari Dermaga Madura Timur Ujung Surabaya, menuju negara asalnya.

“Latihan bersama antara Angkatan Laut Thailand dan TNI AL - khususnya dengan kekuatan Kapal Perang milik Armada RI Kaswasan Timur yang dinamai Join Exercise Sea Garuda 17 AB/13 untuk sementara selesai dan tidak menutup kemungkinan kami akan datang kembali ke Indonesia untuk menyelenggarakan latihan-latihan seperti ini, dan tidak lupa mengucapkan terimakasih banyak atas segala yang telah diberikan kepada kami hingga latihan ini bisa berjalan dengan penuh kesuksesan,” ungkap Commander Pusit Kirdnaimongcol yang mengomandoi HTMS Sukhothai FSGM 422 disela-sela keberangkatannya.

Keberangkatan ke dua Kapal Perang HTMS Sukhothai FSGM 422 dan dilepas langsung oleh Asops Danlantamal V Kolonel Laut (P) Irvansyah beserta Staf. Serta turut hadir Dansatkat Armatim, Dan KRI Hasanudin, Dan KRI AHP, Dan KRI Pandrong, Kadispotmar Lantamal V, Kadissyahal Lantamal V serta Kadisang Lantamal V.