Tampilkan postingan dengan label Indobatt. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Indobatt. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 26 Oktober 2013

Tim Verifikasi Mabes TNI Kunjungi Kontingen Garuda di Haiti

http://static.liputan6.com/201310/26102013-garuda.jpg

Tim Verifikasi Mabes TNI yang beranggotakan empat orang dibawah pimpinan Kolonel Pnb Ishak Dunggio yang kesehariannya menjabat sebagai Wakil Komandan PMPP (Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian) TNI, mengunjungi Satuan Tugas Kompi Zeni (Satgas Kizi) TNI Kontingen Garuda XXXII-B/MINUSTAH (Mission des Nations Unies pour la Stabilisation en Haiti) di Haiti.

Kunjungan Tim Verifikasi Mabes TNI adalah untuk meninjau kondisi material, alat peralatan serta kendaraan yang dimiliki oleh Kontingen Garuda yang sedang melaksanakan misi sebagai bagian dari pasukan penjaga perdamaian PBB di Haiti. Diharapkan dari hasil peninjauan diperoleh data yang valid tentang kondisi seluruh material, alat peralatan dan kendaraan guna melengkapi bahan laporan serah terima dengan kontingen Satgas Kizi TNI yang baru serta sebagai laporan kepada satuan atas tentang kebutuhan barang yang diperlukan bagi pelaksanaan operasional Satgas Kizi TNI di daerah penugasan nantinya.

Rombongan Tim Verifikasi Mabes TNI tiba di Bandara Udara Internasional Toussaint Louverture, Port Au Prince – Haiti, Rabu (23/10/2013) pukul 13.15 waktu setempat. Kedatangan rombongan disambut langsung oleh Komandan Satgas Kontingen Garuda XXXII-B/Minustah Letkol Czi Arief Novianto dengan didampingi Kapten Laut (P) Arief Setywan selaku Pasi Intel dan Lettu Czi Ridwan SH selaku Pa Seksi Logitik Satgas.

Sebelum bertolak menuju Bumi Garuda Camp yang merupakan markas Satgas Kizi TNI Kontingen Garuda XXXII-B/Minustah di Gonaives-Haiti, rombongan tim beserta Komandan Satgas melaksanakan courtesy call dengan Deputy Force Commander, Brigadir Jenderal Gabriel Jorge Gurrero di ruang kerjanya, Delta Camp, Port Au Prince – Haiti. Setibanya di Bumi Garuda Camp-Gonaives, rombongan disambut oleh Wadansatgas dengan didampingi oleh seluruh perwira satgas.

Keesokan harinya, Tim Verifikasi Mabes TNI menerima paparan dari Komandan Satgas Kizi TNI Letkol Czi Arief Novianto tentang situasi dan hal-hal menonjol dari Satgas Kizi TNI Kontingen Garuda XXXII-B/Minustah di Haiti. Paparan ini lebih dititikberatkan untuk membahas hal-hal yang menonjol di bidang logistik. Kegiatan dilanjutkan dengan meninjau kondisi alat peralatan, kendaraan dan sarana serta akomodasi yang dimiliki oleh Satgas Kizi TNI.
 
http://static.liputan6.com/201310/26102013-garuda1.jpg

Sebelum rombongan Tim Verifikasi Mabes TNI bertolak kembali ke Port Au Prince, Wakil Komandan PMPP TNI selaku Ketua Tim Verifikasi Kolonel Pnb Ishak Dunggio berkesempatan memimpin pelaksanaan apel pagi. Dalam kesempatan tersebut, Wakil Komandan PMPP TNI berpesan bahwa keberhasilan yang telah dicapai Satgas Kizi TNI Kontingen Garuda akan mengangkat nama dan integritas Bangsa Indonesia di dunia internasional dan prestasi ini agar tetap terus dipertahankan.

Jumat, 11 Oktober 2013

167 Prajurit TNI Berangkat Ke Haiti

http://www.antarasumut.com/wp-content/uploads/2011/05/peristiwa-prajurit-indobatt-08.jpg

Sebanyak 167 Prajurit TNI yang tergabung dalam Satuan Tugas Kompi Zeni Kontingen Garuda XXXII-C/ Mission des Nations Unies pour la Stabilisation en Haiti (Minustah) di bawah pimpinan Mayor Czi Alfius Navirinda K siap berangkat ke Haiti.

Kepastian pemberangkatan itu dinyatakan Komandan Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI Brigjen TNI AM Putranto yang mewakili Asops Panglima TNI Mayjen TNI Ridwan saat menutup latihan penyiapan Satgas Kizi Konga XXXII-C/Minustah, di PMPP TNI Sentul, Bogor, Jawa Barat,Jumat.

Ke-167 prajurit TNI itu terdiri dari tiga orang Mabes TNI, 141 orang TNI Angkatan Darat, 18 orang TNI Angkatan Laut dan 5 orang TNI Angkatan Udara.

"Saat ini para peserta latihan sudah mempunyai bekal pengetahuan dan kemampuan untuk ditugaskan sebagai pasukan penjaga perdamaian khususnya pada misi Minustah Haiti dan siap bertugas melanjutkan misi Konga XXXII-B/Minustah," kata Asops Panglima TNI.

Kamis, 12 September 2013

Tim ECU Mengecek Lingkungan Markas TNI di Haiti

http://static.liputan6.com/201309/130912atni.jpg

Setiap 6 bulan sekali Tim ECU (Environmental Compliance Unit) sebuah unit bagian dari The Office of the Director of Mission Support Division (ODMS) yang memiliki tugas dalam penanganan masalah lingkungan melakukan pengecekan terhadap seluruh fasilitas yang dimiliki oleh Minustah (Mission des Nations Unies pour la Stabilisation en Haiti). Dengan tujuan untuk memberikan penilaian bagi seluruh kontingen sebagai penjaga perdamaian PBB di Haiti dalam usahanya turut serta menjaga kelestarian lingkungan. Serta memberikan saran dan solusi apabila ditemukan hal-hal yang menonjol terkait persoalan lingkungan yang ditemukan selama pengecekan.

Untuk kedua kalinya Tim ECU melaksanakan pengecekan terhadap pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh Satgas Kizi TNI Konga XXXII-B/Minustah untuk turut serta menjaga kelestarian lingkungan. Tim yang diketuai oleh dr Fernando Munoz selaku Environmental Military Officer beserta dua stafnya tiba di Markas Satgas Kizi TNI, Bumi Garuda Camp, Gonaives-Haiti, pada Selasa 10 September 2013 untuk melaksanakan pengecekan tempat para prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas Kizi TNI bertempat tinggal.

Setelah diterima di ruang kerja Dansatgas Kizi TNI Letkol Czi Arief Novianto, selanjutnya rombongan Tim ECU melaksanakan peninjauan ke lapangan. Adapun tempat-tempat yang menjadi obyek pengecekan, antara lain bengkel pemeliharaan angkutan dan alat berat, penyimpanan bahan bakar dan pelumas, pemeliharaan dan operasional generator, pengolahan limbah baik limbah organik maupun limbah padat, pengolahan air minum termasuk petugas logistik, dan personel lain yang berkaitan dengan penanganan limbah terhadap lingkungan.

Melihat secara langsung usaha yang telah dilakukan Satgas Kizi TNI dalam usaha turut serta menjaga kelestarian lingkungan, Tim ECU memberikan penilaian yang sangat baik karena tidak ditemukan hal-hal yang menonjol selama dilakukan pengecekan. Sementara itu, saat berita ini diturunkan, telah diperoleh hasil bahwa Satgas Kizi TNI Konga XXXII-B/Minustah memperoleh hasil yang terbaik. Hal ini berdasarkan berita elektronik yang disampaikan oleh Director of Mission Support Division (DMS) kepada Dansatgas Kizi TNI.

Minggu, 08 September 2013

Indonesia Siap Kirim Pasukan Perdamaian Ke Suriah

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhuGY-71Le-lSsDGoUlHmdCSwdIEGQfahTE_aBEVtnZmuN3HahemdJsRBcRgkanBoMD7L6t_kQcqPp3KoNhOYQpe2qT9l4GcSLoz299B4AP10wzLGGO1I7CrNvIOX77cMVhjjBtO-AjLKA/s640/59061_pasukan_tni_di_lebanon_dalam_misi_pbb.jpg

Indonesia siap mengirimkan pasukan perdamaian ke Suriah bila PBB berhasil memaksa pihak berkonflik untuk gencatan senjata. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, gencatan senjata cara yang dapat ditempuh PBB untuk menyelesaikan konflik Suriah yang semakin memanas dan bisa tidak terkendali. "Saya terus menjalin komunikasi dengan Sekjen PBB dan sejumlah kepala negara untuk mencari solusi mengakhiri konflik Suriah ini," kata Presiden SBY di dalam pesawat kepresidenan dari penerbangan St Petersburg menuju Dubai dan Jakarta, Sabtu.

Dalam pertemuan pemimpin dunia di G-20 Petersburg, Rusia, Presiden menyampaikan opsi penyelesaian konflik Suriah, di luar opsi yang kini berkembang, yakni opsi militer dan opsi diplomasi. Menurut Presiden, harus ada opsi alternatif, yakni gencatan senjata antara pemerintah Suriah dan oposisi.

Di Petersburg, kepada Sekjen PBB, Ban Ki Moon yang didampingi utusan khusus PBB untuk Suriah dan Liga Arab, Lakdhar Brahimi, Presiden menyarankan DK PBB segera memutuskan gencatan senjata dan memberi mandat pasukan perdamaian. Setelah gencatan senjata dilaksanakan atas mandat PBB, dilanjutkan pengalokasian bantuan kemanusian, dan penyelesaian politik yang transparan oleh rakyat Suriah.

Presiden mengatakan, kemampuan Indonesia untuk menyelesaikan konflik Suriah ini terbatas. Indonesia bukan negara super power, bukan pula negara yang memiliki hak veto, juga bukan anggota DK PBB. Namun, sebagai negara yang berpenduduk mayoritas muslim, Indonesia memiliki tanggung jawab moral untuk menghindari tragedi kemanusiaan di Suriah. "Saya terus bekerja, melakukan dialog, komunikasi dengan sejumlah pemimpin negara berpengaruh. Namun perlu juga dipahami bahwa posisi Indonesia tidak cukup kuat untuk penyelesaian konflik ini, namun kita tidak berdiam diri saja," ujar Presiden.

Sehari sebelum kembali dari Rusia, Presiden SBY bertemu Sekjen PBB Bang Ki Moon di St Patersburg, Rusia. Presiden menegaskan penyelesaian konflik Suriah tidak tepat melalui kekuatan militer. "Tidak tepat aksi militer untuk tujuan menghukum atau mencegah senjata kimia di Suriah tanpa kesepakatan PBB. Kekuatan militer bukan solusi yang baik, kita tidak menghendaki solusi itu," ujar Presiden dalam jumpa pers usai KTT G-20 di St Petersburg.

Konflik Suriah menjadi perhatian besar pertemuan pemimimpin puncak G-20 di Petersburg. Apalagi, semua pemimpin negara yang memiliki hak veto PBB hadir dalam pertemuan tersebut, yakni Presiden AS, Presiden Rusia, Presiden China, PM Inggris, dan Presiden Prancis. Lima negara pemilik hak veto tersebut mempunyai pandangan berbeda dalam penyelesaian soal Suriah ini, ada yang setuju kekuatan militer, ada yang menolak.

Rusia salah satu penentang penggunaan kekuatan militer. Presiden Rusia, Vladimir Putin mengatakan, serangan terhadap Suriah tanpa persetujuan Dewan Keamanan PBB, sama artinya melakukan agresi militer. Putin juga menyebutkan, pemimpin Suriah Bashar al Assad tidak mungkin menginzinkan pasukannya menggunakan senjata kimia.

Para analis menduga, Presiden Barack Obama berupaya meyakinkan negara-negara G-20 untuk menyetujui rencana AS menyerang Suriah dengan alasan senjata kimia. Namun, upaya ini disambut dingin. Para pemimpin dunia yang hadir di KTT ini cenderung menyerahkan soal ini ke Dewan Keamanan PBB dan mendorong penyelesaian politik daripada kekuatan senjata.

Presiden Dewan Eropa, Herman Van Rompuy di St.Petersburg menyatakan, solusi memnyelesaikan persoalan Suriah bukan dengan kekuatan militer. "Jangan ada solusi militer, hanya penyelesaian politik yang dapat menghentikan konflik di Suriah," katanya. Seruan serupa juga disampaikan Presiden Komisi Eropa, Jose Barroso. "Uni Eropa berkeyakinan bahwa harus ada upaya keterlibatan melalui solusi politik bagi konflik tersebut," kata Barosso.